Analisis Deformasi Sesar Sorong Berdasarkan Data GNSS CORS Tahun 2022 Sampai 2024 Menggunakan Metode Precise Point Positioning (PPP)

Sonia Mahiranisa, Ir. Nurrohmat Widjajanti, M.T., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., APEC-ER.

2025 | Skripsi | TEKNIK GEODESI

Sesar Sorong merupakan sesar yang memiliki pergerakan mendatar ke kiri (left lateral strike-slip fault) yang terbentuk akibat tubrukan Benua Australia dengan Lempeng Samudera Pasifik. Sesar ini membentang sepanjang 1.000 km berarah timur mulai dari Kepala Burung Papua Barat, Kepulauan Maluku hingga lengan timur Sulawesi. Aktivitas Sesar Sorong menyebabkan deformasi dan berkontribusi terhadap tingginya kejadian gempa bumi di wilayah Papua Barat Daya dan sekitarnya. Penelitian terdahulu belum menganalisis deformasi dengan data terkini pengamatan CORS GNSS Sesar Sorong. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus untuk melakukan analisis pemantauan deformasi Sesar Sorong agar dapat diketahui besar kecepatan dan arah pergeserannya. Tujuan dari penelitian ini yaitu diperolehnya parameter deformasi, sehingga dapat digunakan untuk memahami pergerakan tektonik dan mitigasi bencana.

Analisis deformasi menggunakan data pengamatan enam titik CORS BIG tahun 2022 sampai 2024. Data yang digunakan yaitu 1 doy setiap 7 hari pangamatan, sehingga digunakan 53 doy di setiap tahun pengamatan. Pengolahan data untuk menghasilkan nilai koordinat diperoleh dengan metode Precise Point Positioning (PPP) pada perangkat lunak PRIDE PPP-AR. Nilai koordinat dan simpangan baku kemudian diolah dengan metode linear least square untuk memperoleh nilai kecepatan pergeseran dan arah kecepatannya. Hasil nilai kecepatan pergeseran digunakan untuk menghitung parameter estimasi regangan dengan algoritma Velocity Interpolation for Strain Rate (VISR).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan titik CORS dengan metode PPP menghasilkan nilai kecepatan yang besar akibat aktivitas Sesar Sorong yang semakin aktif. Nilai kecepatan pergeseran akibat deformasi Sesar Sorong berkisar antara -5,37 s.d. -53,33 mm/tahun untuk komponen East-West dan 3,50 s.d. 46,46 mm/tahun untuk komponen North-South. Kecepatan Sesar Sorong mengalami pergeseran dengan kecepatan bervariasi. Pergeseran dominan mengarah ke barat dan barat daya. Regangan pada Sesar Sorong dominan bersifat kompresi pada wilayah Pulau Papua dan bersifat ekstensi pada wilayah Pulau Maluku. Hal ini dibuktikan dengan nilai pada maximum shear strain rate sebesar 76 nanostrain/tahun.

The Sorong Fault is a left-lateral strike-slip fault formed by the collision of the Australian Continent with the Pacific Ocean Plate. The fault stretches for 1,000 km easterly from the Bird's Head of West Papua, Maluku Islands, to the eastern arm of Sulawesi. The activity of the Sorong Fault causes deformation and contributes to the high occurrence of earthquakes in the Southwest Papua region and its surroundings. Previous studies have not analyzed the deformation with the latest data of CORS GNSS observation of the Sorong Fault. Therefore, this research focuses on analyzing the deformation monitoring of the Sorong Fault in order to determine the velocity and direction of the displacement. This research aims to obtain deformation parameters so that they can be used to understand tectonic movements and disaster mitigation. 

The deformation analysis uses the observation data of six BIG CORS points from 2022 to 2024. The data used is 1 doy every 7 days of observation, so 53 doys were used in each year of observation. Data processing to produce coordinate values using the Precise Point Positioning (PPP) method with PRIDE PPP-AR software. The coordinate values and standard deviation were then processed using the linear least square method to obtain the displacement velocity value and direction. The results of the displacement velocity values were used to compute the strain estimation parameters with the Velocity Interpolation for Strain Rate (VISR) algorithm. 

The results show that CORS point processing with the PPP method produces large velocity values due to the increasing activity of the Sorong Fault. The displacement velocity values range from -5.37 to -53.33 mm/year for the East-West component and 3.50 to 46.46 mm/year for the North-South component. The velocity of the Sorong Fault has shifted with varying velocities. The dominant direction of displacement is to the west and southwest. The strain on the Sorong Fault is dominantly compressional in the Papua Island region and extensional in the Maluku Island region. This condition is evidenced by the value of the maximum shear strain rate of 76 nanostrains/year. 

Kata Kunci : Sesar Sorong, GNSS CORS, PPP, deformasi, regangan