Hubungan Kepemilikan Lahan Hutan Rakyat dan Pendapatan Usahatani Hutan Rakyat di Desa Wukirharjo Kabupaten Sleman
Fadila Rachma Susanti, Agus Affianto, S.Hut., M.Si
2025 | Skripsi | KEHUTANAN
Hutan rakyat merupakan salah satu bentuk pengelolaan sumber daya alam berbasis masyarakat yang berkontribusi terhadap kesejahteraan petani serta kelestarian lingkungan. Kawasan hutan rakyat di Desa Wukirharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman seluas ±70 Ha dikelola oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Murih Mulyo yang berangotakan 65 orang dengan luas lahan yang berbeda-beda. Adanya variasi luas kepemilikan lahan antar anggota diduga mempengaruhi tingkat pendapatan usahatani mereka. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis distribusi kepemilikan lahan, menghitung besar pendapatan usahatani, dan menganalisis hubungan antara kepemilikan lahan hutan rakyat dan pendapatan usahatani hutan rakyat anggota KTH Murih Mulyo di Desa Wukirharjo.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan survei. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapangan dan wawancara. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 40 orang yang dikelompokkan menjadi 6 strata menggunakan metode Stratified Random Sampling. Pengelompokan responden didasarkan pada luas lahan yang dikelola yaitu pada Strata I: 0,25 – 0,75 Ha sejumlah 13 orang; Strata II: 0,76 – 1,25 Ha sejumlah 15 orang; Strata III: 1,26 – 2,25 Ha sejumlah 7 orang; Strata IV: 2,26 – 2,75 Ha sejumlah 2 orang; Strata V: 2,26 – 2,75 Ha; dan Strata VI: 2,76 – 3,25 Ha sejumlah 1 orang.
Hasil penelitian didapatkan bahwa kepemilikan lahan hutan rakyat berdistribusi merata, kemudian didapatkan rata-rata pendapatan bersih setiap tahun pada masing-masing strata yaitu, pada strata I sebesar Rp1.850.482 /petani/tahun, strata II sebesar Rp1.873.584/petani/tahun, strata III sebesar Rp2.354.510/petani/tahun, strata IV sebesar Rp2.700.500/petani/tahun, strata V sebesar Rp3.218.000, dan strata VI Rp5.822.857/petani/tahun. Hasil Uji korelasi rank spearman didapatkan bahwa kepemilikan lahan dan pendapatan usahatani berkorelasi secara positif dan berhubungan dengan kuat.
Community forests are a form of community-based natural resource management that contributes to farmer welfare and environmental sustainability. The community forest area in Wukirharjo Village, Prambanan Sub-district, Sleman Regency, covering an area of ±70 Ha, is managed by the Murih Mulyo Forest Farmer Group (KTH) which has 65 members with different land areas. The variation in land ownership area among members is thought to affect their farming income levels. This study aims to analyze the distribution of land ownership, calculate the amount of farming income, and analyze the relationship between community forest land ownership and the income of community forest farming of members of KTH Murih Mulyo in Wukirharjo Village.
This research is a quantitative research with a survey approach. Data collection was carried out by field observation and interviews. The number of respondents in this study was 40 people who were grouped into 6 strata using the Stratified Random Sampling method. The grouping of respondents was based on the area of land managed, namely in Strata I: 0.25 - 0.75 Ha, 13 people; Strata II: 0.76 - 1.25 Ha, 15 people; Strata III: 1.26 - 2.25 Ha, 7 people; Strata IV: 2.26 - 2.75 Ha, 2 people; Strata V: 2.26 - 2.75 Ha; and Strata VI: 2.76 - 3.25 Ha, 1 person.
The results of the study showed that community forest land ownership was evenly distributed, then the average net income was obtained each year in each stratum, namely, in stratum I of IDR 1,850,482 / farmer / year, stratum II of IDR 1,873,584 / farmer / year, stratum III of IDR 2,354,510 / farmer / year, stratum IV of IDR 2,700,500 / farmer / year, stratum V of IDR 3,218,000, and stratum VI of IDR 5,822,857 / farmer / year. The results of the Spearman rank correlation test showed that land ownership and farm income were positively correlated and strongly related.
Kata Kunci : Hutan Rakyat, Kepemilikan Lahan, Pendapatan Usahatani, Uji Korelasi rank spearman