Tanggapan penduduk terhadap pembangunan sarana penyediaan air minum : Kasus desa Kaliwungu dan desa Blimbing kecamatan Bruno, kabupaten Purworejo
I Nyoman Gunitra M., Drs. A.J. Suhardjo, M.A.
1987 | Skripsi | S1 GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGANPenelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana tanggapan penduduk terhadap penyediaan air minum hosil proyek, pemanfaatan air minum oleh penduduk serta bagaimana usaha-usaha mereka sehubungan dengan kelanjutan kegiatan pembangunan sarana penyediaan air minum. Dengan tujuan tersebut akan menjalankan hubungan antara tingkat pendidikan dengan tanggapan penduduk, tingkat mobilitas kepala keluarga dengan pemanfaatan air minum dan tingkat pendapatan keluarga per tahun dengan kelanjutan kegiatan pembangunan. Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah metode survai, dengan teknik pemilihan daerah dan penentuan sampel ditentukan dengan menggunakan cara "Purposive Sampling", mengingat kedua desa penelitian merupakan daerah proyek pembangunan sarana penyediaan air minum. Hasil pembangunan telah dapat dinikmati penduduk sebesar 540 rumah tangga atau 41 persen dari seluruh rumah tangga yang ada. Responden diambil berstatus kepala keluarga yang bertempat tinggal di sekitar kran umum air minum yang semula menjadi program proyek tersebut dengan cara "Systematic Random Sampling" sedang untuk analisis data menggunakan analisis tabulasi dan metode statustik korelasi dengan "Formula r Product Moment Correlation" dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Hasil-hasil menunjukkan sebagai berikut: (a) Tanggapan penduduk cukup pada tingkat pendidik tertinggi menunjukkan persentase lebih besar dari pada yang berpendidikan rendah yakni 88 persen, sedangkan hasil per hitungan r product moment adalah (+0,870) lebih besar daripada harga kritiknya (+ 0,202), berarti Ho ditolak. (b) Pemanfaatan air minum cukup pada tingkat mobilitas penduduk rendah menunjukkan persentase lebih besar da- ripada penduduk dengan tingkat mobilitas lebih tinggi yakni 77 persen, sedangkan hasil perhitungan r product moment adalah (-0,416) lebih besar dari pada harga kritiknya (-0,202), berarti Ho ditolak. (c) Usaha-usaha kegiatan melanjutkan pembangunan sarana penyediaan air minum aktif pada tingkat pendapatan keluarga cukup menunjukkan persentase lebih besar daripada keluarga dengan pendapatan rendah per tahun yakni 84 persen, sedangkan hasil perhitungan r product moment (+0,945), lebih besar daripada harga kritiknya (+ 0,202), berarti Ho ditolak. Tingkat pendidikan kepala keluarga berpengaruh positif tanggapannya terhadap hasil pembangunan sarana penyediaan air minum. Tingkat mobilitas kepala keluarga berpengaruh negatip terhadap pemanfaatan air minum. Usaha-usaha kelanjutan kegiatan pembangunan sarana penyediaan air minum dipengaruhi oleh tingkat pendapatan keluarga per tahun. Di samping ke tiga faktor di atas diduga ada beberapa faktor lain yang berpengaruh antara lain, faktor pendorong dalam masyarakat sendiri, faktor kebutuhan, dan faktor penggerak dari pimpinan desa. Disarankan agar meningkatkan pemeliharaan sarana air minum yang telah ada, meningkatkan swadaya masyarakat serta perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai kualitas dan kuantitas air minum yang tersedia dalam rangka pengembangan pembangunan sarana penyediaan air minum.
-
Kata Kunci : Penyediaan air minum,Industri air minum,Bruno,Purworejo,Jawa Tengah