Setengah pengangguran menurut pendidikan di daerah istimewa Yogyakarta : Analisis Data sakernas 1997
Siswantara, Prof. Drs. Kasto, M.A.
1999 | Skripsi | S1 GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGANPenelitian mengenai masalah setengah pengangguran menurut pendidikan di DIY mempunyai beberapa tujuan. Pertama, menganalisa tingkat setengah pengangguran menurut pendidikan, jenis kelamin dan umur. Kedua, menganalisa distribusi setengah pengangguran menurut pendidikan dan struktur lapangan pekerjaan. Setengah pengangguran di bedakan menjadi setengah pengangguran aktif dan pasif. Karena kesempatan kerja di daerah perkotaan dengan perdesaan berbeda, maka dalam analisa setengah pengangguran antara kedua daerah tersebut dipisahkan. Untuk mencapai kedua tujuan itu, penelitian yang dilakukan menggunakan data sekunder, yaitu data SAKERNAS DIY tahun 1997. Jumlah sampel angkatan kerja yang diteliti adalah 4678. Dari sampel yang diteliti terdapat 38,4 persen setengah pengangguran yang terdiri 12,8 persen setengah pengangguran aktif dan 25,6 setengah pengangguran pasif. Analisa data untuk melihat hubungan antar variabel dalam penelitian ini menggunakan metode tabulasi silang. Metode ini digunakan untuk melihat hubungan setengah pengangguran aktif dan pasif menurut pendidikan, jenis kelamin, umur, dan struktur lapangan pekerjaan yang mencakup lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan dan status pekerjaan. Hasil penelitian memperlihatkan setengah pengangguran pasif di DIY lebih besar daripada setengah pengangguran aktif. Ini berarti bahwa setengah pengangguran yang ada sebagian besar tidak menghendaki untuk mendapatkan pekerjaan lagi. Setengah pengangguran aktif apabila dilihat menurut jenis kelamin pada semua tingkat pendidikan terlihat perempuan lebih lebih tinggi daripada laki-laki. Selanjutnya apabila dilihat menurut golongan umur di perdesaan tingkat setengah pengangguran aktif usia muda lebih tinggi daripada usia dewasa pada semua tingkat pendidikan. Tetapi di perkotaan pada tingkat pendidikan SLTA tingkat setengah pengangguran aktif usia dewasa lebih tinggi daripada usia muda. Distribusi setengah pengangguran terdidik baik aktif maupun pasif pada sektor non pertanian lebih besar daripada yang ada di pertanian. Lapangan pekerjaan non pertanian ini terutama pada sektor jasa. Sedangkan apabila diamati menurut pendidikan dan jenis pekerjaan, pada jenis pekerjaan ahli setengah pengangguran terdidik baik aktif maupun pasif lebih besar dibandingkan mereka yang bekerja pada pekerjaan setengah kasar atau kasar.
This research about the problem of under employed based on the level of education in Yogyakarta Special Region Province has some goals. First, to analysis the level of under employed based on the level of education, sex, and age. The second goal is to analysis the distribution of under employed based on the level of education and work structure. The under employed divided into active and passive. The employment in urban region is different from rural region, so in analysing under employed between those regions be separated. To achieve those goals, this research applies secondary data, i.e. The National Labor Force Survey 1997 in Yogyakarta Special Region Province. The number of labor force samples that surveyed 4678. From these samples 38,4 percent was under employed. That consist of 12,8 percent as active and 25,6 percent as passive. The data analysis of inter variabel relationship used cross table method. This methods used to know the relation between active and passive under employed based on the level of education, sex, age, and work structure. The work structure covered industrial, occupation and employment status. The results of this research showed the level of passive under employed in Yogyakarta Special Region Province was higher than of active. It means the most of under employed unexpect full time in works. If seem at all the level of education by sex, the level of active female under employed was higher than of male. Other ways, if seem by age group, the level of active young under employed at all the level of education in rural region was higher than of adult. But in urban region at Senior High School the level of active adult under employed was higher than of young. The distribution of educated under employed both active and passive in non agricultural sector were higher than of aneducated, which the non agricultural especially service sector. While if observed based on the level of education and occupation, the educated under employed of white collar, both active and passive were higher than of blue collar.
Kata Kunci : Setengah Pengangguran,Sakernas,DIY