Laporkan Masalah

Slang di kalangan pemain Calung pengiring pertunjukan Lengger di banyumas

HERIYANTI, Rina, Prof.Dr. Soepomo Poedjosoedarmo

2004 | Tesis | S2 Linguistik

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan slang pemain calung yang ada di wilayah Banyumas. Hal tersebut meliputi (1) bentuk-bentuk satuan lingual yang ada, (2) proses pembentukan slang, (3) relasi semantis antara bentuk slang dengan bentuk asalnya, dan (4) fungsi sosial. Penelitian terhadap slang ini dengan (1) melakukan pengamatan, perekaman, dan pengidentifikasian padan katanya dalam bahasa asal sehingga diperoleh kelas kata dan jenis frase yang ada dalam slang, (2) membandingan bentuk slang dengan bentuk asalnya sehingga ditemukan prinsip-prinsip pembentukannya,(3) wawancara langsung kepada pemakai slang untuk memperoleh gambaran tentang fungsi sosial slang, dan (4) membandingkan slang dengan bentuk asal dari segi fitur semantisnya. Hasil utama dari penelitian ini adalah: Pertama,proses pembentukannya dengan mengambil suku kata pertama bentuk asal dan menambah suku lain sehingga membentuk kata baru yang difungsikan sebagai slang. Kedua, slang pemain calung memiliki wujud satuan lingual dalam bentuk kata dan frase. Untuk kata yaitu (1) nomina, (2) verba, (3) ajektiva, (4) pronominal, (5) numeralia, dan (6) adverbia. Untuk frase yaitu: (1) frase nominal (2) frase verbal (3) frase ajektival (4) frase pronominal simpleks modifikatif dan (5) frase numeralia. Ketiga, hubungan atau relasi semantis yang muncul dalam slang ini adalah (1) relasi makna konotatif, (2) relasi kesamaan fonetis, dan (3) bentuk yang tidak memiliki relasi sam sekali. Keempat, fungsi slang kesenian calung ini ialah: (1) sebagai bahasa rahasia, (2) sebagai simbol keakraban, dan (3) sebagai media untuk melucu. Kesimpulan oleh karena proses pembentukannya yang cukup mudah dan memiliki pola tertentu, maka pada dasarnya setiap kata mempunyai potensi untuk dijadikan bentuk slang, sehingga kemungkinan besar akan mempunyai kosakata slang yang sangat banyak. Kesimpulan yang diperoleh ialah dibandingkan slang lainnya, slang Malioboro misalnya, slang calung ini memiliki kadar atau jumlah kosakata yang tinggi. Hal ini karena hubungan antar anggota lebih intim, dan sifat keanggotaan yang tertutup. Intensitas pertemuan mereka juga lebih berkualitas karena mereka ‘dipaksa’ bersamasama dalam durasi waktu yang cukup panjang yaitu ketika pertunjukan calung diadakan.

This paper is about slang among the calung musician in Banyumas. The aim is to find out: 1. the form of the slang 2. the process of coining 3. the semantic relation between the form and the meaning, and 4. its function in the society. The data is collected by recording the slang words when they are actually used by the musician. The analysis is done by (1) identifying the difference in the phonemic shapes between the slang and the original words, (2) interviewing the speakers as to why the slang words are chosen, and (3) comparing between the slang and the original words in term of the semantic features. The results are that the numbers of the slang words is so many because the process of coining is largely only changing some of the sounds in the original words in terms of the semantic relation. May of the slang words have connotative relations with the original words.

Kata Kunci : Linguistik,Slang dan relasi Semantis,Pemain Calung, slang, semantic relation, social function, part of speech, the process


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.