Aktivitas Antioksidan, Antidiabetes, dan Prebiotik in vitro pada Ekstrak Kunyit (Curcuma longa Linn.) dengan Pelarut Air dan Etanol
Auva Talitha Imtiyaza Riyadi, Dr. Ir. Muhammad Nur Cahyanto, M.Sc.; Dr. Manikharda, S.T.P., M.Agr.
2025 | Skripsi | TEKNOLOGI PANGAN & HASIL PERTANIAN
Penyakit degeneratif adalah gangguan kesehatan dengan penurunan fungsi organ secara bertahap dan menjadi salah satu penyebab kematian menurut WHO. Faktor seperti penuaan, stres oksidatif, dan pola makan tidak sehat berperan dalam peningkatan prevalensinya. Hal ini menimbulkan adanya perhatian lebih terhadap konsumsi makanan yang secara alami mengandung senyawa bioaktif dan bermanfaat bagi kesehatan. Kurkumin, komponen utama dalam kunyit (Curcuma longa) telah dikenal secara luas karena berperan dalam pencegahan penyakit. Banyak penelitian telah mengeksplorasi penggunaan metode dan pelarut dalam ekstraksi kunyit, tetapi masih terbatas yang membahas keduanya secara bersamaan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metode maserasi dan Ultrasound-Assisted Extraction (UAE) melalui analisis kandungan total soluble solid dan aktivitas antioksidan. Metode terbaik akan dipilih untuk selanjutnya dikaji pengaruh penggunaan pelarut yang berbeda, yaitu etanol dan air, terhadap aktivitas antioksidan, antidiabetes, dan potensi prebiotik. Aktivitas antioksidan dievaluasi menggunakan uji DPPH, sementara aktivitas antidiabetes dan potensi prebiotik dilakukan secara in vitro melalui penghambatan enzim alfa-glukosidase dan penentuan prebiotic activity score. Penelitian ini menemukan bahwa UAE merupakan metode yang paling efektif sehingga dilakukan analisis lebih lanjut. Hasil uji secara signifikan (p < 0>ultrasound dan pelarut etanol dapat diterapkan dalam ekstraksi konstituen bioaktif dari kunyit. Ekstrak kunyit berpotensi memiliki aktivitas biologis pada tubuh dan menjanjikan untuk dimanfaatkan sebagai bahan utama dalam pembuatan produk pangan fungsional.
Degenerative diseases are characterized by a progressive decline in organ function and are among the leading causes of death worldwide, according to the WHO. Factors such as aging, oxidative stress, and unhealthy dietary habits contribute to their increasing prevalence. This has led to greater attention toward consuming foods naturally rich in bioactive compounds with potential health benefits. Curcumin, the primary bioactive component of turmeric (Curcuma longa), is well recognized for its role in disease prevention. Many studies have explored extraction methods and solvents for turmeric, but few have examined both simultaneously. Therefore, this study aims to compare maceration and Ultrasound-Assisted Extraction (UAE) by analyzing total soluble solids and antioxidant activity. The best method was then selected to investigate the impact of different solvents, ethanol and water, on antioxidant, antidiabetic, and prebiotic potential. Antioxidant activity was assessed via the DPPH assay, while antidiabetic activity and prebiotic potential were evaluated in vitro through alfa-glucosidase enzyme inhibition and determination of the prebiotic activity score. The findings indicate that UAE is the most efficient extraction method, warranting further analysis. Statistical results demonstrated that the ethanol extract exhibited significantly higher (p < 0>
Kata Kunci : antidiabetes, antioksidan, ekstrak kunyit, prebiotic activity score, Ultrasound-Assisted Extraction (UAE)