Pengelolaan Sumber Daya Ikan dan Habitatnya Berbasis Masyarakat di Sungai Progo Ruas Desa Sambeng, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang

Gesti Nola Salsabila, Ir. Hery Saksono, M.A.

2025 | Skripsi | MANAJ. SUMBER DAYA PERIKANAN

Penelitian bertujuan untuk: 1) Mengidentifikasi kondisi sumber daya ikan dan habitatnya di Sungai Progo ruas Desa Sambeng, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang dan perubahannya akibat erupsi Gunung Merapi 2010 dan 2) Mendeskripsikan dan menjelaskan pengelolaan sumber daya ikan dan habitatnya di lokasi tersebut. Pengumpulan data lapangan, baik data primer maupun sekunder, dilaksanakan pada bulan Desember 2024-Maret 2025. Data primer diperoleh dari wawancara dengan 14 responden, yaitu nelayan, kepala desa, staf Dinas Peternakan dan Perikanan, dan staf Cabang Dinas Kelautan Wilayah Selatan Jawa Tengah. Data sekunder dikumpulkan dari dokumen dan laporan dinas terkait. Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa erupsi Gunung Merapi tahun 2010 dan aktivitas penambangan pasir telah mengubah habitat sungai dan mengurangi populasi ikan. Masyarakat Desa Sambeng mengelola sumber daya ikan di Sungai Progo dengan kearifan lokal, yaitu njala samadya (menjala secukupnya) dan pranata mangsa (pengetahuan musim penangkapan ikan). Njala samadya dilakukan dengan alat  tangkap dan cara penangkapan yang sederhana sedangkan pranata mangsa membantu nelayan menyesuaikan aktivitas penangkapan dengan musim ikan. Namun, ditemukan kontradiksi, yaitu nelayan tetap menangkap ikan secara masif ketika ikan memijah, yang berpotensi mengganggu reproduksi ikan. Pengelolaan juga melibatkan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Sambeng Rahayu yang berperan dalam penebaran benih ikan dan pengembangan wisata berbasis perikanan yaitu Wisata Gethek Mbalong. Pengelolaan sumber daya ikan dan habitatnya sebagian besar dilakukan oleh masyarakat (community-based management) sedangkan peran pemerintah belum banyak. Pemerintah dapat berperan dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya musim pemijahan ikan dan penguatan peran pokmaswas.

This study aims to: 1) Identify the condition of fish resources and their habitat in the Progo River, Sambeng Village section, Borobudur, Magelang Regency and its changes due to the 2010 eruption of Mount Merapi and 2) Describe and explain the management of fish resources and habitat at the location. Field data collection, both primary and secondary data, was carried out in December 2024-March 2025. Primary data were obtained from interviews with 14 respondents, including fisherman, village head, staff of the Magelang Regency Animal Husbandry and Fisheries Service, and staff of the Southern Central Java Marine Service Branch. Secondary data were collected from documents and reports of the services. Data analysis used descriptive statistics and qualitative descriptions. The results showed that the 2010 eruption of Mount Merapi and sand mining activities had changed the river habitat and reduced the fish population. The Sambeng Village community manages fish resources in Progo River with local wisdom, namely njala samadya (fishing sufficiently) and pranata mangsa (knowledge of fishing seasons). However, a contradiction was found, that fishermen catch fish massively when the spawning season, which has the potential to disrupt fish reproduction. Management also involves the Sambeng Rahayu Community Group (Pokmaswas), which plays a role in restocking fish seeds and developing fisheries-based tourism. Fisheries management there mostly carried out by the community (community-based management), while the role of the government is not significant. The government can increase the public knowledge about the importance of the fish spawning season and strengthening the role of pokmaswas.

Kata Kunci : Masyarakat desa, njala samadya, pengelolaan sumber daya perikanan, pranata mangsa, Sungai Progo