Laporkan Masalah

Pengaruh perubahan penggunaan lahan persawahan menjadi permukiman terhadap imbuhan air tanah dangkal di kecamatan Kalasan kabupaten Sleman

Rudi Kiswandi, Drs. Soenarso Simoen

1995 | Skripsi | S1 GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGAN

Penelitian terhadap perubahan penggunaan lahan persawahan menjadi permukiman terhadap penambahan air tanah dangkal di Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman ini bertujuan untuk mengetahui pengurangan imbuhan air tanah dangkal di daerah penelitian, akibat terjadi perkembangan pembangunan perumahan untuk tempat tinggal atau sejenisnya yang menggunakan areal persawahan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode observasi dan sampling yang dilakukan secara purposive. Daerah penelitian yang merupakan dataran fluvial gunung api Merapi, penggunaan lahannya sebagian besar merupakan areal persawahan, yaitu seluas 1595 hektar dari 3584 hektar luas daerah penelitian. Daerah ini rata-rata setiap tahunnya menerima curah hujan setebal 2050 mm, dan suplesi dari irigasi (air sungai dan sumur pompa) setebal 7373,88 mm. Dengan rumus Chaturvedi dan Sehgal, dan rumus FWR Abdurahim diketahui bahwa umpan yang menjadi air tanah melalui petak persawahan kurang lebih 722,91.105 m3/th. Karakteristik akifer diketahui dengan menganalisa data uji pemompaan dari 13 buah sumur penduduk yang ada di daerah penelitian. Uji pemompaan data dianalisis dengan metode "Theis Recovery" untuk menentukan koefisien transmisibilitas (KD), koefisien permeabilitas (K) digunakan metode "Shallow Dug-Well Recovery Test", dan koefisien timbunan (S) menggunakan metode dari Todd, yaitu dengan membagi jumlah volume air tanah dengan volume suatu akifer (“Ground Water Hydrology”,1980,15). Hasil penelitian menunjukkan bahwa transmisibilitas daerah penelitian berkisar antara 8,5909 m2/jam sampai 50,4487 m2/jam, permeabilitas antara 90,7 m3/jam/m2 sampai 192,3 m3/jam/m2, koefisien timbunan antara 0,019 hingga 0,064, gradien hidrolis pada kontur jarang 0,0146 m2/m, dan pada kontur rapat 0,0302 m2/m. Kecepatan aliran air tanah antara 1,32 m/jam hingga 5,81 m/jam. Debit air tanah diketahui 126.877.683 m3/jam, dan kandungan air tanahnya 1183,84. m3/th, atau sebesar 3303.104 m3/km2. Imbuhan air tanah yang berasal dari penggunaan lahan organisasi berkisar 16,53.105 m3/th sampai 20,23.105 m3/th, atau rata-rata setiap hektarnya 1204 m3/th. Tegalan dan lain-lain antara 10,17.105 m3/th hingga 12,63.105 m3/th, sedang imbuhan air tanah yang berasal dari kolam antara 11,91.104 m3/th sampai 13,23.104m3/th. Imbuhan pada petak 688,5 persawahan melalui sawah yang ditanami padi sebesar 688,5.105 m3/th, sawah yang ditanami polowijo antara 2,6.105 m3/th sampai 3,33.105 m3/th, atau rerata 2,965.105 m3/th, dan sawah yang ditanami tebu antara 4,96.105 m3/th sampai 6,2.105 m3/th, atau rata-rata 5,58.105 m3/th. Imbangan air tanah yang terjadi di daerah penelitian adalah jumlah kandungan air tanah yang ada ditambahkan imbuhan air tanah yang berasal dari curah hujan, bending, dan sumur pompa, yang kemudian dikurangi sejumlah volume air tanah yang terturap oleh pemompaan, Dari perhitungan diatas maka dapatlah diketahui jumlah volume air tanah dangkal diadalam akifer bebas adalah 12.561.105 m3/th. Besarnya pengurngan imbuhan air tanah yang akan terjadi akibat perubahan penggunaan lahan persawahan menjadi permukiman tipe tanah YA2 sebesar 62.654 m3/th/ha, pada tipe tanah YA2 51.069 m3/th/ha, pada tipe tanah YA3 sebesar 41.533 m3/th/ha. Pengurangan imbuhan air tanah rata-rata dari ketiga jenis tanah tersebut dari keluasannya menunjukkan 42.498 m3/ha/th. Jadi jumlah rat-rat pengurangan air tanah yang akan terjadi setiap tahunnya sebesar 1.933.659 m3.

-

Kata Kunci : Perubahan penggunaan lahan,Permukiman,Imbuhan airtanah,Kalasan,Sleman,DIY

  1. S1-1995-Rudy_Kiswandi-abstract.PDF  
  2. S1-1995-Rudy_Kiswandi-bibliography.PDF  
  3. S1-1995-Rudy_Kiswandi-tableofcontent.PDF  
  4. S1-1995-Rudy_Kiswandi-title.PDF