Kombinasi Konsumsi Buah Tin (Ficus Carica) dengan Olahraga Aerobik Intensitas Sedang sebagai Proteksi Terhadap Inflamasi dan Hipoksia: Kajian terhadap kadar kreatinin serum, ekspresi mRNA tumor necrosis factor-alpha (TNF-alpha), interleukin 10 (IL-10), gambaran struktur histologi pewarnaan HE glomerulus pada organ ginjal tikus Sprague Dawley

Tasya Raudatul Jannah, dr. Andreanyta Meliala, Ph.D, AIFM; Dr. dr. Sri Lestari Sulistyo Rini, M.Sc

2025 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedis

Latar Belakang: Inflamasi adalah respons fisiologis tubuh yang bersifat proteksi terhadap rangsangan berbahaya pada fase akut, namun dapat berkembang menjadi penyakit kronis apabila paparan berlangsung secara berkepanjangan. Lipopolysaccharide (LPS) adalah endotoksin permukaan bakteri gram negatif yang digunakan pada hewan coba model inflamasi. LPS akan berikatan dengan TLR4 dan memicu aktivasi transkripsi NF-?B serta pelepasan sitokin pro-inflamasi. Pangan fungsional dengan kandungan antioksidan seperti buah tin dan olahraga aerobik intensitas sedang (OR) diketahui dapat memodulasi sistem imun dengan meregulasi mediator anti-inflamasi dan meningkatkan antioksidan bagi tubuh. Kombinasi kedua sumber antioksidan tersebut bekerja secara sinergis dalam proteksi kondisi inflamasi.

Tujuan: Penelitian ini menilai kapasitas proteksi dari konsumsi Puree Buah Tin (PBT) dan olahraga aerobik intensitas sedang (OR), secara tunggal maupun kombinasi keduanya pada kondisi inflamasi dan hipoksia terhadap kadar kreatinin serum, ekspresi mRNA TNF-?, ekspresi mRNA IL-10 dan skor cedera glomerulus ginjal.

Metode: Penelitian menggunakan 24 ekor tikus Sprague Dawley (Rattus norvegicus) jantan, berumur 3-4 bulan dengan berat badan 180-200 g menggunakan metode quasi-experimental dengan pretest–posttest control group design (kreatinin serum) dan post test only controlled group design (ekspresi mRNA dan histologi). Hewan coba dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan (n=4), yaitu kelompok 1 (kontrol positif); kelompok 2 (LPS+hipoksia); kelompok 3 (PBT+LPS+hipoksia); kelompok 4 (OR+LPS+hipoksia); kelompok 5 (PBT+OR+LPS+hipoksia); & kelompok 6 (PBT+OR+hipoksia). Pemeriksaan ekspresi mRNA TNF-? dan ekspresi IL-10 menggunakan reverse transcriptase-polymerase chain reaction (RT-PCR) dan dianalisis dengan software ImageJ. Pengamatan histologi menggunakan pewarnaan Hematoxylin-Eosin untuk menilai skor cedera glomerulus ginjal.

Hasil: Kelompok kombinasi PBT dan OR menunjukkan kadar kreatinin serum, ekspresi mRNA TNF-? (p=0,02) dan skor cedera glomerulus (p=0,000) yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok 2 (kontrol negatif). Sebaliknya, ekspresi mRNA IL-10 lebih tinggi (p=0,02) pada kelompok kombinasi PBT dan OR dibandingkan dengan kelompok 2 (kontrol negatif).

Kesimpulan: Pemberian kombinasi PBT dan olahraga aerobik intensitas sedang efektif sebagai proteksi melawan inflamasi yang diperburuk dengan hipoksia. Kapasitas proteksi ditandai dengan kadar kreatinin serum, ekspresi mRNA TNF-? dan cedera glomerulus ginjal yang lebih rendah, serta ekspresi mRNA IL-10 lebih tinggi dari kelompok 2 (kontrol negatif) dan perlakuan tunggal (PBT/OR saja).

Background: Inflammation is a physiological response of the body that serves as a protective mechanism against harmful stimuli in the acute phase, but it can develop into a chronic disease if exposure persists for an extended period. Lipopolysaccharide (LPS) is a surface endotoxin of gramme-negative bacteria used in animal models of inflammation. LPS attaches to TLR4 and starts the activation of NF-?B, which leads to the release of substances that promote inflammation. Functional foods with antioxidant content, such as figs, and moderate-intensity aerobic exercise (OR), are known to modulate the immune system by regulating anti-inflammatory mediators and enhancing antioxidants for the body. The combination of these two sources of antioxidants works synergistically in protecting against inflammatory conditions. Objective: This study evaluates the protective capacity of consuming Fig Fruit Puree (PBT) and moderate-intensity aerobic exercise (OR), both individually and in combination, on serum creatinine levels

Method: The study used 24 male Sprague Dawley rats (Rattus norvegicus), aged 3-4 months with a body weight of 180-200 g, employing a quasi-experimental method with a pretest-posttest control group design (serum creatinine) and a post-test-only controlled group design (mRNA expression and histology). The test animals were divided into 6 treatment groups (n=4), namely group 1 (positive control); group 2 (LPS+hypoxia); group 3 (PBT+LPS+hypoxia); group 4 (OR+LPS+hypoxia); group 5 (PBT+OR+LPS+hypoxia); & group 6 (PBT+OR+hypoxia). Examination of TNF-? mRNA expression and IL-10 expression was conducted using reverse transcriptase-polymerase chain reaction (RT-PCR) and analysed with ImageJ software. Histological observation used Hematoxylin-Eosin staining to assess the renal glomerular injury score.

Results: The combination group of PBT and OR showed lower serum creatinine levels, TNF-? mRNA [removed]p=0,02), and glomerular injury scores (p=0,000) compared to group 2 (negative control). Conversely, IL-10 mRNA expression was higher (p=0,02) in the combination group of PBT and OR compared to group 2 (negative control).

Conclusion: The administration of a combination of PBT and moderate-intensity aerobic exercise is effective as protection against inflammation exacerbated by hypoxia. The protective capacity is marked by lower serum creatinine levels, lower TNF-? mRNA expression, and less kidney glomerular injury, as well as higher IL-10 mRNA expression compared to group 2 (negative control) and single treatment (PBT/OR only).

Kata Kunci : buah tin, olahraga aerobik, inflamasi, hipoksia, ginjal, TNF-alpha,, IL-10