Hubungan antara kualitas lingkungan permukiman dan kesahatan masyarakat : Kasus Sebagian Kotamadya Yogyakarta berdasarkan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis
Nunuk Irawati, Drs. R. Suharyadi, M.Sc.; Drs. Sujali, M.Sc.
2000 | Skripsi | S1 KARTOGRAFI DAN PENGINDERAAN JAUHPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemampuan foto udara dalam menyajikan data variabel kualitas lingkungan permukiman serta mengkaji keserasian antara kualitas lingkungan permukiman dengan kesehatan masyarakat. Tujuan penelitian ini dicapai dengan teknik interpretasi foto udara skala 1: 13.000, untuk memperoleh data variabel kualitas lingkungan permukiman, dan melalui uji ketelitian hasil interpretasi pada sampel yang ditentukan dengan teknik Stratified Proportional Sampling. Pemanfaatan data sekunder selain untuk mendapatkan data variabel kualitas lingkungan permukiman yang tidak dapat disidik dari foto udara, juga dimanfaatkan untuk mendapatkan data kesehatan masyarakat berupa variabel: angka kematian bayi, angka kelahiran kasar, angka kematian kasar, dan angka sakit. Foto udara skala 1: 13.000 dapat dimanfaatkan untuk memperoleh variabel kualitas lingkungan permukiman, antara lain variabel: kepadatan rumah, keteraturan permukiman, ukuran bangunan rumah, lebar jalan masuk, kepadatan jalan, pohon. pelindung jalan, dan lokasi permukiman. Uji ketelitian interpretasi terhadap variabel- variabel tersebut mencapai tingkat ketelitian 90,9 %. Penilaian terhadap kualitas lingkungan permukiman di delapan kecamatan Kotamadya Yogyakarta mayoritas pada tingkat kualitas sedang (klas II), yaitu sebesar 51,5%. Masing-masing untuk kelas I dan III sebesar 36,4% dan 12,1%. Kualitas lingkungan permukiman kelas baik mendominasi wilayah pusat kota, seperti di kecamatan Kraton, kelas sedang mendominasi Kecamatan Mantrijeron dan Mergangsan, sedangkan kelas buruk sebagian besar terjadi di Kecamatan Gondomanan, yakni di wilayah sekitar sungai, di mana pada wilayah ini kondisi fisik lingkungan permukiman sangat buruk. Kondisi kesehatan masyarakat kelas baik terjadi di 8 kelurahan, kelas sedang di 11 kelurahan, dan kelas buruk hanya terjadi di Kelurahan Purwokinanti (Kecamatan Pakualaman). Hubungan yang serasi antara kualitas lingkungan permukiman dengan kesehatan masyarakat adalah sebesar 53,2%, sehingga pada wilayah ini dapat diberikan rekomendasi berupa arahan perbaikan kualitas lingkungan permukiman dalam rangka peningkatan kesehatan masyarakat.
-
Kata Kunci : Lingkungan permukiman,Kualitas Lingkungan Permukiman,Kesehatan Masyarakat,Penginderaan Jauh,Sistem informasi Geografis,Kota Yogyakarta,DIY