A SELF-RELIANCE MEASURE AMIDST UNCERTAINTY: TURKEY'S PURSUIT ON LETHAL AUTONOMOUS WEAPON SYSTEM

Shofiyyah Aqiilah Siregar, Prof. Dr. Dafri Agussalim, M.A.

2025 | Skripsi | Ilmu Hubungan Internasional

Kudeta yang gagal pada tahun 2016 di Turki menjadi momen penting dalam membentuk kembali industri pertahanan dalam negeri negara tersebut. Peristiwa ini menyoroti kerentanan besar Turki, yaitu ketergantungannya yang tinggi pada sekutu eksternal seperti Amerika Serikat, kurangnya dukungan dalam hal posisi politik internasional, serta kebutuhan akan reformasi internal. Hal ini mendorong serangkaian reformasi yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dan mengurangi ketergantungan pada aktor eksternal.

Pasca kudeta, Turki semakin menekankan penguatan keamanan nasional dengan mendorong ambisi mereka dalam menciptakan industri pertahanan dalam negeri yang mandiri, khususnya melalui pengembangan sistem senjata otonom mematikan lethal autonomous weapon systems/LAWS. Meskipun rencana untuk membangun industri pertahanan dalam negeri yang mandiri telah ada sejak akhir Perang Dingin, kegagalan kudeta tahun 2016 semakin mengingatkan Turki akan posisinya di antara sekutu-sekutu Barat tradisional dan, secara lebih luas, pertimbangan geopolitiknya.

Penelitian ini mengeksplorasi faktor-faktor di balik alasan Turki dalam membangun industri pertahanan dalam negeri yang mandiri, implikasi dari fokus Turki terhadap pengembangan LAWS, serta perbedaan reaksi dari sekutu-sekutu Barat Turki di kawasan Eropa terhadap perkembangan pesat industri pertahanan dalam negerinya. Penelitian ini menunjukkan bahwa kudeta menjadi katalis saat ini bagi pengembangan lebih lanjut industri pertahanan dalam negeri Turki melalui kemajuan LAWS dalam bentuk drone, yang telah digunakan Turki sebagai garda terdepan industrinya sekaligus sebagai instrumen diplomasi untuk memperoleh otonomi militer.

Namun, hal ini juga menimbulkan masalah baru berupa rasa tidak aman di antara sekutu-sekutu NATO. Oleh karena itu, meskipun Turki berhasil dalam upayanya memperkuat keamanan nasional melalui peningkatan kemampuan domestik lewat industri pertahanan, di ranah eksternal, hal ini justru semakin menyoroti posisi Turki sebagai pihak luar dan ancaman, yang pada akhirnya menimbulkan permusuhan di antara para sekutunya sendiri.

The 2016 failed coup in Turkey served as a pivotal moment in reshaping the country's domestic defense industry. This event emphasizes Turkey's significant vulnerabilities which is its heavy reliance on external allies such as the US, the lack of support it has in terms of international political standing and the need for internal reforms, leading to a series of reforms aimed at enhancing self-sufficiency and reducing dependency on external actors. The coup's aftermath led to a greater emphasis on strengthening national security through pushing forward with their ambition on creating a self-sustaining domestic defense industry with their main pursuit of lethal autonomous weapon systems (LAWS). Though the plan for a self-reliant domestic defense industry has been in the works since the end of the cold war, with the addition of the 2016 failed coup it further reminds Turkey of its standing amongst traditional western allies and by extension its geopolitical considerations. This research explores the factors behind the reasoning of Turkey’s self-reliant domestic defense industry, the implication of Turkey’s focus on the development of LAWS and the differences in reaction of Turkey’s western allies within the European region regarding the rapid development of Turkey’s domestic defense industry. This research shows that the coup serves as a current catalyst for further developing Turkey’s domestic defense industry through the advancement of LAWS in the form of drones that Turkey has utilized to become the forefront of its domestic defense industry alongside an instrument for diplomacy in order to gain military autonomy. However, this also brought a new issue in the form of insecurity amongst allies in NATO. Hence, while Turkey is successful in its  endeavor in strengthening its national security through increasing its domestic capability through its defense industry in the external realm it further highlights Turkey as an outsider and threat which leads to hostilities amongst its supposed allies.

Kata Kunci : Lethal Autonomous Weapon System, Turkey, NATO, International Security