Laporkan Masalah

Penggunaan foto udara untuk pemetaan tingkat kerusakan hutan di Pulau Nusakambangan Cilacap Jawa Tengah

UMAYA, Ruky, Dr. Totok Gunawan, MS

2004 | Tesis | S2 Penginderaan Jauh

Penelitian ini dilakukan di Pulau Nusakambangan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Adapun penelitian ini bertujuan: (1) mengkaji kemampuan foto udara multiwaktu dalam menyadap data tutupan hutan untuk menilai tingkat kerusakan hutan, (2) membuat klasifikasi dan memetakan sebaran spasial tingkat kerusakan hutan berdasarkan perubahan tutupan hutan (3) mengkaji faktor penyebab yang paling berpengaruh terhadap tingkat kerusakan hutan di Pulau Nusakambangan. Metode penelitian yang digunakan adalah interpretasi foto udara tahun 1981 skala 1: 50.000, tahun 1994 skala 1: 50.000, tahun 1999 skala 1: 20.000; uji lapangan tahun 2004; tumpang susun peta hasil interpretasi yang dilengkapi uji lapangan dan analisis deskriptif berdasarkan data primer yang ditunjang dengan data sekunder. Interpretasi foto udara digunakan untuk mengenali tutupan hutan pada foto udara multiwaktu. Uji lapangan untuk mencocokkan hasil interpretasi dan menambah informasi yang diperlukan. Tumpang susun peta untuk mengetahui perubahan hutan yang menjadi dasar penilaian tingkat kerusakan hutan. Untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap tingkat kerusakan hutan digunakan analisis deskriptif berdasarkan data primer yaitu perubahan tutupan hutan ditunjang data sekunder. Kemampuan foto udara multiwaktu khususnya foto udara pankromatik berwarna skala 1: 20.000 dalam menyadap data tutupan hutan Pulau Nusakambangan memberikan hasil yang baik yaitu 90,9%. Sistem klasifikasi yang dihasilkan mengkelaskan tingkat kerusakan hutan menjadi 4 yaitu rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kerusakan hutan di Pulau Nusakambangan selama 23 tahun mencapai 4416,6 ha atau 36,36%. Terdiri dari tingkat kerusakan rendah sebesar 1158,9 ha atau 9,54% pada daerah sebelah selatan Karanganyar, daerah Permisan dan di bagian ujung timur Pulau Nusakambangan. Tingkat kerusakan sedang sebesar 2005,8 ha atau 16,51% pada daerah Cagar Alam Nusakambangan Barat hingga sebelah barat Permisan. Untuk tingkat kerusakan tinggi sebesar 974, 8 ha atau 8,03% berada di daerah Karanganyar dan di sebelah timur Klaces hingga Kembangkuning sedangkan tingkat kerusakan sangat tinggi sebesar 276,8 ha atau 2,28% berada di daerah Klaces dan areal penambangan batugamping di Timusbuntu. Faktor yang paling mempengaruhi tingkat kerusakan hutan secara kuantitas adalah pembalakan ilegal sedangkan pembukaan hutan untuk ladang dan pembukaan mangrove untuk tambak paling mempengaruhi tingkat kerusakan dari sisi kualitas.

This research was carried out in Nusakambangan Island, Cilacap Regency, Central Java. The aims of this study are: (1) to study the capability of multi temporal aerial photos to gain data about forest cover that used to assess level of forest destruction (2) to make a classification system and to map the spatial distribution level of forest destruction based on forest change (3) to study the most influence factor that affecting forest destruction in Nusakambangan Island. Research methods applied in this research were interpretation of the 1981 and 1994 black and white panchromatic aerial photos scale 1: 50,000 and the 1999 color panchromatic aerial photos scale 1: 20,000; field check in 2004; overlay the map as a result of interpretation aerial photos completed with field check; and descriptive analysis based on primary data supported with secondary data. Interpretation of aerial photos used to recognize the forest cover from multi temporal aerial photos. The field check used to confirm the interpretation data and to add information concerned with forest change and forest destruction. Overlay map used to know forest change that becoming assessment of level forest destruction. Descriptive analysis was adopted to search the most influential factors, that based on primary data supported with secondary data. The capability of multi temporal aerial photos specially color panchromatic aerial photos scale 1: 20,000 to gain data about forest cover Nusakambangan Island give a good result that is equal to 90.9%. Four level of forest destruction as a result from classification system are low, medium, high, and very high. The result shows that level of forest destruction in Nusakambangan Island during 23 years have reached 4416.6 hectares or 36.36%. The destruction describe of low destruction equal to 1158.9 hectares or 9.54% at south side of Karanganyar, Permisan, and shares in the east of Nusakambangan Island. Level of medium forest destruction equal to 2005.8 hectares or 16,51% at Nature Reserve of West Nusakambangan until westside of Permisan. Level of high forest destruction equal to 974.8 hectares or 8,03% at Karanganyar, eastside Klaces until Kembangkuning. Level of very high forest destruction equal to 276.8 hectares or 2.28% at Klaces and limestone mining at Timusbuntu. The most influencing factor of forest destruction in quantity is illegal logging, while clearing forest for the dry farming and opening mangrove for fishpond was the most factors for quality forest destruction.

Kata Kunci : Foto Udara,Pemetaan Kerusakan Hutan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.