ANALISIS BREAK EVEN DAN PRESTASI KERJA PADA PERSEMAIAN (Studi Kasus Persemaian HTI Perawang Sukses Perkasa Industri,Riau)
EKO SETYA NUGROHO, Ir. Haryanto, M.S.
1999 | Skripsi | S1 KEHUTANANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui prestasi kerja dan kebutuhan hari orang kerja (HOK) pekerjaan di persemaian, komposisi biaya persemaian, dan posisi breck even point di persemaian. Dari data-data di atas diharapkan dapat dijadikan masukan untuir mewujudkan pengeloloaan persemaian secara profesional. Persemaian HTI Perawang Sukses Perkasa Industri pada RKT 1997/1998 memprcduksi bibit Acacia mangium sebanyak 3.143.000 bibit. Untuk memproduksi bibit tersebut diperlukan 2809,53 HOK. Adapun pekerjaan yang memerlukan HOK yang besar berturut-turut adalah seleksi dan packing(961,42 HOK), penyiangan rumput (874,01 HOK), dan penyapihan semai (540,52 HOK). Hal ini disebabkan karena untuk melakukan pekerjaan tersebut diperlukan tingkat ketelitian dan kecermatan yang tinggi. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi bibit Acacia mangium sebanyak 3.143.000 bibit adalah Rp. 431.782.850,30, dengan biaya produksi per bibit adalah Rp. 137,38. Biaya yang memberikan kontribusi yang besar terhadap total biaya produksi adalah : biaya bahan sebesar 54, 11 %, dan biaya bunga atas modal sebesar 16, 13 %, sedang biaya lainya masing-masing dibawah 10 %. Pada RKT 1997 /l 998 persemaian HTI Perawang Sukses Perkasa Industri produksi bibitnya sedikit di atas titik impas (break even point). Posisi break even point dengan menggunakan harga jual bibit berdasar biaya produksi jatuh pada volume sebesar 3 .142. 956,56 bibit. Dibanding perubahan harga jual bibit, perubahan harga pembelian (bahan, BBM, dan spare parts) kurang berpengaruh terhadap perubahan posisi break even point. Karena dengan kenaikan harga jual bibit sebesar 10 %, maka posisi break even point akan turun sebesar 19,34 %. Sedang bila terjadi kenaikan harga pembelian (bahan, BBM, dan spare parts) sebesar IO %, posisi break even point hanya berubah sebesar 17,59 %.
Kata Kunci : persemaian, prestasi kerja, dan break even point