Penatalaksanaan Aktif Versus Konservatif Preeklamsia, Tinjauan Morbiditas dan Mortalitas Perinatal Di RSUP Dr. Sardjito Tahun 1993-1996
Muh. Masrin, dr. H.M. Mansyur Romi; dr. H.R. Siswosudarmo, DSOG
1997 | Skripsi | S1 KEDOKTERANLatar belakang: Indikator kualitas kebidanan dalam suatu negara biasanya dinilai dari besarnya angka morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal. Preeklamsia sangat meningkatkan angka tersebut. Tujuan: Penelitian ini berusaha membandingkan prognose fetal outcome pada preeklamsia berat antara penatalaksanaan aktif dan penatalaksanaan konservatif ditinjau dari morbiditas dan mortalitas perinatal. Rancamgan penelitian: Historibl cohort Alat dan bahan: Kasus preeklamsia berat diambil dari rekam medik RSUP Dr. Sardjito l Januari 1993 - 30 September 1996. Kriteria penerimaan ialah bayi tunggal dan umur kehamilan lebih dari atau sama dengan 28 minggu. Sedang kriteria penolakannya adalah adanya solusio plasenta, riwayat penyakit jantung, penyakit hati, penyakit ginjal, diabetes mellitus dan kelainan kongenital mayor pada bayi. Data dianalisa dengan program SPSS versi 4.0. Digunakan Chi-Square dan resiko relatif Nilai p < 0,05 menyatakan berbeda bermakna. Hasil penetitian; Prevalensi preeklamsia dan eklamsia di RSUP Dr. Sardjito dari bulan Januari 1993 - September 1996 sebesar 5,2%. Ada 199 kasus yang masuk kategori penelitian dengan penanganan alctif 164 kasus (82,4%) dan penanganan konservatif 35 kasus (17 ,6%). Angka kematian perinatal pada penatalaksanaan konservatif sebesar 31,4% dibandingkan dengan angka kematian pada penangnan aktif sebesar 9,8% ( RR=3,22 dengan 95% CL 1,55-6.71). Angka asfiksia neonatal pada penanganan konservatif sebesar 42,9% dibandingbn dengan pada penanganan aktif sebesar 23,2% (RR=l,85 dengan 95%CL 1,06-3.21). Kesimpu.lan: Penatalaksanaan aktif memberikan prognose lebih baik dibandinglcan dengan penatalaksanaan konservatif.
Badcground: The quality of obstetric service is the rate of perinatal and maternal morbidity and as mortality. Quality of management in preeclampsia highly contributed to this condition. Objective: To compare the pregnancy outcome in severe preeclampsia and eclampsia by means of active versus conservative management. Study design: Historical cohort Material and Method: Cases were taken from medical record in The Sardjito Hospital January 1st 1993 - September, 30th 1996th. The inclusion criteria were singleton baby, gestation age of 28 weeks or more. The exclusion criteria were abruptio plasentae, heart, liver, renal disease, diabetus mellitus, and major congenital anomaly. Data were analyzed by version 4.0 SPSS program. Chi-Square and relative risk are statistical test use in this study. The p value of less than 0.05 was considered as statistically significant. Result: The prevalence ecJampsia and peeclampsia in The Sardjito Hospital from 1993 January- 1996 September is 5.2%. There were 199 cases that met the criteria for the study, consisting 164 cases for active management (84.2%) and 35 cases for conservative. The perinatal mortality in the conservative management was 31.4% compared to 9.8% in the active management (RR.=3.22 with 95% CL 1.55-6.71). The rate of neonatal asphyxia in the conservative management was 42.9% compared to 23.2% in the active management (RR=l.85 with 95% CL 1.06-3.21). Conclusion: The active management gives more better prognosis compared to conservative management.
Kata Kunci : Preeklamsia, aktif, konservatif, preeclampsia, active, conservative