PROFIL STATUS GIZI PASIEN HIV ANAK SETELAH INISIASI PERTAMA PEMBERIAN TERAPI ANTIRETROVIRAL DI RSUP DR. SARDJITO, YOGYAKARTA

Ashha Amelia, Prof. dr. Eggi Arguni, M.Sc., Ph.D., Sp.A(K) ; dr.Braghmandita Widya Indraswari, M.Sc., Sp.A(K)

2025 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER

Latar belakang : Kasus HIV anak di Indonesia masih memiliki prevalensi yang cukup tinggi dengan sebagian besar pasien anak HIV memiliki status gizi buruk pada saat terdiagnosis. Infeksi HIV menyerang sistem imunitas tubuh yang dapat bermanifestasi menjadi AIDS. Pemberian terapi antiretroviral hingga saat ini merupakan salah satu langkah utama dalam pengobatan HIV guna menekan jumlah virus serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas infeksi HIV. salah satu indikator keberhasilan pemberian ART berupa peningkatan status gizi yang pada akhirnya dapat meningkatkan prognosis keberhasilan terapi.

Tujuan : Mengetahui pengaruh terapi antiretroviral inisiasi pertama terhadap status gizi pasien HIV anak di RSUP Dr. Sardjito.
Metode : Penelitian menggunakan desain kohort retrospektif berbasis data sekunder pasien anak HIV periode 2018 - 2022. Dilakukan analisis statistik menggunakan univariat dan bivariat Cox regression, dengan signifikansi nilai p <0>

Hasil : Berdasarkan analisis univariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara inisiasi pertama ART dengan perbaikan status gizi pada anak positif HIV (p <0>p > 0.05), sedangkan anak yang tidak memiliki infeksi oportunistik berhubungan terhadap perbaikan status gizi anak positif HIV (p <0>

Kesimpulan : Studi ini mendemonstrasikan pasien anak terdiagnosis HIV di RSUP DR. Sardjito tahun 2018 – 2022 pada saat awal terdiagnosis didominasi oleh status gizi baik. Terjadi perbaikan status gizi yang signifikan antara kondisi sebelum dan setelah 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, dan 12 bulan inisiasi pertama ART. Studi ini menyimpulkan bahwa tidak adanya infeksi oportunistik merupakan faktor prediktor yang signifikan dalam perbaikan status gizi pada anak positif HIV.

Kata Kunci : status gizi; anak; HIV/AIDS; Antiretroviral; Faktor risiko. 

Background : The prevalence of pediatric HIV cases in Indonesia remains relatively high, with the majority of pediatric HIV patients exhibiting poor nutritional status at the time of diagnosis. HIV infection targets the body’s immune system and can manifest as AIDS. Antiretroviral therapy remains one of the primary treatment approaches to reduce viral load and decrease morbidity and mortality associated with HIV infection. One of the indicators of ART success is the improvement in nutritional status, which ultimately enhances the prognosis of

treatment success.
Objective : o assess the impact of first-line antiretroviral therapy on the nutritional status of pediatric HIV patients at RSUP Dr. Sardjito.
Method : This study uses a retrospective cohort design based on secondary data from pediatric HIV patients aged 0-18 years diagnosed with HIV between 2018 and 2022. Statistical analysis was performed using univariate and bivariate Cox regression, with significance set at p < 0>Results : Univariate analysis showed a relationship between first-line ART initiation and improvement in nutritional status in HIV-positive children (p < 0> 0.05). However, children without opportunistic infections showed a significant association with improved nutritional status (p < 0> Conclusion : This study demonstrates that pediatric HIV patients diagnosed at RSUP Dr. Sardjito between 2018 and 2022 were predominantly in good nutritional status at the time of diagnosis. Significant improvements in nutritional status were observed before and after 3, 6, 9, and 12 months of first-line ART initiation, with most children showing good nutritional status every three months. The study concludes that the absence of opportunistic infections is a significant predictor of improvement in nutritional status in HIV-positive children.
Keywords : nutritional status; children; HIV/AIDS; Antiretroviral; risk factors. 

Kata Kunci : status gizi; anak; HIV/AIDS; Antiretroviral; Faktor risiko.