Efektivitas "Receiver-Led Consolidation" pada Last Mile Delivery : Studi Kasus di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

Safrilla Putri Agisthania, Ir. Budhi Sholeh Wibowo, S.T., PDEng., IPM., ASEAN.Eng

2025 | Skripsi | TEKNIK INDUSTRI

Last mile delivery sebagai bagian dari proses logistik paket merupakan proses kritis dalam menentukan kepuasan konsumen. Bertambahnya pengiriman paket menyebabkan bertambahnya penggunaan kendaraan bermotor yang menghasilkan penambahan emisi karbon. Inovasi green last mile delivery salah satunya adalah melakukan konsolidasi. Kolaborasi horizontal antar entitas pengirim paket merupakan salah satu bentuk dari konsolidasi. Adanya bentuk konsolidasi “receiver-led consolidation” pada last mile delivery menjadi strategi untuk mengatasi masalah teknis pada kolaborasi horizontal.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas dari implementasi “receiver-led consolidation” antara tiga perusahaan logistik di Yogyakarta dengan cara membandingkan skenario tanpa konsolidasi dan setelah konsolidasi. Pusat konsolidasi ditentukan dengan menggunakan model Uncapacitated Facility Location Problem dan dipilih dengan metode scree test criterion terhadap parameter biaya bahan bakar pengiriman. Dalam menentukan rute optimal dari kondisi tanpa kolaborasi digunakan Traveling Salesman Problem (TSP), sedangkan untuk rute optimal pada skema kolaborasi digunakan Multi-Depot Capacitated Vehicle Routing Problem with Time Windows (MDCVRPTW). Indikator yang digunakan dalam mengukur efektivitas strategi ini adalah total jarak tempuh, biaya transportasi, dan emisi yang dihasilkan. Analisis sensitivitas dari total partisipasi konsumen dilakukan untuk mengetahui pengaruh total konsumen terhadap efektivitas dari skema konsolidasi ini.

Hasil analisis menunjukkan bahwa pada first echelon, receiver-led consolidation memiliki total jarak tempuh lebih besar 2,75?ri kondisi tanpa konsolidasi, sedangkan pada second echelon mampu mengurangi total jarak tempuh sebsar 46,51%, dan secara agregat pengurangan total jarak tempuh adalah 38,43% atau sebesar 226,92 km, pengehamatan total biaya bahan bakar Rp48.226, dan emisi CO2 sebesar 11,120 gram rerata per harinya. Hasil ini dengan asumsi bahwa 100% konsumen berpartisipasi dalam konsolidasi. Dari hasil analisis sensitivitas, diketahui bahwa skema ini hanya efektif ketika 100% konsumen berpartisipasi sehingga diperlukan adanya upaya untuk dapat meningkatkan kesadaran konsumen untuk dapat berpartisipasi dalam skema ini.

Last-mile delivery, as part of the parcel logistics process, is a critical factor in determining customer satisfaction, cost efficiency, and emissions. The increasing volume of parcel shipments leads to a rise in motorized vehicle usage, which in turn contributes to higher carbon emissions. One innovation in green last-mile delivery is consolidation. Horizontal collaboration among parcel delivery entities is one form of consolidation. The concept of "receiver-led consolidation" in last-mile delivery emerges as a strategy to address technical challenges in horizontal collaboration.

This study aims to evaluate the effectiveness of implementing receiver-led consolidation among three logistics companies in Yogyakarta by comparing scenarios without and with consolidation. Consolidation centers are determined using the Uncapacitated Facility Location Problem (UFLP) model and selected based on the scree test criterion applied to fuel cost parameters. To determine optimal routing without consolidation, the Traveling Salesman Problem (TSP) is used, while for the collaborative scheme, the Multi-Depot Capacitated Vehicle Routing Problem with Time Windows (MDCVRPTW) is applied. The indicators used to measure the effectiveness of this strategy are total travel distance, transportation cost, and carbon emissions produced. A sensitivity analysis of total consumer participation is also conducted to understand its impact on the effectiveness of the consolidation scheme. 

The analysis shows that in the first echelon, receiver-led consolidation results in a 2.75% increase in total travel distance compared to the non-consolidated scenario. However, in the second echelon, it reduces the total travel distance by 46.51%. Overall, there is a 38.43% reduction in total travel distance, equivalent to 226.92 km, with daily average savings of IDR 48,226 in fuel costs and 11.120,10 grams of CO? emissions. These results are based on the assumption of 100% consumer participation in the consolidation scheme. The sensitivity analysis indicates that the scheme is only effective with full consumer participation, highlighting the need for efforts to raise consumer awareness and encourage participation in this approach.

Kata Kunci : Green Last Mile Delivery, Konsolidasi, Receiver-Led Consolidation, Travelling Salesman Problem, Multi-Depot Vehicle Routing Problem with Time Windows