Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) Sebagai Instrumen Strategis Indonesia Menuju Regional Economic Powerhouse di Kawasan Indo-Pasifik
Mohammad Kartika Diptya Laksana, Dr. Atin Prabandari, SIP., MA(IR)
2025 | Skripsi | Ilmu Hubungan Internasional
Penelitian ini membingkai IA-CEPA sebagai instrumen strategis Indonesia untuk mencapai regional economic powerhouse di kawasan Indo-Pasifik. Analisis dilakukan dengan melihat IA- CEPA sebagai institusi internasional yang memengaruhi arah pembangunan Indonesia. Dengan adanya IA-CEPA, Indonesia memiliki kepercayaan diri untuk melakukan industrialisasi dengan berorientasi pada industri manufaktur, terutama sektor-sektor prioritas. Selain itu, penelitian ini mengeksplorasi peluang dan tantangan Indonesia dalam mencapai regional economic powerhouse di Indo-Pasifik dengan tetap melihat IA-CEPA dalam proses tersebut. Untuk mendapatkan penjelasan, digunakan metode kualitatif melalui studi pustaka dan dibantu dengan landasan konseptual neoliberal institusionalisme serta outward-oriented development untuk mengeksplorasi penjelasan mengenai institusi internasional dan arah pembangunan yang berorientasi ke luar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IA-CEPA telah menghasilkan beberapa luaran sebagai proses Indonesia menuju regional economic powerhouse, yaitu (1) eliminasi tarif sektor agrikultur dan sapi indukan, (2) peningkatan dan pengembangan SDM melalui pendidikan serta pelatihan di bawah AAI, (3) investasi infrastruktur penunjang industri melalui KIAT. Perubahan arah pembangunan Indonesia ditunjukkan oleh pembentukan beberapa kebijakan, yaitu (1) RPJMN 2025-2029, (2) Undang-undang No. 1 Tahun 2020, (3) Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 63 tahun 2020, (4) pembentukan RUU Cipta Kerja, (5) pembentukan inisiatif Making Indonesia 4.0, (6) pembatalan Permenristekdikti No. 53 Tahun 2018, dan (7) Undang-undang No. 59 Tahun 2024. Selain itu, Indonesia mengambil peluang dengan mengikuti perjanjian internasional di kawasan Indo-Pasifik, seperti AANZFTA, CPTPP, dan RCEP, untuk mendapatkan akses pasar yang lebih luas. Namun, implementasi IA-CEPA memunculkan tantangan bagi Indonesia, yaitu dependensi terhadap Australia dan pasar internasional, defisit neraca perdagangan yang terus berkelanjutan dengan Australia, dan harmonisasi kebijakan domestik.
This thesis frames the IA-CEPA as Indonesia's strategic instrument to achieve a regional economic powerhouse in the Indo-Pacific region. The analysis is conducted by understanding IA-CEPA as an international institution that influences the orientation of Indonesia's development. With the IA-CEPA, Indonesia has the leverage to industrialize by orienting towards the manufacturing industry, especially priority sectors. In addition, this research explores Indonesia's opportunities and challenges in achieving a regional economic powerhouse in the Indo-Pacific while still looking at the IA-CEPA in the process. To obtain an explanation, a qualitative method through literature study is used and assisted by the neoliberal institutionalism and outward-oriented development conceptual framework to explore the explanation of international institutions and the outward-oriented development strategy. The results show that the IA-CEPA has produced several outcomes as Indonesia's process towards a regional economic powerhouse, which are (1) tariff elimination in the agricultural and breeding cattle sectors, (2) improvement and development of human resources through education and training under AAI, (3) investment in industrial supporting infrastructure through KIAT. Changes in the orientation of Indonesia's development are shown by the formation of several policies, namely (1) RPJMN 2025-2029, (2) Undang-undang No. 1 Tahun 2020, (3) Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 63 Tahun 2020, (4) formation of the Job Creation Bill, (5) formation of the Making Indonesia 4.0 initiative, (6) cancellation of Permenristekdikti No. 53 of 2018, and (7) Undang-undang No. 59 Tahun 2024. In addition, Indonesia took opportunities by joining international agreements in the Indo-Pacific region, such as AANZFTA, CPTPP, and RCEP, to gain more market access. However, the implementation of the IA-CEPA poses challenges for Indonesia, namely dependency on Australia and international markets, a continuing trade balance deficit with Australia, and domestic policy harmonization.
Kata Kunci : IA-CEPA, Indo-Pasifik, industrialisasi, pasar ketiga, regional economic powerhouse