STUDI INDIKATOR KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Stanislaus Junanta, Prof. Ir. Nur Aini Masruroh, S.T., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng
2009 | Skripsi | S1 TEKNIK INDUSTRIRumah Sakit (RS) merupakan salah satu bentuk bisnis yang berbasis jasa. Dalam rumah sakit, masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan paling optimal dibanding institusi kesehatan lain dengan menilik pada kepemilikan fasilitas yang lengkap, tenaga kesehatan yang memadai dalam bidang kesehatan, dan sumber daya kesehatan penunjang lainnya. Pelayanan RS itu sendiri dibedakan atas pelayanan rawat inap dan pelayanan rawat jalan. Pelayanan rawat inap dilakukan pada pasien dengan menempatkan pada tempat tidur secara khusus di dalam RS karena memerlukan rehabilitasi, terapi, observasi, diagnosis, dan perawatan medik lainnya secara khusus atau disesuaikan kebutuhan pasien yang tinggal di RS selama masa perawatannya. Alhasil, karena menempati tempat tidur secara khusus di dalam RS selama masa perawatannya, perilaku pasien rawat inap dalam menilai pelayanan RS akan terbentuk lebih baik dibandingkan pasien yang menjalani pelayanan rawat jalan. Hal ini dapat dimengerti sebab pelayanan rawat inap adalah pelayanan paling utama di RS, yang melibatkan tenaga medis, tenaga paramedis, tenaga penunjang medis, dan segenap sumber daya RS, di mana pasien rawat inap berinteraksi secara langsung dengan setiap elemen RS tersebut. Apabila kebutuhan dan keluhan pasien rawat inap tidak ditanggapi secara cepat dan tepat selama menempati RS, pasien akan menjadi tidak nyaman, tidak puas hingga enggan kembali RS tersebut saat timbul masalah kesehatan lagi, bahkan menimbulkan konflik yang membawa citra buruk RS. Dengan melihat kondisi dan situasi RS di provinsi DIY yang mengalami penurunan jumlah kunjungan rawat inap pada pelayanan kesehatan, penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien rawat inap sekaligus tingkat kepuasannya terhadap jasa pelayanan kesehatan RS di provinsi DIY. Melalui metode analisis faktor dan frequencies, didapatkan 8 dimensi (faktor) dan 42 indikator kepuasan pelayanan rawat inap, di mana 64,0% hingga 78,7% pasien menyatakan puas terhadap pelayanan rawat inap RS di provinsi DIY. Sedangkan melalui pertanyaan terbuka, pasien mengajukan 38 indikator tambahan. Dari sini, faktor-faktor dan indikator-indikator tersebut dapat diterapkan pada usaha meningkatkan pelayanan rumah sakit, sehingga kepuasan pasien menjadi optimal.
Kata Kunci : Rumah Sakit, pasien, rawat inap, faktor, indikator