Laporkan Masalah

Proses Difusi dan Adopsi Siperindu pada Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Renatyas Fajar Christanto, Dr. Agus Joko Pitoyo, M.A.;Prof. Dr. Muhadjir Muhammad Darwin, M.P.A.

2025 | Tesis | S2 Mag.Studi Kebijakan

Sistem Informasi Peringatan Dini Pengendalian Penduduk (SiPerindu) yang diinisiasi oleh BKKBN dikembangkan sebagai alat bantu penyedia data dan informasi situasi kependudukan untuk mendukung pengambilan kebijakan yang responsif dan berbasis bukti dalam pengendalian penduduk. Proses difusi SiPerindu dianalisis berdasarkan empat elemen utama dalam teori Rogers: inovasi, saluran komunikasi, jangka waktu, dan sistem sosial. Inovasi ini dianggap baru karena menyajikan data dan informasi kependudukan yang akurat, visualisasi benchmark data, dan rekomendasi kebijakan. SiPerindu memberikan keunggulan dibanding sistem data dan informasi kependudukan lainnya, dengan kesesuaian terhadap kebutuhan perencanaan daerah serta kemudahan penggunaan oleh OPD. Dalam proses adopsi, DP3AP2KB Kabupaten Sleman menunjukkan respons cepat melalui pembentukan tim kerja, penggunaan aktif, dan fasilitasi (sosialisasi) kepada OPD lain. Tahapan adopsi mencakup pengetahuan, persuasi, pengambilan keputusan, implementasi, dan konfirmasi. Adopsi SiPerindu dipengaruhi oleh persepsi manfaat, kemudahan akses data, dan dukungan regulasi. Kabupaten Sleman menjadi kabupaten pertama di DIY yang melaksanakan fasilitasi SiPerindu. Hal ini menunjukkan peran penting karakteristik organisasi, kualitas SDM, dan komitmen pimpinan daerah dalam mempercepat adopsi inovasi. Dukungan sistem sosial berupa koordinasi lintas sektor dan komunikasi efektif turut mempercepat penyebaran inovasi ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi meliputi karakteristik inovasi (kemudahan penggunaan, kejelasan output), karakteristik lingkungan (dukungan kebijakan, kesiapan digital), dan karakteristik organisasi (struktur, kepemimpinan, dan SDM). Hambatan adopsi sebagian besar muncul dari minimnya promosi media sosial, rekomendasi kebijakan yang kurang sesuai, dan terbatasnya anggaran. Keberhasilan proses difusi dan adopsi SiPerindu sangat ditentukan oleh efektivitas saluran komunikasi, keunggulan inovasi, serta kapasitas organisasi dan dukungan antar-stakeholder. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pengembangan strategi penyebaran inovasi kebijakan berbasis data di sektor publik.

The Early Warning Population Control Information System (SiPerindu), initiated by BKKBN, was developed as a tool to provide data and information on population situations to support responsive and evidence-based policymaking in population control. The diffusion process of SiPerindu is analyzed using four key elements of Rogers' theory: innovation, communication channels, time span, and social system. This innovation is considered new because it presents accurate population data and information, benchmark data visualizations, and policy recommendations. SiPerindu offers advantages over other population data systems, being well-suited to regional planning needs and easy for local government agencies (OPD) to use. In the adoption process, the DP3AP2KB of Sleman Regency responded quickly by forming a working team, actively utilizing the system, and facilitating (socializing) it to other OPDs. The adoption stages include knowledge, persuasion, decision-making, implementation, and confirmation. Adoption of SiPerindu is influenced by perceived benefits, ease of data access, and regulatory support. Sleman Regency became the first in the Special Region of Yogyakarta (DIY) to conduct SiPerindu facilitation. This highlights the crucial role of organizational characteristics, the quality of human resources, and local leadership commitment in accelerating innovation adoption. Social system support, such as cross-sector coordination and effective communication, also helped accelerate the spread of this innovation. Factors influencing adoption include innovation characteristics (ease of use, clarity of output), environmental characteristics (policy support, digital readiness), and organizational characteristics (structure, leadership, and human resources). Adoption barriers largely stem from limited social media promotion, misaligned policy recommendations, and budget constraints. The success of SiPerindu’s diffusion and adoption is largely determined by the effectiveness of communication channels, innovation advantages, organizational capacity, and cross-stakeholder support. This study contributes to the development of strategies for disseminating data-driven policy innovations in the public sector.

Kata Kunci : difusi, adopsi, sistem informasi, pengendalian penduduk, siperindu

  1. S2-2025-526476-abstract.pdf  
  2. S2-2025-526476-bibliography.pdf  
  3. S2-2025-526476-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2025-526476-title.pdf