Laporkan Masalah

Pengaruh Pola Pemberian Makanan Terhadap Status Gizi di Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul Yogyakarta

Eka Novita, dr. Sunartini Hapsara, PhD., SpA(K)

1997 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN

Makanan merupakan kebutuhan utarna seorang anak untuk kelangsungan pertumbuhan yang optimal, keadaan ini sesuai dengan makin meningkatnya proses tumbuh kembang yang terjadi disamping makin meningkatnya aktivitas anak. Pernberian makanan pada anak di Indonesia belum menunjukkan pola yang baik. Keadaan ini memberikan pengaruh yang kurang baik bagi kelangsungan hidup anak di masa mendatang, sebab perturnbuhan anak yang optimal dapat diketahui dengan mengamati status gizinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pemberian makanan pada balita dan pengaruh pola pernberian makanan terhadap status gizi balita. Penelitian ini dilakukan diwilayah kerja Posyandu Desa Banguntapan, dengan subyek adalah seluruh anak yang datang ke Posyandu di Desa Banguntapan yang dipilih secara acak. dengan syarat sebagai berikut : balita berusia 1-5 tahun baik laki- laki maupun perempuan, mempunyai KMS, mempunyai status imunisasi lengkap sesuai dengan umur saat dilakukan penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional, dengan,menggunakan data primer. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah pola pernberian makanan pada anak yang meliputi pola I, yaitu pola yang sesuai dengan konsep kesehatan dan pola II, yaitu pola yang tidak sesuai dengan konsep kesehatan, umur pemberian makanan pendarnping pertama kali yang meliputi umur sebelum dan sesudah 4 bulan, dan status gizi anak berdasarkan berat badan dan tinggi badan menurut umur. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan KMS serta pengukuran berat badan yang dibantu oleh seorang petugas posyandu. Jumlah anak yang diteliti sebanyak 45 anak, 23 % perempuan dan 22 % laki-laki, dengan 38% ibu berpendidikan SD, 29% SMP, 29% SMA dan 4% setaraf Perguruan Tinggi. Status gizi anak 93% bergizi baik dan 13% bergizi buruk. Ditemukan Bahwa pendidikan ibu tidak mempengaruhi status gizi anak secara bermakna. Anak dengan ASI lebih banyak bergizi baik dan hasil ini bermakna secara statistik. Pernberian makanan setengah padat pada umur 4 bulan atau lebih dari 4 bulan memberikan pengaruh yang tidak bermakna secara statistik terhadap status gizi balita. Anak dengan pola I lebih banyak yang bergizi baik walaupun ini tidak bermakna secara statistik. Usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk memperbaiki pengetahuan, sikap, dan keterampilan ibu-ibu balita tentang makanan bergizi perlu ditingkatkan terutama melalui Posyandu – posyandu.

Kata Kunci : status gizi anak, ASI, KMS, Imunisasi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.