Efek kombinasi Ketamin dan Xylazin terhadap hilangnya rasa sakit dan gambaran darah anjing (Canis familiaris) yang dilaparotomi
SAYUTI, Arman, drh. Agus Budi Santosa, MS
2004 | Tesis | S2 Sain VeterinerPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian anestetika kombinasi ketamin – xilazin dalam berbagai dosis terhadap durasi anestesi, rasa sakit, lebar regangan rahang dan gambaran darah pada saat hewan teranastesi. Sebanyak 9 ekor anjing lokal diperoleh dari wilayah sekitar Yogyakarta berumur 4-5 bulan dengan berat badan 4-5 kg dibagi dalam tiga kelompok. Masing – masing kelompok terdiri dari 3 ekor anjing dan diberikan injeksi dengan atropin sulfat dengan dosis 0,04 mg/kg bb. Kelompok I diinjeksikan dengan ketamin 10 mg/kg bb dan xilazin dengan dosis 2 mg/kg bb, kelompok II diinjeksikan dengan ketamin 20 mg/kg bb dan xilazin dengan dosis 2 mg/kg bb, kelompok III diinjeksikan dengan ketamin 40 mg/kg bb dan xilazin dengan dosis 2 mg/kg. Pengambilan darah dilakukan 1 hari sebelum perlakuan dan 5 menit setelah tidur. Pemeriksaan darah rutin akan dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada dan pemeriksaan kadar gas darah dilakukan dibagian patologi klinik RSU Sardjito Yogyakarta. Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan metode split-plot. Untuk melihat perbedaan antar kelompok perlakuan analisis akan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Analisa statistik mengenai onset, regangan rahang, lama tidur, rasa sakit, denyut jantung dan respirasi tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05) antara perlakuan kelompok I dengan perlakuan kelompok II akan tetapi berbeda nyata (P<0,05) dengan perlakuan pada kelompok III. Analisis statistik terhadap gambaran darah dan gas darah menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (P>0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian anestesi dengan ketamin 20 mg/kg bb dan xilazin 2 mg/kg bb lebih aman dan lebih ideal untuk operasi-operasi pada rongga abdomen.
This research was aimed to find out how far is giving the combination anesthetic of ketamin – xilazin in various dosages influenced the duration of anesthetic, analgesia, jaw tension and blood description when the animal experienced anesthetic. There were 9 dogs with 4-5 kg weight that were obtained from the area surrounding Yogyakarta aged 4-5 months old which divided into three groups. Each of the group consisted of 3 dogs that were given injection with atropine sulfat with dosage of 0,04 mg/kg bw. First group was given injection with ketamin 10 mg/kg bw and xilazin with dosage of 2 mg/kg bw, second group was given injection with ketamin 20 mg/kg bw and xilazin with dosage of 2 mg/kg bw, third group was given injection with ketamin 40 mg/kg bw and xilazin with dosage of 2 mg/kg bw. Blood was taken 1 day before treatment and 5 minutes after sleep. The check up of routine blood will be implemented in the Pathology Clinic Laboratory, Faculty of Veterinary Medicine, Gadjah Mada University and the check up of the level of blood gas was implemented in the division of clinical pathology, Sardjito general hospital Yogyakarta. Data that was obtained from this research was analyzed with splitplot method. In order to find out the difference between treatment groups, analysis was then will be continued with Duncan Multiple Range Test (DMRT). There was no significant difference of statistic analysis regarding onset, jaw tension, duration of anesthesia , analgesia, heart rate and respiration (P>0,05) between treatment of group I with treatment of group II although there was still a significant difference (P<0,05) with the treatment in group III. Statistic analysis toward blood description and blood gas showed insignificant difference (P>0,05). The result of the research showed that giving anesthetic with ketamin 20 mg/kg bw and xilazin 2 mg/kg bb was more secure and more ideal for surgeries in the abdomen.
Kata Kunci : Penyakit Hewan,Anestesi,Ketamin dan Xylazin, anesthetic, ketamin, xilazin