Pemodelan spasial epidemiologi demam berdarah dengue menggunakan sistem informasi geografis di Kelurahan Terban Kecamatan Gondokusuman Kotamadya Yogyakarta
WIDAYANI, Prima, Dr. Hartono, DEA.,DESS
2004 | Tesis | S2 Ilmu LingkunganPenelitian ini bertujuan untuk membuat prototype pemodelan spasial epidemiologi demam berdarah dengue (DBD) untuk menentukan tingkat kerawanan wilayah terhadap DBD di Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman, Kotamadya Yogyakarta. Hasil dari pemodelan spasial yang berupa Peta Kerawanan Wilayah Terhadap DBD diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu masukkan dalam perencanaan untuk menanggulangi, mencegah dan memberantas penyakit DBD. Pembuatan model dilakukan dengan jalan menumpangsusunkan 6 parameter yaitu kepadatan penduduk, frekuensi membersihk an bak penampungan air, pola pembuangan sampah, penggunaan lahan, kondisi drainase, dan pola permukiman yang sebelumnya diberi skor dan bobot. Masing-masing parameter yang digunakan, dianalisis untuk dilihat hubungannya dengan kejadian DBD di lapangan dengan menggunakan analisis crosstabs. Hasil dari analisis tersebut digunakan untuk memberi bobot pada parameter yang digunakan. Penentuan sampel dilakukan dengan metode gabungan antara sampel wilayah (area sampling) dan metode acak (random sampling). Pemodelan spasial dengan menggunakan SIG menghasilkan Peta Kerawanan Wilayah Terhadap DBD di Kelurahan Terban dan menghasilkan 3 kelas kerawanan yaitu, agak rawan dengan luas sebesar 3,99 Ha (4,77%), rawan dengan luas sebesar 20,85 Ha (24,94%), sangat rawan 58,76 Ha ( 70,29 %). Model yang dihasilkan diuji dengan kejadian DBD yang sesungguhnya di lapangan dengan analisis Crosstab dan korelasi. Hasil analisis crosstab menunjukkan bahwa, nilai Chi-Tabel = 9,21 jauh lebih kecil dari nilai Chi-Square = 199,907 dan dari analisis korelasi menghasilkan nilai r = 0,735 dengan signifikansi 99%. Hasil analisis disimpulkan adanya hubungan positif antara model kerawanan DBD dengan kejadian DBD yang sesungguhnya di lapangan.
The objective of this research is for developing a prototype of Dengue Haemorrhagic Fever Epidemiologic Spatial Modeling to define the irritable area rates for that disease. The research is conducted at Terban, Gondokusuman, city of Yogyakarta. The model’s made by GIS with overlaying 6 parameters: population density, the cleaning activity frequency of water vessel, waste management pattern, land use, drainage condition, and settlement pattern. Each parameter’s analyzed by cross tabs analyze to see its correlation with the actual case. The result from this analyze is used to give weighting factors for those parameters. The method to take samples for this research are area sampling and random sampling. The research finding show that the irritable area spatial modeling for dengue fever in Kelurahan Terban has three classes: moderate irritable ,99 Ha (4,77%), irritable 20,85 Ha (24,94%), and high irritable 58,76 Ha ( 70,29 %). The result model is tested again with the actual dengue fever case. As we can see from crosstab test ,the Chi- Table is 9,21 It’s much less than Chi-Square = 199,907 and from correlation test we can see the value of coefficient correlation is = 0,735 with 99% significancy. So the research gives a meaningful test, and we can take conclusion that there’s a real correlation between dengue fever irritable model and actual dengue fever case.
Kata Kunci : Sistem Informasi geografis,Kajian Lingkungan,Epidemiologi DB