Hubungan Rasio Netrofil - Limfosit terhadap Kesintasan Pasien Limfoma Sel B Besar Difus Primer Sistem Saraf Pusat

Yohan Agusaputra Situmorang, dr. Rachmat Andi Hartanto, Sp. BS(K).; dr. Ery Kus Dwianingsih, Ph.D., Sp.PA(K),

2025 | Tesis-Spesialis | S2 Ilmu Penyakit Syaraf

Latar Belakang: Limfoma sel B besar difus primer SSP merupakan limfoma non- Hodgkin ekstranodal yang memiliki sifat sangat agresif. Relative survival rate dalam 5 dan 10 tahun adalah 35.2?n 27.5%. Hubungan antara NLR dengan kesintasan pada pasien DLBCL primer SSP berpotensi digunakan untuk menentukan prognosis. Metode: Seluruh pasien yang terdiagnosis limfoma sel B besar difus primer SSP pada pemeriksaan patologi anatomi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2019–2025 dan tidak terbukti memiliki temuan limfoma sistemik diikutsertakan dalam studi ini. Dilakukan pengambilan data dari bagian rekam medik. Data NLR diambil dari pemeriksaan darah saat admisi sebelum dilakukan operasi pengambilan sampel tumor. 

Hasil: Terdapat 38 pasien yang diikutsertakan dalam studi ini dengan mean OS 21,25±3,4 minggu, dan median OS 13 minggu. Nilai cutoff NLR ditentukan 2,439 dari analisa ROC dengan Youden index tertinggi (0,267) dan AUC = 0,562. Rerata dan median kesintasan kelompok NLR < 2> 2,439 (19,52±3,51 minggu dan 13 minggu) tidak bermakna signifikan secara statistik (p=0,229). Dari analisa univariat, radioterapi dan kemoterapi secara signifikan berhubungan dengan kesintasan dengan p=0,001 dan p=0,022. Hubungan usia, jenis kelamin, lokasi tumor atau kelompok MSKCC terhadap kesintasan tidak bermakna signifikan secara statistik (p>0.05). Analisa multivariat menampilkan radioterapi (HR=0,105;

95%CI: 0,021–0,518; p=0,006) dan kemoterapi (HR=0,297; 95%CI: 0,104–0,852; p=0,024) secara signifikan menurunkan risiko kematian. Keberadaan lesi multifokal juga menunjukkan efek protektif terhadap kematian (HR=0,353; 95% CI: 0,140–0,0891; p=0,027). Sebaliknya, keterlibatan struktur otak dalam berhubungan dengan peningkatan risiko kematian hampir 12 kali lipat (HR=11,995; 95% CI: 2,293-62,75; p=0,003).

Kesimpulan: Pada penelitian ini NLR yang dinilai saat admisi, sebelum pengambilan sampel tumor secara operasi, tidak memiliki hubungan signifikan terhadap luaran utama yaitu kesintasan pada pasien limfoma sel B besar difus primer SSP.

Background: Primary CNS DLBCL is a type of extranodal non-Hodgkin lymphoma characterized with a highly aggressive course. The 5-year and 10-year relative survival rate are 35.2% and 27.5%. The association between NLR and primary CNS DLBCL survival rate may be potentially serve as a prognostic indicator

Method: This study included all patient that was diagnosed with primary CNS DLBCL with clear histopathology in RSUP Dr. Sardjito between 2019 and 2025 with no evidence of systemic lymphoma. Data were collected from medical records. NLR values were obtained from complete blood test at admission prior to tumor biopsy surgery

Results: A total of 38 patients included in this study with mean OS 21,25±3,4 weeks, and median OS 13 weeks. The NLR cutoff point determined as 2,439 from ROC analysis with highest Youden index (0,267) and AUC = 0,562. The mean and median survival for NLR < 2> 2,439 group (19,52±3,51 week and 13 week) was not statistically significant (p=0,229). Univariate analysis showed that radiotherapy and chemotherapy were significantly associated with survival (p=0,001 and p=0,022, respectively). There were no statistically significant associations beetween survival and age, sex, tumor location, or MSKCC classification (p>0.05). Multivariate analysis showed that radiotherapy (HR=0,105; 95%CI: 0,021–0,518; p=0,006) and chemotherapy (HR=0,297; 95%CI:0,104–0,852; p=0,024) significantly reduce the risk of death. The presence of multifocal lesions also showed a protective effect (HR=0,353; 95% CI:0,140–0,0891; p=0,027). Deep brain involvement was associated with an almost 12-fold increased risk of death (HR=11,995; 95% CI:2,293-62,75; p=0,003).

Conclusion: In this study, NLR at admission proir to tumor biopsy surgery was not significantly associated with overal survival in patients with primary CNS DLBCL

Kata Kunci : Limfoma sistem saraf pusat, CNS DLBCL, NLR, prognosis