Laporkan Masalah

Kinerja Penjangkauan Lembaga Keuangan Mikro Syariah Berbasis Kelompok di Indonesia

Fiqih Afriadi, Prof. Dr. Catur Sugiyanto, MA.,; Dian Kartika Rahajeng, M.Sc., Ph.D.

2025 | Disertasi | S3 Agama dan Lintas Budaya

Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) secara global telah tumbuh dengan positif dan menunjukkan kinerja penjangkauan yang relatif baik. Inovasi model pembiayaan berbasis kelompok yang dipelopori oleh Grameen Bank dengan berbagai kelebihannya juga telah berhasil direplikasi di berbagai negara. Sebagian replikasi model pembiayaan berbasis kelompok di Indonesia mengadopsi nilai syariah dengan bentuk LKMS berbasis kelompok. LKMS berbasis kelompok di Indonesia mengalami pertumbuhan penjangkauan jumlah nasabah yang terus meningkat, dan bahkan telah berhasil melampaui jangkauan seluruh industri perbankan syariah nasional. Peningkatan jangkauan LKMS berbasis kelompok ini juga menunjukkan keberhasilan LKMS berbasis kelompok dalam mendominasi pangsa pasar pembiayaan berbasis kelompok di Indonesia. Dengan tren kenaikan pertumbuhan yang positif ini, jangkauan LKMS berbasis kelompok di Indonesia berpotensi menjadi yang terluas di dunia dibandingkan dengan LKMS berbasis kelompok sejenis di negara lain. Potensi LKMS berbasis kelompok ini sayangnya tidak disertai dengan ketersediaan data nasional yang lengkap. Selain itu, literatur yang membahas kinerja penjangkauan LKMS berbasis kelompok di Indonesia secara nasional juga masih sulit ditemukan.
Berkaitan dengan fenomena tersebut, penelitian ini memiliki tiga tujuan utama yaitu: Pertama, adalah mengumpulkan, merangkum dan menyajikan nama-nama LKMS berbasis kelompok yang masih mampu mempertahankan eksistensinya di Indonesia disertai dengan penjelasan karakteristiknya; Kedua, mengumpulkan, merangkum dan menyajikan kondisi enam aspek (ruang lingkup, kedalaman, jangka waktu, biaya, manfaat dan keluasan) penjangkauan LKMS berbasis kelompok di Indonesia; Ketiga, menganalisis kemungkinan terjadinya trade-off antara kinerja keberlanjutan keuangan dan kinerja penjangkauan pada LKMS berbasis kelompok khususnya Bank Wakaf Mikro. Tiga tujuan penelitian tersebut menunjukkan bahwa penelitian ini memiliki tujuan exploratory, dimana peneliti bertujuan untuk mengeksplorasi data yang terserak dan menggali elemen tersembunyi dari proses pencapaian kinerja penjangkauan LKMS berbasis kelompok di Indonesia.
Untuk mencapai tujuan tersebut penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan unit analisis kinerja penjangkauan LKMS berbasis kelompok di Indonesia. Peneliti memilih metode studi kasus karena “metode studi kasus relatif kuat dalam hal discoverability dan representability”, dimana dua kekuatan ini diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian ini. Keterbatasan dan ketidak seragaman data yang tersedia juga menjadi alasan pemilihan metode studi kasus untuk penelitian ini, dalam hal ini triangulasi data kuantitatif dan kualitatif dapat diterima dalam metode studi kasus ini.
Untuk mencapai tujuan pertama, peneliti melakukan pengumpulan data melalui beberapa tahap, yaitu pengumpulan data sekunder secara daring, dan wawancara terstruktur. Melalui tahapan tersebut dapat ditunjukkan data yang lebih lengkap dan komprehensif dalam enam aspek penjangkauan yang meliputi; keluasan, kedalaman, jangka waktu, biaya, manfaat dan ruang lingkup penjangkauan. Untuk mencapai tujuan kedua dan ketiga, peneliti melakukan indepth interview dan wawancara dengan para aktor utama LKMS berbasis kelompok terpilih, dan peneliti juga melaksanakan Focus Group Discussion dengan para praktisi pada beberapa LKMS berbasis kelompok tersebut. Selain itu data hasil eksplorasi yang telah peneliti dapatkan juga dijadikan sebagai bahan analisis sekaligus sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan objek indepth interview.
Hasil penelitian disajikan dalam Bab IV sampai dengan Bab VII dengan rincian: Bab IV membahas proses dan hasil eksplorasi eksistensi LKMS berbasis kelompok, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 5 LKMS berbasis kelompok dengan jangkauan nasional, 10 LKMS berbasis kelompok dengan jangkauan regional, dan 77 LKMS berbasis kelompok dengan jangkauan lokal. Bab V membahas hasil eksplorasi enam aspek kinerja penjangkauan yang meliputi keluasan, kedalaman, jangka waktu, ruang lingkup, biaya, dan manfaat penjangkauan. Bab VII Menyajikan hasil analisis regresi yang menunjukkan bahwa terdapat indikasi trade-off antara kinerja keuangan dan kinerja sosial pada Bank Wakaf Mikro, dimana fokus melayani masyarakat miskin mengorbankan kinerja keberlanjutan keuangan BWM. Terakhir pada Bab VIII disajikan kesimpulan, dan implikasi penelitian pada Pemerintah dan praktisi, serta rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.

