Keadaan sosial ekonomi pedagang kaki lima di kotamadya Mojokerto
Budi Harsoyo, Drs. Tukiran
1984 | Skripsi | S1 GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGANDewasa ini masalah yang dihadapi oleh kebanyakan dae¬rah kota di Indonesia ialah berkembangnya jumlah pedagang kaki lima yang pesat. Perkembangan ini, oleh pemerintah dae¬rah dianggap "Mencemarkan" lingkungan fisik daerah perkotaan, Karena pada umumnya pedagang kaki lima berdagang di sembarang tempat. Untuk tujuan memperindah lingkungan fisik daerah perkotaan, dan menekan laju pertumbuhannya, maka pemerintah melakukan tindakan penertiban, dan pengusiran terhadap peda¬gang kaki lima. Namur, kenyataannya pedagang kaki lima tetap tumbuh dan berkembang hingga kini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakter¬ristik angkatan kerja yang bekerja sebagai pedagang kaki lima meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, jumlah tanggungan, status migrasi, dan mobilitas pekerjaan. Di samping itu,juga untuk mengetahui aktivitas pedagang kaki lima dalam melaksanakan kegiatan usaha, yang meliputi lama melaksanakan kegiatan usaha, modal kerja dan perputarannya, jumlah tenaga kerja keluarga yang membantu usaha, jam kerja, dan penghasilannya. Metode penelitian adalah "Areal Sampling" untuk pengam-bilan daerah. Dengan metode ini, ditentukan daerah-daerah tempat pedagang kaki lima berjualan sebagai daerah sampel. Pengambilan sampel responden digunakan metode "Stratified Random Sampling" dengan jumlah yang sama pada tiap jenis u¬saha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 60 persen pedagang kaki lima berusia relatif tua. Pekerja laki-laki, ternyata lebih berperanan dalam kegiatan usaha pedagang kaki lima da¬ripada pekerja wanita. Adapun tingkat pendidikannya relatif rendah-13,6 persen tidak pernah sekolah, 64,2 persen berpen¬didikan hingga tanat SD- Ditilik status perkawinannya, maka 90,9 persen telah kawin/pernah kawin, dan rata-rata jumlah ii tanggungannya banyak. Pedagang kaki lima di daerah peneli-tian 60 persen merupakan penduduk asli. Hanya 40 persen merupakan penduduk pendatang atau migran, dan dari seluruh migran, lebih dari dua pertiga telah datang 10 tahun yang la¬lu atau lebih. Kepindahan mereka sebagian besar (58,9 per¬sen) karena alasan kesempatan kerja. Sedangkan apabila dili¬hat mobilitas pekerjaannya, maka 79,3 persen pernah ganti pe¬kerjaan, dan umumnya pekerjaan mereka sebelum bekerja sebagai pedagang kaki lima adalah pekerjaan di sektor-sektor yang produktivitas dan penghasilannya rendah. Apabila dilihat lama melaksanakan kegiatan usaha, maka hampir separoh (45 persen) tergolong baru memulai usahanya, yaitu baru 1-9 tahun yang lalu. Dalam melaksanakan kegiatan usaha, umumnya tidak ditunjang oleh modal kerja yang memadai, sehingga penghasilannyapun terbatas pula. Karena modal dan penghasilan yang terbatas tersebut, menyebabkan pedagang kaki lima menggunakan tenaga kerja keluarga tanpa upah untuk mem¬bantu usahanya. Pada umumnya pedagang kaki lima bekerja da¬lam waktu yang lama; semua pedagang bekerja 35 jam dan lebih seminggu. Analisis statistik menunjukkan bahwa penghasilan sangat dipengaruhi oleh modal kerja, sedangkan pengaruh jam kerja terhadap penghasilan tidak menentu pada tiap jenis u¬saha. Hal lain adalah jenis usaha juga mempengaruhi pengha¬silan pedagang kaki lima.
-
Kata Kunci : Ekonomi pedagang kaki lima,Pedagang kecil,Pedagang Kaki Lima, Kondisi ekonomi pedagang,Mojokerto,Jawa Timur