Karakteristik Fisik Wilayah Kepesisiran untuk pengembangan wisata alam di Tanjung Karang dan Boneoge kabupaten Donggala provinsi Sulawesi Tengah
Endang Sulistiyawati, Drs. Widiyanto, M.S.
2005 | Skripsi | S1 GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGANPenelitian ini dilakukan di wilayah kepesisiran Tanjung Karang dan Boneoge, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari karakteristik fisik wilayah kepesisiran Tanjung Karang dan Boneoge, menilai faktor kualitas estetika, kenyamanan lingkungan, dan mengetahui morfodinamika Pantai Tanjung Karang dan Boneoge untuk pengembangan wisata alam. Penentuan karakteristik fisik wilayah kepesisiran Tanjung Karang dan Boneoge menggunakan pendekatan hidro-oseanografi, meliputi angin, gelombang, arus, dan pasang surut; kemiringan lereng, faktor penentu nilai abrasi dan akresi (Go); dan nilai median besar ukuran butir material (d50). Penilaian kualitas estetika (panorama) menggunakan faktor fisik dan non fisik serta penilaian kenyamanan lingkungan (indeks ketidaknyamanan) menggunakan parameter suhu dan kelembapan relatif. Penentuan morfodinamika Pantai Tanjung Karang dan Boneoge menggunakan parameter skala empasan dan grafik hubungan Hb, T, dan Ws dengan T = 10 detik. Sampel pengamatan dan pengukuran menggunakan metode purposive sampling, yaitu berdasarkan kemudahan dan kelengkapan unsur-unsur yang akan dinilai dan diukur. Analisis data dilalculcan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan cara menggambarkan karakteristik fisik Pantai Tanjung Karang dan Boneoge sebagai pantai berpasir putih dengan variasi keindahan panorama alam yang dimiliki dan analisis spasial yalmi dengan mengetahui kondisi potensi wisata alam, khususnya wisata bahari yang terdapat di Pantai Tanjung Karang dan Boneoge. Satuan analisis berupa satuan bentang,lahan dan satuan pemetaan menggunakan satuan administrasi wilayah. Kondisi fisik hidro-oseanografi di Pantai Tanjung Karang dan Boneoge pada saat pengukuran yakni arah angin umumnya Barat Laut dan Barat Daya dengan kecepatan angin termasuk kelas sangat lemah - agak kuat. Tinggi gelombang berkisar antara 0,112 — 2,76 meter, panjang gelombang antara 48,15 — 207,69 meter dengan tipe gelombang pecah spilling — plunging, dan kecepatan arus yang berkisar antara 0,117-0,28 m/d. Tipe pasang surut adalah ganda campuran dengan julat pasut mesopasut. Morfodinamika pantai termsuk kelas intermediet. Hasil indeks ketidaknyamanan menunjukkan kondisi tidak nyaman. Pantai Tanjung Karang memiliki kualitas panorama yang lebih baik dibandingkan dengan Pantai Boneoge. Proses geomorfologi yang dominan terjadi adalah erosi dan deposisi pantai. Berdasarkan basil penelitian yang diperoleh, Pantai Tanjung Karang dan Boneoge dapat dikembangkan sebagai daerah tujuan objek wisata alam, khususnya wisata bahari.
Research was done in Tanjung Karang and Boneoge coastal area, Banawa district, Donggala Regency, Central of Sulawesi. The aim of research such as for knowing the physical characteristic, assessing the aesthetic quality factor, environment freshmen and knowing morphodynamic characteristic of Tanjung Karang and Boneoge coastal for developing ecotourism. The determination reference of both Tanjung Karang and Boneoge coastal area is different in each parameter. First, determination of physical characteristic used hydro-oceanography approach, such as winds, waves, currents and tides; slope, abrasion and acresion determinant factor (G0), and median grain size (d50). Further assessing of the aesthetic based on physical and non physical factors, despite environment freshmen (discomfort index, (DI)) based on temperature and relative humidity parameter. The last, determination of morphodynamic used surf scalling parameter and graph and relation among Hb, T and Ws. (T=10 seconds). The sample for observation and measurement were taken by purposive sampling method, based on amenity and completely of element those measured and assessed. The analysis used two kinds of references. In spite of, descriptive method that represent physical characteristic of Tanjung Karang coastal as "white sandy beach" with various of beautiful scenery, spatial analysis that explore ecotourism potency especially ocean (bahari) tourism in Tanjung Karang and Boneoge beach. The set of analysis is landform and the set of mapping use regional administration. Physical condition of hydro-oceanography of Tanjung Karang and Boneoge Beach include wind direction (usually North West and South West, with light breeze until fresh breeze), wave height about 0;112 — 2,76 meters; wave length about 48,15 —207,69 meters (with the spilling until plunging breaking waves type), and the current velocity about 0,117-0,28 m/s. The tide type is prevailing semidiurnal with mesopasut tidal range. The morphodynamic type is intermediate. The discomfort index (DI) shows that the condition is not balmy. The scenery of Tanjung Karang Beach is more beautiful than Boneoge's one. The major geomorphology processes that occurred are abrasion and acresion. Based on result of the research, Tanjung Karang and Boneoge Beach can be developed as ecotourism area, especially bahari tourism.
Kata Kunci : Wisata alam,Kepesisiran,Donggala, Sulawesi Tengah