PENGARUH FAKTOR INTERNAL KARYAWAN TERHADAP KESUKSESAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA di PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA
Henok Hamonangan Sitio, Ir. Rini Dharmastiti, M.Sc. Ph.D., IPM. ASEAN. Eng
2009 | Skripsi | S1 TEKNIK INDUSTRIPerkembangan teknologi dalam dunia industri menuntut pekerja untuk semakin tanggap akan teknologi tersebut. Ketanggapan ini harus didukung oleh sistem manajemen yang baik pula agar pada penerapannya tidak menyebabkan imbas negatif baik pada perusahaan maupun karyawan. Diperlukan sebuah sistem manajemen sumber daya manusia yang baik dan didukung oleh prosedur-prosedur standar kerja yang baik. Dalam hal ini sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja memiliki peranan penting untuk mengatur prosedur standar operasi dalam sebuah pekerjaan agar tidak menyebabkan terjadinya kesalahan yang dapat menimbulkan kecelakaan pada saat berkerja. Penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh sikap, pengetahuan, dan keterampilan karyawan mengenai K3 terhadap kesuksesan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Penelitian dilakukan di PT. Chevron Pacific Indonesia dengan obyek penelitian adalah pegawai-pegawai tetap dan kontrak yang bekerja di Gathering Station Petapahan. Pengumpulan data mengenai pengetahuan, keterampilan, dan sikap menggunakan kuisioner dan diolah dengan SPSS untuk menganalisa secara regresi variable-variabel tersebut. Data kecelakaan kerja dan data penunjang lainnya dilakukan secara kolektif dengan metode wawancara. Dari data kecelakaan kerja didapat besarnya nilai loss time yang akan dipergunakan dalam menghitung nilai severity rate, frequency rate dan produktifitas. Pengukuran produktifitas dilakukan berdasarkan jumlah jam kerja karyawan. Dari penelitian didapat bahwa pengetahuan dan sikap karyawan sudah baik terhadap sistem manajemen K3 yang ada. Namun keterampilan responden dinilai sangat kurang terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini dapat disebabkan karena kurang antusiasnya karyawan terhadap pelatihan yang meningkatkan keterampilan dalam menanggulangi maupun menghindari kecelakaan kerja. Nilai severity rate dan frequency rate mengalami naik turun sesuai dengan jumlah kecelakaan dan total loss time yang ada. Sedangkan produktifitas tidak mengalami perubahan yang terlalu mencolok karena perbandingan total loss time terhadap total jam kerja tidak terlalu berarti. Dapat disimpulkan bahwa sistem manajemen K3 di PT. Chevron Pacific Indonesia sudah berjalan cukup baik dengan memadainya peralatan-peralatan pendukung keselamatan dan kesehatan kerja maupun standar prosedur operasi yang sudah baik. Namun bila ditinjau dari sisi karyawan, penerapan sistem manajemen K3 ini sebagian besar masih sebatas pengetahuan tentang teori keselamatan saja. Sedangkan dalam penerapannya maupun kemampuan dalam menanggulangi dan mengendalikan bahaya kecelakaan itu sendiri masih kurang, terutama pada karyawan kontrak.
Kata Kunci : Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, K3, kecelakaan, severity rate, frequency rate, produktifitas