Laporkan Masalah

Risiko Hipernatremia LRO WHO pada pengobatan diare cair akut balita

ALAYDRUS, Chatidjah,

2004 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Klinik

Pemberian larutan elektrolit sebagai pengganti kehilangan cairan selama diare adalah hal terpenting dalam terapi penyakit diare. Lebih dari 35 tahun WHO merekomendasikan LRO dengan kadar natrium 90 mmol/L dan osmolaritas total 311 mmol/L dimana menampakkan hasil penurunan angka kematian secara dramatis. Larutan ini lebih hiperosmolar dibanding plasma sehingga dapat meningkatkan risiko hipernatremia terutama pada bayi dan anak, sehingga WHO perlu untuk merekomendasikan LRO osmolaritas rendah dengan kadar natrium 60 mmol/L. Berbagai penelitian untuk menilai efikasi maupun efek samping hipernatremia pada LRO WHO telah dilakukan diberbagai rumah sakit di dunia dimana menunjukkan efikasi LRO WHO maupun osmolaritas rendah sama tetapi efek samping hipernatremia menunjukkan hasil yang kontroversial. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan risiko hipernatremia, kepatuhan pemakaian LRO terhadap kejadian hipernatremia antara LRO WHO dengan LRO osmolaritas rendah pada pengobatan diare cair akut anak di komunitas. Rancangan penelitian uji klinis acak buta ganda digunakan dalam penelitian ini. Anak-anak sebanyak 30 yang berumur antara kurang dari 5 tahun yang datang di IRD dan poliklinik RS.Dr.Sarjito dengan diare cair akut dan tidak ada tanda dehidrasi sampai dehidrasi tak berat dirandomisasi untuk menerima LRO osmolaritas rendah atau LRO standar WHO. Perlakuan kepada subyek baik diberikan LRO WHO maupun osmolaritas rendah sampai diare berhenti. Luaran yang dinilai adalah hipernatremia, penilaian dengan menggunakan uji t. Estimasi efek merugikan dilakukan dengan menghitung NNH. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa LRO WHO masih aman dipakai untuk penanganan diare cair akut anak.

Giving electrolyte solution as replacing lost solution during diarrhea is the most important issues in the management of diarrhea disease. More than 35 years WHO have recommended oral rehydration solution containing 90 mmol/L of sodium, and total osmolarity 311 mmol/L which showed dramatical decreasing of mortality rate. This solution is more hiperosmolar than plasma that can increase the risk of hypernatremia and volume of diarrhea, especially in infant and child therefore WHO give recommendation to use hypoosmolar solution with sodium concentration 60 mmol/L. Various studies have been done to assess efficacy and side effect of hypernatremia between WHO ORS with hypoosmolar ORS. Both ORS had the same efficacy but the side effect still controversial. The aim of this study is to compare the risk of hypernatremia, correlation of ORS compliance with the incidence hypernatremia between standard ORS and hypoosmolar ORS in the treatment of acute watery diarrhea in children’s community. The method is double blind randomized controlled trial. Thirsty children less than 5 years old, who visit the emergence department and outpatient clinic in Sarjito general hospital with acut watery diarrhea without dehydration are randomized to received standard WHO ORS. The treatment WHO ORS or reduced osmolarity given until diarrhea was stop. Primer outcome is hypernatremia and will asses with t test. Estimation of harm use NNH (Number Needed to Harm) calculation. The result of this study is to proved the administration of WHO ORS in the treatment acute watery diarrhea in children

Kata Kunci : Diare,Pengobatan LRO,Risiko Hipernatremia, diarrhea, oral rehydration solution, children


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.