Hubungan Neutrophil-Lymphocite Ratio Terhadap Kejadian Stenosis Akses Vaskular Pada Pasien Hemodialisis Rutin
Sutri Enita Lubis, dr. Iri Kuswadi Sp.PD-KGH; dr. Yulia Wardhani Sp.PD-KGH
2025 | Tesis-Spesialis | S2 Ilmu Penyakit Dalam
Latar Belakang: Penyakit Ginjal Tahap Akhir (PGTA) ditandai dengan kebutuhan terapi pengganti ginjal. Kondisi ini berkaitan dengan beban inflamasi yang cukup tinggi. Sehingga sangat dihubungkan dengan komplikasi vaskular pada penderitanya. Kondisi inflamasi yang terjadi berhubungan dengan kejadian stenosis (keadaan patologis pada tunika intima) sehingga mengganggu akses vaskular. NLR dianggap mampu merepresentasikan kondisi inflamasi sistemik individu. Oleh sebab itu, peningkatan NLR dikaitkan dengan peningkatan insidensi stenosis akses vaskular pada penderita dengan PGTA.
Tujuan
Penelitian:
Mengetahui hubungan Neutrophil-to-Lymphocyte Ratio (NLR) dengan kejadian
akses vaskular penderita dengan PGTA
Metode Penelitian:
Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain potong lintang (cross-sectional)
di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito (RSUP Dr. Sardjito).
Kriteria inklusi penelitian adalah penderita PGTA yang menjalani hemodialisa
rutin minimal tiga bulan dan berusia diatas 18 tahun. Pasien juga harus
menggunakan akses vaskular dalam bentuk ateriovenous fistula atau graft. Data
diperoleh secara sekunder berupa data demografi, laboratorium (NLR), dan hasil
pemeriksaan Doppler Ultrasonografi (DUS) dalam menentukan ada/tidaknya stenosis
pada akses vaskular. Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan Chi-Square
dilanjutkan dengan analisis multivariat yang dilakukan dengan menggunakan
regresi logistik multipel. Penentuan nilai titik potong baru terhadap NLR dan
kejadian stenosis ditentukan dengan menggunakan kurva Receiving Operator
Curve (ROC). Nilai p-value dibawah 0,05 dianggap secara statistik
bermakna.
Hasil
Penelitian:
Karakteristik demografi yang ditemukan pada penelitian ditemukan bahwa kelompok
pria lebih dominan dibandingkan wanita dengan perbandingan yang hampir sama
(53,4?n 46,6%). Sementara itu, kategori usia dibawah 60 tahun ditemukan
sebanyak 89,7% atau sebanyak 52 orang. Nilai rata-rata pasien yang terlibat
pada penelitian ini adalah sebesar 44,97±10,77. Berdasarkan profil akses
vaskular, durasi AV graft/fistula yang ditemukan lebih dari 90% atau 53 pasien
memiliki akses tersebut lebih dari 12 bulan dengan durasi HD lebih dari tiga
tahun dijumpai pada 63,8% pasien pada penelitian ini. Lokasi AV graft/fistula
tersering yang dijumpai adalah regio radio-cephalica dengan proporsi sebesar
58,6%. Analisis kurva ROC menemukan titik potong optimal dalam menentukan variabel
dikotom (ada/tidaknya stenosis) sebesar 5,25. Analisis multivariat dan bivariat
dengan menggunakan titik potong 5,25 menemukan bahwa obesitas dan NLR diatas
5,25 berhubungan secara signifikan dengan kejadian stenosis pada penderita
PGTA.
Kesimpulan: Peningkatan NLR berhubungan secara
signifikan dengan kejadian stenosis pada akses vaskular penderita PGTA. Semakin
tinggi nilai NLR berkaitan dengan peningkatan proporsi penderita dengan
stenosis. Sehingga, evaluasi NLR secara berkala penting dilakukan dalam
menentukan risiko terjadinya stenosis akses vaskular
Background: End-stage renal disease (ESRD) is characterized by the need for renal replacement therapy. This condition is associated with a significant inflammatory burden, which is closely linked to vascular complications in affected individuals. Inflammation is believed to contribute to stenosis—a pathological condition involving the tunica intima—that interferes with vascular access. The neutrophil-to-lymphocyte ratio (NLR) is considered a useful marker for representing systemic inflammatory status. Therefore, an elevated NLR has been associated with increased incidence of vascular access stenosis in patients with ESRD.
Objective: To investigate
the association between neutrophil-to-lymphocyte ratio (NLR) and vascular
access stenosis in patients with ESRD.
Material and Methods: This was a
cross-sectional study conducted in the Hemodialysis Unit of Dr. Sardjito
General Hospital. Inclusion criteria included patients with ESRD undergoing
routine hemodialysis for at least three months, aged over 18 years, and
utilizing vascular access in the form of an arteriovenous fistula or graft.
Secondary data were collected, including demographic information, laboratory
parameters (NLR), and Doppler ultrasonography (DUS) findings to determine the
presence of vascular access stenosis. Bivariate analysis was performed using
the chi-square test, followed by multivariate analysis using multiple logistic
regression. The optimal cut-off value for NLR in predicting stenosis was
determined using the Receiver Operating Characteristic (ROC) curve. A p-value
below 0.05 was considered statistically significant.
Results: The demographic
characteristics showed a slight male predominance (53.4% male vs. 46.6?male). Most patients (89.7% or 52 individuals) were under the age of 60, with
an average age of 44.97 ± 10.77 years. Over 90% (53 patients) had an
arteriovenous fistula/graft in place for more than 12 months, and 63.8% had
been on hemodialysis for more than three years. The most common vascular access
site was the radiocephalic region, observed in 58.6% of patients. ROC curve
analysis identified 5.25 as the optimal cut-off point for NLR in distinguishing
between the presence or absence of stenosis. Both bivariate and multivariate
analyses using this cut-off found that obesity and an NLR greater than 5.25
were significantly associated with the incidence of vascular access stenosis in
patients with ESRD.
Conclusion: An elevated NLR is significantly associated with the occurrence of vascular access stenosis in patients with ESRD. Higher NLR values correlate with an increased proportion of stenosis cases. Therefore, regular monitoring of NLR may be important in assessing the risk of vascular access stenosis.
Kata Kunci : Stenosis, Akses vaskular, hemodialisa, inflamasi