Seni Dark Comedy dalam Perspektif Filsafat Seni Schopenhauer
IRSAN YOGIE PRATAMA, Dr. Sindung Tjahyadi; Sri Yulita Pramulia Panani, S.Fil, M.Phil
2025 | Skripsi | ILMU FILSAFAT
Sarkasme dan satir
yang saling berharmoni, tabu dan etika yang diruntuhkan, dobrakan terhadap
stigma pada agama, menjadikan dark comedy bukan hanya sebagai kegiatan
yang menarik perhatian yang dapat mempermainkan emosi dari penonton atau
pembacanya, namun dark comedy merupakan suatu fenomena yang memproduksi
kritik terhadap kebakuan nilai, kekakuan norma, dan meningkatkan kesadaran akan
kebebasan berpikir. Humor ofensif yang terdapat dalam dark comedy ini
dapat membantu untuk meruntuhkan batas-batas moral dan menentang prasangka yang
telah dibangun di masyarakat.
Penelitian ini
berupaya mengeksplorasi permasalahan yang timbul akibat dark humour
dalam seni komunikasi dark comedy di masyarakat Indonesia melalui
pendekatan filsafat seni Schopenhauer untuk menganalisis estetika dari
penderitaan dalam konteks memahami dark comedy. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode refleksi filosofi yang meliputi unsur-unsur
deskripsi, interpretasi, holistik, dan refleksi kritis. Interpretasi dilakukan
melalui pembacaan sumber dan data terkait seni dark comedy dan
diinterpretasikan dengan konsep seni Schopenhauer dalam aspek estetika dan
penderitaan atas kehendak.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah, pertama, menikmati dark comedy dapat menghasilkan suatu pengalaman estetis bagi manusia karena dark comedy menekankan daya imajinasi pada manusia yang melibatkan tafsiran terhadap makna. Kedua, melalui dark comedy seseorang dapat menyangkal tuntutan kehendak yang selalu menuntut terus menerus sehingga seseorang dapat berdamai dengan penderitaan hidup. Tuntutan kehendak selalu menuntut manusia untuk mencapai kesempurnaan yang didambakan yang membuat manusia selalu berhasrat untuk menemukan kehidupan yang ideal. Ketiga, dark comedy memperlihatkan fakta bahwa meskipun manusia mungkin tidak menghindari penderitaan, namun manusia dapat memilih untuk menanggapi atau menginterpretasikan kenyataan tersebut dengan perspektif humor.
Sarcasm and satire
that harmonizes with each other, taboos and ethics that are broken down,
breaking the stigma on religion, making dark comedy not only an
attention-grabbing activity that can play with the emotions of the audience or
readers, but dark comedy is a phenomenon that produces criticism of rigid
values, rigidity of norms, and increases awareness of freedom of thought. The
offensive humor found in dark comedy can help to break down moral boundaries
and challenge prejudices that have been built in society.
This research
seeks to explore the problems arising from dark humour in the communication art
of dark comedy in Indonesian society through Schopenhauer's philosophy of art
approach to analyze the aesthetics of suffering in the context of understanding
dark comedy. The method used in this research is the philosophical reflection
method which includes elements of description, interpretation, holistic, and
critical reflection. Interpretation is done through reading sources and data
related to dark comedy art and interpreted with Schopenhauer's concept of art
in the aspect of aesthetics and suffering of the will.
The results obtained from this research are, first, enjoying dark comedy can produce an aesthetic experience for humans because dark comedy emphasizes imagination in humans which involves interpretation of meaning. Second, through dark comedy one can deny the demands of the will that always demand continuously so that one can make peace with the suffering of life. The demands of the will always demand humans to achieve the coveted perfection that makes humans always desire to find an ideal life. Third, dark comedy exposes the fact that although humans may not avoid suffering, they can choose to respond or interpret the reality with a humorous perspective.
Kata Kunci : Dark Humour, Dark Comedy, Schopenhauer, Kehendak, Penderitaan.