Laporkan Masalah

The Malaysian's foreign economic policy during Dr. Mahathir era :: A Case study of Look East Policy on Japan

SHARIFFUDDIN, Mohd Dino Khairri bin, Prof.Dr. Mohtar Mas'oed

2004 | Tesis | S2 Ilmu Politik

Studi ini ingin meneliti posisi Jepang dalam kebijakan luar negeri Malaysia selama era Mahathir dalam Look East Policy. Lebih lanjut, penelitian ini juga mengkaji analisis mendasar pada mekanisme Jepang yang berpengaruh sebagai model peran negara dalam kebijakan luar negeri Malaysia. Look East Policy telah dipilih sebagai model peran Malaysia sejak 8 Februari 1982. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan domestik Malaysia dalam aspek sumberdaya manusia, teknologi, investasi dan perdagangan. Kebijakan luar negeri ini berkaitan dengan banyaknya kebijakan domestik Malaysia seperti Kebijakan Ekonomi Baru sejak tahun 1970 dan Kebijakan Wawasan 2020 sejak tahun 1991. Hal ini karena Dr. Mahathir, Perdana Menteri Malaysia dari tahun 1981 sampai 2003, menyadari bahwa sebuah kebijakan domestik yang berhasil harus memiliki model yang sesuai dan bertujuan jelas. Itulah sebabnya mengapa Look East Policy diperlukan. Ini berarti Malaysia tidak menerima segala sesuatu dari negara-negara timur jika hal tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan Malaysia. Akan tetapi, penelitian ini hanya difokuskan pada Jepang, karena perkembangan Jepang dalam waktu yang singkat dan mengesankan dalam seluruh aspek kehidupan terutama dalam penggunaan teknologi canggih. Disampng itu, Malaysia tidak ingin mengabaikan keuntungan positif dari negara-negara barat jika dirasakan masih relevan. Dalam penelitian ini, peneliti akan menginvestigasi dua pertanyaan utama yang dipercayai peneliti penting untuk diketahui. Pertanyaan pertama adalah, faktor apakah yang membuat Dr. Mahathir memilih Jepang sebagai model peran Look East Policy dan Look East Policy sebagai kebijakan luar negeri Malaysia? Pertanyaan kedua adalah apakah pengaruh kebijakan Look East Policy dalam hal sumberdaya manusia, teknologi, investasi dan perdagangan? Untuk menganalisis penelitian ini, peneliti menggunakan dua asumsi yang akan digunakan sebagai kerangka kerja teoritis. Asumsi pertama adalah kebijakan luar negeri sebuah negara yang selalu dipilih oleh pemerintah untuk kepentingan domestik. Asumsi yang kedua adalah teori pilihan rasional yang mengadopsi posisi metodologis individu dan digunakan untuk menjelaskan seluruh fenomena sosial dalam hal kalkulasi rasional yang dibuat berdasarkan minat pribadi individu, orientasi tujuan, biaya masing- masing alternatif dan cara terbaik untuk memaksimalkan kegunaan. Sebagai kesimpulan, Malaysia mencapai keuntungan yang hebat dalam hal sumberdaya manusia, teknologi, investasi dan perdagangan sebagai output dari Look East Policy. Peneliti percaya bahwa sebuah kebijakan yang berhasil hanya bisa dicapai apabila kebijakan luar negeri itu mempunyai visi yang jelas dan mencakup opini publik. Lebih lanjut, kebijakan yang mencakup ‘opini publik’ mempunyai potensi yang lebih kuat untuk berhasil, karena ‘opini publik’ adalah aset yang signifikan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan untuk memelihara stabilitas politik sebuah negara.

This paper examines the position of Japan in Malaysia’s foreign policy during Dr Mahathir’s era in the Look East Policy. In addition, this paper also analyzes the grounding analysis on the Japanese mechanism that influence as country role model in Malaysia’s foreign policy. The Look East Policy that has been chosen as Malaysia’s role model since 8th February 1982. It is created to cater for Malaysia’s domestic interest in the aspects of human resource, technology, investment and trade. This foreign policy is related to lots of Malaysia domestic policies such as New Economic Policy since 1970 and Vision 2020 policy since 1991. This is because Dr Mahathir, Malaysia’s Prime Minister from 1981 to 2003, realizes that a successful domestic policy should have a suitable model and clear objective. That is why the Look East Policy has been designed by Dr Mahathir and his cabinet ministers to suit with Malaysian needs. This means Malaysia does not accept everything from the Eastern countries if it does not suit to Malaysian needs. However, this paper only focuses on Japan because of Japanese imminent and impressive development in all aspects including high and sophisticated technology. Besides, Malaysia does not want to neglect the positive benefits from the Western countries. In this paper, researcher will investigate two major questions that researcher believes are interesting to know. The first question is, what are the factors that make Dr Mahathir chooses Japan as the role model of the Look East Policy and the Look East Policy as Malaysia major foreign policy? The second question is, what are the impacts the Look East Policy in terms of human resource, technology, investment and trade? To analyze this research, researcher finds two assumptions that will be used as researcher’s theoretical framework. The first assumption is home country foreign policy that has always been chosen by government is for domestic interest. The second assumption is rational choice theory that adopts a methodological individualist position and attempts to explain all social phenomena in terms of the rational calculations made by self- interest individuals, goal oriented, the cost of each alternative and the best way to maximize utility. In conclusion, Malaysia gains tremendous adva ntages in terms of human resource, technology, investment and trade as the outputs of the Look East Policy. Researcher believes that a successful policy should have clear vision and include public opinion. In addition, policy that involves ‘public opinion’ has strong possibility to be successful because ‘public opinion’ is a significant asset to cater the domestic interest and to maintain political stability of a country.

Kata Kunci : Kebijakan Luar Negeri,Malaysia,Era Mahathir,Jepang, Malaysian’s Foreign Policy, Look East Policy, Japan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.