Transformasi Ideologi Estetik Ahmad Tohari dalam Novel Di Kaki Bukit Cibalak dan Orang-Orang Proyek
Dinnatul Lailiyah, Prof. Dr. Aprinus Salam, M.Hum
2025 | Tesis | S2 Sastra
Situasi Orde Baru dalam prosa Indonesia mutakhir, khususnya
novel, masih cukup masif direproduksi, meskipun rezim itu telah runtuh sejak
tahun 1998. Munculnya situasi Orde Baru dalam setiap karya tersebut akan
berbeda-beda sesuai dengan cara pengarang mengemasnya berhadapan dengan situasi
sosial-politik dan ekonomi yang melingkupi kelahirannya. Cara ‘mengemas’ karya
sastra itu berhubungan dengan pengolahan ideologi estetik masing-masing
pengarangnya. Salah satu pengarang yang juga menuliskan situasi Orde Baru,
bahkan dalam dua kurun waktu dan situasi sosial yang berbeda, adalah Ahmad
Tohari. Hal itu dapat kita lihat dalam dua novelnya, yakni Di Kaki Bukit Cibalak (1978) dan Orang-Orang Proyek (2001). Dua novel tersebut diterbitkan dalam dua
rezim pemerintahan yang berbeda, yakni ketika Orde Baru itu masih berkuasa dan
setelah keruntuhannya, dua masa yang memiliki kebijakan yang relatif berbeda
terhadap produksi karya sastra.
Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana
ideologi estetik Ahmad Tohari dalam dua masa tersebut dengan dukungan teori
kritik materialistik Terry Eagleton. Ideologi estetik merupakan salah satu
bagian dari konstituen eksternal yang dikemukakan oleh Terry Eagleton.
Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, yakni pemeriksaan skematis
konstituen utama, yang terdiri dari konstituen eskternal dan konstituen
internal dari novel Di Kaki Bukit Cibalak
dan Orang-Orang Proyek.
Selanjutnya, dari pemeriksaan tersebut akan dianalisis secara lebih spesifik
mengenai ideologi estetik Ahmad Tohari dalam dua novel tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ideologi estetik
Ahmad Tohari dalam kedua novel yang ditulis dalam dua masa yang berbeda
tersebut mengalami transformasi, yakni dari optimisme kritis atau realisme
heroik novel Di Kaki Bukit Cibalak ke
realisme pesimistis novel Orang-Orang
Proyek.
Kata Kunci:
Ahmad Tohari, ideologi estetik, Terry Eagleton, Orde Baru
The Orde Baru (New Order)
situation in recent Indonesian prose, especially novels, is still quite
massively reproduced, even though the regime had collapsed since 1998. The
emergence of the Orde Baru situation in each of these works will vary according
to the way the author presents it vis-à-vis the socio-political and economic
situation surrounding its birth. The way of presenting the literary work is
related to the author's aesthetic ideology. One author who also writes about
the Orde Baru situation, even in two different time periods and social
situations, is Ahmad Tohari. We can see this in his two novels, Di Kaki
Bukit Cibalak (1978)
and Orang-Orang
Proyek (2001).
The two novels were published in two different government regimes, namely when
the Orde Baru was still in power and after its collapse, two periods that had
relatively different policies towards the production of literary works.
Therefore, this research aimed to
see how Ahmad Tohari's aesthetic ideology in these two periods with the support
of Terry Eagleton's materialistic criticism theory. Aesthetic ideology is one
part of the external constituents proposed by Terry Eagleton. This research was
conducted through two stages, namely a schematic examination of the main
constituents, which consist of external constituents and internal constituents
of the novels Di Kaki Bukit Cibalak and Orang-Orang Proyek. Furthermore, the examination had been analyzed in
more specifically regarding Ahmad Tohari’s aesthetic ideology in these two
novels.
The results of this study showed
that Ahmad Tohari's aesthetic ideology in his two novels written in two
different periods underwent a transformation, namely from the critical optimism
or heroic realism of the novel Di Kaki Bukit Cibalak to the pessimistic realism of the novel Orang-Orang
Proyek.
Keywords: Ahmad Tohari, Aesthetic Ideology, Terry Eagleton, New Order
Kata Kunci : Ahmad Tohari, Aesthetic Ideology, Terry Eagleton, New Order
