Endogenous Money Hypothesis : Pembuktian Empiris di Indonesia
Juan Kenneth Demarco, Sekar Utami Setiastuti, S.E., M.Sc., Ph.D.
2025 | Skripsi | ILMU EKONOMI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji keberlakuan Endogenous Money Hypothesis (EMH) di Indonesia pada tahun 2014-2022, dengan pendekatan empiris menggunakan metode Vector Error Correction Model (VECM), uji kausalitas Granger, dan restriksi menggunakan Autoregressive Distributed Lag (ARDL). Dalam kajian ini, EMH dicoba untuk dibuktikan dengan melakukan pembuktian ke dalam sepuluh hipotesis yang dibangun berdasarkan literatur dan teori-teori EMH. Hipotesis pertama dan kedua bertujuan untuk mengidentifikasi apakah EMH berlaku di Indonesia, sementara delapan hipotesis lainnya mengeksplorasi bentuk spesifik dari EMH yang dominan, yaitu horizontalisme, strukturalisme, atau sirkuitisme. Studi ini menggunakan berbagai variabel ekonomi makro, termasuk pinjaman bank, simpanan bank, pasokan uang, cadangan moneter, pengganda uang, produk domestik bruto, suku bunga, dan inflasi inti.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan dua arah pada dua hipotesis utama yang mendukung keberlakuan EMH di Indonesia. Temuan ini mengindikasikan bahwa penciptaan uang lebih banyak ditentukan oleh permintaan sektor riil terhadap kredit daripada oleh otoritas moneter secara langsung. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa EMH berlaku di Indonesia, dengan kecenderungan yang kuat terhadap pendekatan strukturalisme. Jumlah uang beredar tidak hanya bergantung pada permintaan kredit, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor struktural seperti kebijakan perbankan, regulasi keuangan, serta kondisi makroekonomi. Hal ini sejalan dengan pandangan strukturalisme dalam EMH, yang menekankan bahwa kemampuan perbankan dalam menyalurkan kredit sangat dipengaruhi oleh regulasi yang berlaku dan dinamika perekonomian, bukan semata-mata oleh kebijakan moneter.
This study aims to test the validity of the Endogenous Money Hypothesis (EMH) in Indonesia in 2014-2022, with an empirical approach using the Vector Error Correction Model (VECM) method, Granger causality test, and restriction using Autoregressive Distributed Lag (ARDL). In this study, EMH is tested by proving ten hypotheses based on the literature and theories of EMH. The first and second hypotheses aim to identify whether EMH applies in Indonesia, while the remaining eight hypotheses explore the specific forms of EMH that are dominant, namely horizontalism, structuralism, or circuitism. The study utilizes various macroeconomic variables, including bank loans, bank deposits, money supply, monetary reserves, money multiplier, gross domestic product, interest rates, and core inflation.
The results show a bidirectional relationship in the two main hypotheses that support the applicability of EMH in Indonesia. The findings indicate that money creation is determined more by real sector demand for credit than by the monetary authority directly. In addition, the results also show that the EMH applies in Indonesia, with a strong tendency towards the structuralist approach. The money supply does not only depend on credit demand, but is also influenced by structural factors such as banking policy, financial regulation, and macroeconomic conditions. This is in line with the structuralism view in EMH, which emphasizes that the ability of banks to extend credit is strongly influenced by prevailing regulations and economic dynamics, not solely by monetary policy.
Kata Kunci : Endogenous Money Hypothesis, proses penciptaan uang, kredit perbankan, VECM, ARDL.