Islamic Microfinance Institutions (IMFIs) globally have grown positively and shown relatively good outreach performance. The innovation of group-based financing model pioneered by Grameen Bank with its various advantages has also been successfully replicated in various countries. Some replications of the group-based financing model in Indonesia adopt sharia values in the form of group-based IMFIs. Islamic Group-based IMFIs in Indonesia have experienced growth in customer outreach that continues to increase, and has even managed to exceed the reach of the entire national Islamic banking industry. The increased outreach of Islamic group-based IMFIs also shows the success of group-based IMFIs in dominating the market share of group-based financing in Indonesia. With this positive growth trend, the reach of Islamic group-based IMFIs in Indonesia has the potential to be the widest in the world compared to similar group-based IMFIs in other countries. The potential of group-based IMFIs is unfortunately not accompanied by the availability of complete national data. In addition, literature that discusses the outreach performance of group-based IMFIs in Indonesia nationally is still difficult to find.

In relation to this phenomenon, this research has three main objectives: First, to collect, summarize and present the names of group-based IMFIs that are still able to maintain their existence in Indonesia along with an explanation of their characteristics; Second, to collect, summarize and present the conditions of six aspects (scope, depth, timeframe, cost, benefits and breadth) of group-based MFI outreach in Indonesia; Third, to analyze the possibility of trade-offs between financial sustainability performance and outreach performance in group-based IMFIs, especially Micro Waqf Banks. The three research objectives show that this research has an exploratory purpose, where the authoraims to explore the scattered data and explore the hidden elements of the process of achieving outreach performance of group-based IMFIs in Indonesia, as well as revealing future development directions.

To achieve this objective, this research uses a case study research methodology with the unit of analysis of outreach performance of group-based IMFIs in Indonesia. The authorchose the case study methodology because “case study methodology is relatively strong in terms of discoverability and representability”, which are two strengths needed to achieve the objectives of this research. The limited and non-uniformity of available data is also a reason for choosing a case study methodology for this research, in which case triangulation of quantitative and qualitative data is acceptable in this case study methodology.

To achieve the first objective, researchers conducted data collection through several stages, namely online secondary data collection, and structured interviews. Through these stages, more complete and comprehensive data can be shown in six aspects of outreach which include; breadth, depth, timeframe, cost, benefits and scope of outreach. To achieve the second and third objectives, the authorconducted indepth interviews and interviews with the main actors of the selected group-based IMFIs, and the authoralso conducted Focus Group Discussions with practitioners in some of the group-based IMFIs. In addition, the exploratory data that researchers have obtained is also used as material for analysis as well as for consideration in determining the object of indepth interviews.

The research results are presented in Chapter IV to Chapter VII with details: Chapter IV discusses the process and results of the exploration of the existence of group-based IMFIs, where the results show that there are 5 group-based IMFIs with national outreach, 11 group-based SIMFIs with regional outreach, and 78 group-based IMFIs with local outreach. Chapter V discusses the results of the exploration of six aspects of outreach performance including breadth, depth, timeframe, scope, cost, and benefits of outreach. Chapter VII presents the results of the regression analysis which shows that there are indications of trade-offs between financial performance and social performance in Micro Waqf Banks, but the trade-offs that occur do not lead to deviations from the mission of serving the poor. Finally, Chapter VIII presents conclusions and implications of the research for the government and practitioners, as well as recommendations for future research.


Kata Kunci : LKMS, Kinerja Penjangkauan, Group Lending Model, Grameen Model, Pembiayaan Berbasis Kelompok, Outreach, Aspek-aspek Penjangkauan.

  1. S3-2025-453427-abstract.pdf  
  2. S3-2025-453427-bibliography.pdf  
  3. S3-2025-453427-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2025-453427-title.pdf