Tantangan dan Peluang Pengelolaan Kampung Wisata Budaya Baluwarti
Georgina Leticia Shelomita Mulia, Dr. Wiwik Sushartami, M.A.
2025 | Skripsi | PARIWISATA
Indonesia memiliki beragam destinasi wisata yang menarik
sehingga sektor pariwisata menjadi pemasukan devisa besar bagi negara. Kota
Solo yang berada di Jawa Tengah memiliki beragam destinasi wisata budaya yang
dapat dikunjungi wisatawan seperti Kampung Wisata Budaya Baluwarti. Kampung
Wisata Budaya Baluwarti yang terletak di area Keraton Kasunanan Kota Solo
memiliki budaya yang kental dengan adanya
pusat komunitas tradisional, berbagai tradisi adat yang masih
dilestarikan, serta pengetahuan lokal yang diwariskan turun-temurun. Kampung
wisata ini memiliki berbagai atraksi wisata budaya yang menarik dengan
pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat Baluwarti sendiri. Walaupun memiliki
beragam atraksi wisata akan tetapi pendapatan bersih kampung wisata nilainya hanya
sekitar dua belas juta pada tahun 2024.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana
pengelola kampung wisata mengelola kampung wisata Budaya Baluwarti. Selain itu
akan diidentifikasi tantangan apa saja yang dihadapi pengelola dan peluang apa
yang dapat dimanfaatkan pengelola dalam pengelolaan kampung wisata.
Identifikasi akan dilakukan berdasarkan empat fungsi pengelolaan yaitu
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan (Revida, 2022).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan teknik triangulasi untuk memastikan validitas temuan.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap penerapan fungsi-fungsi pengelolaan Kampung Wisata Budaya Baluwarti, dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan oleh pengelola telah sesuai dengan beberapa prinsip keempat fungsi pengelolaan meskipun masih terdapat kelemahan pada fungsi perencanaan dan pengawasan dengan tantangan yang ada. Tantangan utama yang dihadapi yaitu belum terbentuknya rencana jangka panjang destinasi. Selain itu, belum adanya pencatatan formal sebagai proses evaluasi dan pengembangan juga menjadi tantangan yang dihadapi pengelola kampung wisata dalam menjaga keberlanjutan kampung wisata. Akan tetapi terdapat peluang untuk menjalin kemitraan dengan lembaga pendidikan, pemerintah, dan sektor swasta untuk membantu dalam melaksanakan kegiatan wisata yang lebih terstruktur baik dalam perencanaan, pengorganisasian, penggerakan serta pengawasan.
Indonesia has a variety of interesting tourist destinations
so that the tourism sector becomes a source of foreign exchange for the
country. The city of Solo, located in Central Java, has a variety of cultural
tourism destinations that can be visited by tourists such as Baluwarti Cultural
Tourism Village. Baluwarti Cultural Tourism Village, located in the Kasunanan
Palace area in Solo City that has a strong culture character, with a
traditional community center, preserved traditions, and local knowledge passed
down through generations. The village presents several interesting cultural
tourism attractions managed by the Baluwarti community itself. Although it
offers a variety of tourist attractions, the net income of the tourism village
was only around twelve million rupiahs in 2024.
This study aims to explain how tourism village managers
manage Baluwarti Cultural Tourism Village. It also identifies the challenges
faced by managers and the opportunities they can utilize in managing the
village. The identification will be carried out based on four management
functions; planning, organizing, actuating and controlling (Revida, 2022). This
study uses a qualitative approach with data collected through observation,
interviews, and documentation. Data analysis was carried out using
triangulation techniques to ensure the validity of the findings.
Based on the results of the study regarding the
implementation of management functions in the Baluwarti Cultural Tourism
Village, it can be concluded that the efforts made by the managers are in line
with several principles of the four management functions. However, there are
still weaknesses, particularly in the planning and controlling functions, due
to existing challenges. The main challenge faced is the informal management which
leads to the absence of a long-term development plan. Additionally, the lack of
formal documentation for evaluation and development poses another difficulty
for the village tourism managers. However, there are opportunities to establish
partnerships with educational institutions, the government, and the private
sector to support more structured tourism management and tourism activities,
especially in terms of planning, organizing, actuating, and controlling.
Kata Kunci : Pengelolaan, Kampung Wisata, Tantangan dan Peluang