Kajian tentang iklim mikro dikotamadya Yogyakarta dan sekitarnya
Faizal Ardhiansyah, Dra. Dewi Galuh Condro Kirono, M.Sc.,Ph.D.
2004 | Skripsi | S1 GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGANPerubahan penutup lahan dan penggunaan lahan yang kompleks di perkotaan mengakibatkan semakin sedikitnya keberadaan vegetasi. Keadaan ini akan mempengaruhi keseimbangan energi di perkotaan. Efek langsung dari ketidakstabilan keseimbangan energi ini adalah tidak meratanya distribusi unsur iklim mikro antara perkotaan dengan daerah sekitarnya yang mengakibatkan timbulnya peningkatan suhu udara dan pulau bahang kota. Kondisi tersebut menjadi dasar yang kuat dilaksanakannya penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi spasial dan variasi temporal dari unsur iklim mikro yaitu suhu udara, kelembapan udara dan suhu permukaan di Kota Yogyakarta dan sekitarnya, pada dua musim yang berbeda. Tujuan penelitian yang kedua yaitu untuk mengetahui variasi temporal dari suhu permukaan beberapa jenis permukaan lahan di Grha Sabha Pramana UGM. Untuk mencapai tujuan pertama dilakukan teknik pengukuran bergerak (moving observation technique) yang dilakukan setiap pukul 14.00 WIB, 16.00 WIB, 18.00 WIB dan 20.00 WIB, sedangkan untuk mencapai tujuan kedua digunakan teknik pengukuran di tempat (statis) selama 24 Jam. Dari hasil pengukuran menunjukkan ketika suhu mengalami titik maksimum kelembapan udara mengalami titik minimum dan sebaliknya. Pada bulan Februari, nilai maksimum suhu udara terjadi pada pukul 14.00 WIB yaitu sebesar 35°C dengan standar deviasi sebesar 0,98 dan minimum pada pengukuran jam 20.00 WIB sebesar 24°C dengan standar deviasi 0,87. Sedangkan pada bulan April, nilai maksimum suhu udara terjadi pada pukul 14.00 WIB yaitu mencapai 37°C dengan standar deviasi 1,15 dan minimum sebesar 27°C dengan standar deviasi 0,67 pada pengukuran jam 20.00 WIB. Pada dua musim yang berbeda, tipe penggunaan lahan permukiman dan komplek pertokoan memberikan efek peningkatan suhu udara yang signifikan sedangkan tipe penggunaan lahan vegetasi dan lahan terbuka mampu menurunkan suhu udara di lingkungan sekitarnya. Fenomena pulau bahang kota terbentuk secara sempurna di wilayah penelitian dengan rata-rata nilai intensitas pulau bahang kota berkisar 3-6°C. Untuk lebih jelas melihat variasi hasil pengukuran unsur iklim mikro dapat dilihat pada lampiran statistik.
-
Kata Kunci : Iklim mikro,Kotamadya Yogyakarta,DIY,iklim mikro kota, suhu udara, kelembapan udara, pulau bahang kota