Variasi Keruangan dan Sosiodemografis Unmet Need KB di Daerah Istimewa Yogyakarta
Nur Wulansari, Dr. Raden Rara Wiwik Puji Mulyani, S.Si., M.Si.
2025 | Skripsi | GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGAN
Keluarga Berencana merupakan program dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk mengontrol pertumbuhan penduduk dengan menggunakan alat kontrasepsi. Dalam program Keluarga Berencana dikenal istilah unmet need, artinya adalah kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi. Berdasarkan data pada tahun 2023, angka unmet need di Daerah Istimewa Yogyakarta masih terbilang tinggi, menempati urutan kedua persentase unmet need tertinggi di Pulau Jawa setelah DKI Jakarta.
Penelitian ini menggunakan data sekunder hasil Pendataan Keluarga BKKBN tahun 2023. Unit analisis yang digunakan adalah kapanewon. Analisis variasi keruangan dilakukan dengan pemetaan berdasarkan klasifikasi sudah memenuhi dan belum memenuhi target. Analisis karakteristik demografis menggunakan variabel dependen unmet need KB, sedangkan variabel independen meliputi variabel pengetahuan, usia kawin pertama, jumlah anak ideal yang diinginkan, dan dukungan suami. Analisis karakteristik sosiodemografis unmet need KB dilakukan dengan regresi linear berganda sehingga diketahui faktor yang berpengaruh terhadap unmet need KB di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah (1) secara keseluruhan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta didominasi belum memenuhi target, hanya terdapat tiga kapanewon yang sudah memenuhi target yakni meliputi Kapanewon Girisubo, Kapanewon Lendah, dan Kapanewon Minggir. (2) terdapat dua variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kejadian unmet need KB meliputi suami/keluarga menolak penggunaan kontrasepsi (X1) dan jumlah anak ideal yang diinginkan ?2 (X2).
Family planning is a program of the National Population and Family Planning Agency (BKKBN) to control population growth by using contraceptives. In the family planning program, the term unmet need is known, which means the unmet need for family planning. Based on data from 2023, the unmet need rate in the Special Region of Yogyakarta is still relatively high, ranking second in the highest percentage of unmet need in Java Island after DKI Jakarta.
This study uses secondary data from the BKKBN Family Data Collection in 2023. The unit of analysis used was kapanewon. The analysis of spatial variation was done by mapping based on the classification of meeting and not meeting the target. The analysis of demographic characteristics uses the dependent variable of unmet need for family planning, while the independen variables include education, age at first marriage, ideal number of children desired, and husband support. Analysis of the sociodemographic characteristics of unmet need for family planning was conducted with multiple linear regression to determine the factors that influence unmet need for family planning in the Special Region of Yogyakarta.
The results obtained from this study are (1) overall, the Special Region of Yogyakarta predominantly has not met the target, there are only three kapanewon that have met the target, including Kapanewon Girisubo, Kapanewon Lendah, and Kapanewon Minggir. (2) There are two variables that have a significant influence on the incidence of unmet need for family planning, including husband/family refusal to use contraception (X1) and the ideal number of children desired ?2 (X2).
Kata Kunci : Unmet need KB, Variasi Keruangan, Sosiodemografis, Regresi Linear Berganda