Laporkan Masalah

Cinta dalam Kerentanan: Refleksivitas Pemuda Gay Kota Semarang dalam Menegosiasikan Risiko Hubungan Romantis di Era Modernitas Lanjut

Rizqika Ramadhan, Oki Rahadianto Sutopo, Ph.D

2025 | Skripsi | Sosiologi

Penelitian ini mengkaji kompleksitas pengalaman kerentanan pemuda gay dalam menegosiasikan risiko hubungan romantis di era modernitas lanjut. Mengambil sudut pandang dari narasi-narasi kecil yang dimaknai oleh lima pemuda gay di Kota Semarang menggambarkan getirnya realitas pengalaman pemuda gay di negara Selatan yang masih kental dengan budaya patriarki dan heteronormativitas. Melalui kerangka teori masyarakat risiko dan pendekatan interseksionalitas, penelitian ini mengurai lapis demi lapis risiko secara makro-meso dan mikro yang dihadapi oleh pemuda gay secara terindividualisasi. Distribusi risiko terakumulasi secara tidak merata di setiap informan bergantung pada keterlekatan identitas sosialnya; kelas sosial, status ekonomi, latar belakang pendidikan, usia, identitas seksual, preferensi posisi seks, hingga status kesehatan. Identitas sosial membentuk pengalaman kerentanan pemuda gay sehingga dapat menunjukkan posisi opresifnya sekaligus kapasitas refleksifnya dalam menegosiasikan risiko hubungan romantis di era modernitas lanjut. Semakin banyak irisan identitas sosial di luar matriks dominan maka semakin kecil pula kapasitas refleksif yang dapat dilakukan oleh pemuda gay sehingga kondisi ini menempatkan mereka pada posisi yang begitu rentan. Sebaliknya, pemuda gay yang memiliki identitas dominan dapat mengandalkan kemampuan diri dan sumber daya yang dimiliki sebagai daya tawar untuk menavigasi dan memitigasi risiko.

This study examines the complexity of vulnerability experienced by gay youth in negotiating the risks of romantic relationships in the era of reflexive modernity. Drawing from the personal narratives interpreted by five gay youth in Semarang, the research portrays the bitter reality of their experiences within a Global South context, where patriarchal and heteronormative cultures are still prevalent. Using the framework of risk society theory and the intersectionality approach, this research dissects the macro-meso and micro-layers of individualized risks faced by gay youth. The distribution of risks accumulates unevenly among the informants, depending on the intersection of their social identities: social class, economic status, educational background, age, sexual identity, sexual preferences, and health status. These social identities shape the vulnerability experiences of gay youth, revealing both their oppressive position and reflexive capacities in negotiating romantic relationships in the era of reflexive modernity. The more intersections with marginalized identities outside the dominant matrix, the lower their reflexive capacity among gay youth, thereby placing them in a particularly vulnerable position. In contrast, gay youth with dominant identities can rely on their abilities and resources as bargaining power to navigate and mitigate these risks.

Kata Kunci : masyarakat risiko, refleksivitas, pemuda gay, hubungan romantis, interseksionalitas, identitas sosial

  1. S1-2025-430847-abstract.pdf  
  2. S1-2025-430847-bibliography.pdf  
  3. S1-2025-430847-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2025-430847-title.pdf