Laporkan Masalah

Hubungan antara persepsi suami tentang alat kontrasepsi pria dengan penggunaan alat kontrasepsi pria di Kabupaten Bantul

PURWANTI, Nunuk Sri, dr. Siswanto Agus Wilopo, SU.,MSc.,Sc.D

2004 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Anonymous (1998) menyebutkan bahwa Indonesia memiliki prevalensi penggunaan alat kontrasepsi pria yang paling rendah dibanding dengan beberapa negara berkembang lainnya. Menurut SDKI 2003 penggunaan metode kontrasepsi pria di Indonesia hanya 3% pada tahun 1997 dan sedikit meningkat menjadi 4,4% pada tahun 2002. Persentase penggunaan metode kontrasepsi pria (sterilisasi dan kondom) di Kabupaten Bantul hanya 6,1 persen. Penelitian ini secara umum bertujuan mengetahui hubungan antara persepsi suami tentang alat kontrasepsi pria dengan penggunaan alat kontrasepsi pria. Penelitian ini menggunakan metode case control jenis observasional analitik dengan desain penelitian retrospektif. Sampel penelitian berjumlah 95 orang untuk kasus dan 95 orang untuk kontrol. Variabel bebas penelitian ini yaitu persepsi suami tentang alat kontrasepsi pria, dengan variabel terikat penggunaan alat kontrasepsi pria, dan variabel kontrol terdiri atas: umur; pendidikan; jumlah anak; penghasilan; pola pengambilan keputusan; dan pengetahuan. Metode analisis kuantitatif yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri atas analisis univariabel (deskriptif), bivariabel (chi-square), dan multivariabel (pemodelan regresi logistik). Hasil analisis akhir ditentukan oleh pemodelan regresi logistik, dimana setiap variabel bebasnya memiliki hubungan yang bermakna pada taraf kepercayaan 95 persen (P<0,05) dengan variabel terikat penggunaan alat kontrasepsi pria, dan didukung nilai R2 yang paling tinggi (R2=0,32). Model tersebut memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi positif tentang alat kontrasepsi pria dengan penggunaan alat kontrasepsi pria (OR=5,05;95%CI:2,46-10,39), secara bersama-sama dengan umur (OR=4,37;95%CI:2,11-9,06), jumlah anak (OR=4,58;95%CI:2,21-9,51) dan pola pengambilan keputusan (OR=3,82;95%CI:1,87-7,81). Dari bukti-bukti yang diperoleh, dengan mempertimbangkan faktor sosiodemografi umur, jumlah anak dan pola pengambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa suami dengan pers epsi positif terhadap alat kontrasepsi pria lebih tinggi pada kelompok suami yang menggunakan AKP daripada kelompok kontrol.

Anonymous (1998) showed that Indonesia has the lowest prevalence of use male contraception compare with other developing countries. The used of male contraception in Indonesia only 3% in 1997 and in 2002 increase become 4.4% (IDHS, 2003). Percentage of used male contraception (sterilization and condom) in Bantul District is only 6.1 percent. This research was aimed to know the relation of husband’s perception about male contraception with use of male contraception. This research method was case control with analytical observation. The samples were 95 person for cases and 95 person for controls. The independent variable was perception of husband about male contraception. Dependent variable was use of male contraception, and control variables i.e. age, education, amount of child, production, pattern of decision making, and knowledge. The method of analysis were quantitative in this research using univariable analysis (descriptive), bivariable (chi-square), and multivariable (logistic regression model ). The final results were shown by logistic regression model analysis, there was a significant relation between perception of husband about male contraception with male contraception use (OR=5.05;95%CI:2.46-10.39), together with age (OR=4,37;95%CI:2.11-9.06), amount of child (OR=4,58;95%CI:2.21-9.51) and pattern of decision making (OR=3,82;95%CI:1.87-7.81). Husband with pos itive perception of male contraception in cases group was higher than control group.

Kata Kunci : Kesehatan Ibu dan Anak,Kontrasepsi Pria,Persepsi Suami


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.