PENGARUH EXCESS AIR TERHADAP KARAKTERISTIK DAN EMISI PEMBAKARAN AMPAS TEBU DALAM FIXED GRATE FURNACE DENGAN KONVERTER KATALITIK
NOVYANDHIMAS KURNIAN SYAH, Prof. Dr. Ir. Harwin Saptoadi, M.SE., IPM., ASEAN Eng.
2025 | Skripsi | TEKNIK MESIN
Indonesia
masih sangat ketergantungan pada penggunaan bahan bakar fosil, seperti batu
bara, minyak bumi, dan gas alam, sebagai sumber energi utama. Ketergantungan
ini mengakibatkan berbagai macam dampak lingkungan dan ancaman terhadap keberlanjutan
akibat cadangan yang semakin menipis. Sebagai alternatif, biomassa, khususnya
ampas tebu, memiliki potensi besar karena merupakan limbah produksi gula yang
mencapai 10,37 juta ton per tahun di Indonesia. Pemanfaatan ini sejalan dengan kebijakan
diversifikasi energi yang dicanangkan pemerintah. Akan tetapi, pemanfaatan
biomassa secara tidak terkendali dapat menimbulkan dilema dan persoalan
lingkungan lain. Pembakaran langsung biomassa menghasilkan emisi gas rumah
kaca, seperti CO, CO2, NOX, dan SOX, karena
proses pembakaran yang tidak sempurna. Emisi rumah kaca ini sering kali memicu
peningkatan temperatur permukaan bumi dan perubahan ekosistem alam. Selain itu,
pembakaran biomassa yang tidak terkontrol juga mengakibatkan banyaknya emisi
padatan berupa particulate matter (PM) yang berukuran sangat kecil
hingga 2,5 mikron. Emisi partikulat ini sangat berbahaya apabila terhirup dan
masuk ke dalam saluran pernapasan manusia hingga menyebabkan penyakit paru-paru
kronis. Oleh karena itu, diperlukan optimalisasi kondisi operasional pembakaran
ampas tebu dan penggunaan alat pengolahan emisi agar emisi hasil pembakaran
menjadi lebih efisien dan terkontrol.
Studi
eksperimen ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh persentase excess air
(EA) dan penggunaan konverter katalitik terhadap karakteristik serta emisi
hasil pembakaran ampas tebu menggunakan fixed grate furnace. Pembakaran
dilakukan menggunakan variasi persentase excess air sebesar EA50%,
EA75%, dan EA100%. Penilaian kualitas pembakaran
dilakukan dengan menganalisis hasil pembacaan berbagai parameter, berupa
temperatur pembakaran, kadar gas CO2, serta konsentrasi particulate
matter yang terkandung dalam flue gas. Pengambilan seluruh parameter
data tersebut memanfaatkan alat ukur dan sensor, seperti OMRON ZR-RX45, termokopel
tipe k, KANE 457 gas analyzer, dan SPS30.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian udara berlebih berpengaruh signifikan
terhadap karakteristik dan emisi pembakaran. Variasi EA100%
memberikan efisiensi tertinggi dengan kondisi pembakaran optimal. Hal ini
dibuktikan oleh parameter temperatur pembakaran dan kadar gas CO2
yang tinggi dengan konsentrasi PM yang rendah. Selain itu, penggunaan konverter
katalitik juga terbukti cukup efektif dalam mengolah emisi gas buang hasil
pembakaran. Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya kadar gas CO2
dan menurunnya konsentrasi PM setelah diterapkan penggunaan konverter.
Indonesia
remains heavily dependent on the usage of fossil fuels, such as coal, oil, and
natural gas, as primary energy sources. This dependace causes various environmental
impacts and sustainability threats due to depleting reserves. As an
alternative, biomass, particularly sugarcane bagasse, holds great potential as
it is a byproduct of sugar production amounting to 10,37 million tons annually
in Indonesia. This utilization aligns with the energy diversification policies
initiated by the government. However, uncontrolled utilization of biomass usage
can lead to another environmental dilemmas and issues. Direct combustion of
biomass produces greenhouse gas emissions, such as CO, CO2, NOX,
and SOX, due to incomplete combustion processes. These greenhouse
gas emissions often trigger an increase in Earth’s surface temperature and
changes in natural ecosystems. Additionally, uncontrolled biomass combustion
results significant emissions of particulate matter (PM) with sizes as small as
2,5 microns. These particulates are extremely hazardous when inhaled, as they
can penetrate the human respiratory tract and cause chronic lung diseases.
Therefore, optimizing the operational conditions of sugarcane bagasse
combustion and utilizing emission control devices are essential to make
combustion emissions more efficient and controlled.
This
experimental study aims to evaluate the effects of excess air (EA) percentages
and catalytic converter application on the characteristics and emissions of
sugarcane bagasse combustion using a fixed grate furnace. The combustion was conducted
with variations in excess air percentages of EA50%, EA75%,
and EA100%. The assessment of combustion quality was carried out by analyzing
the readings of various parameters such as combustion temperature, percentages
of CO2, and concentration of
particulate matter contained in the flue gas. All parameter data were collected
using measurement tools and sensors, such as OMRON ZR-RX45, thermocouple
type-K, KANE 457 gas analyzer, and SPS30.
The research
results show that excess air significantly affects combustion characteristics
and emissions. The EA100% variation achieved the highest efficiency
and optimal combustion conditions. This is indicated by high combustion
temperatures and CO2 percentages, accompanied by low PM
concentrations. Furthermore, the catalytic converter was also proven effective
in processing exhaust emissions. This is demonstrated by the increase of CO2
percentages and the decrease in PM concentrations after the application of the
converter.
Kata Kunci : Ampas tebu, Fixed grate furnace, Konverter katalitik, Excess air, Temperatur pembakaran, Emisi CO2, Particulate matter