Eksplorasi Deskriptif Jenis Pekerjaan Dengan Jenis Cedera Berdasarkan Data HDSS Sleman
FEBIOLA KRISTINA, dr. Beta Ahlam Gizela, DFM, Sp.FM Subsp.FK(K) ; Lastdes Cristiany Friday Sihombing, S.Gz., MPH ; dr. Idha Arfianti Wiraagni, PhD., M.Sc., Sp.FM
2025 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER
Latar Belakang: Saat ini, angka kecelakaan kerja di seluruh dunia masih tinggi. Lebih dari 250 juta kasus setiap tahun yang menyebabkan 160 juta pekerja mengalami cedera (ILO). Di Indonesia, kasus kecelakaan kerja meningkat dari 221.740 pada tahun 2020 menjadi 265.334 pada November 2022 (Haworth & Hughes, 2022). Di salah satu kota di Indonesia yaitu di Yogyakarta, pada 2023 tercatat 3.296 kasus dimana 53 kasus mengalami kematian (Bappeda DIY, 2023). Sebagian besar kecelakaan kerja disebabkan oleh perilaku tidak aman (73%), lingkungan kerja tidak standar (24%), dan faktor lain seperti bencana alam (3%) (Affidah & Sari, 2020). Dampaknya mencakup kerugian ekonomi, hilangnya sumber daya produktif, dan peningkatan kemiskinan (Sholikin & Herawati, 2020). Penelitian mengenai perbedaan proporsi antara jenis pekerjaan dan jenis cedera masih terbatas, khususnya di Kabupaten Sleman. Dengan potensi data dari HDSS Sleman, dapat dilakukan eksplorasi perbedaan proporsi jenis pekerjaan dengan jenis cedera sebagai dasar pengembangan SOP dan langkah preventif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di masa depan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi perbedaan proporsi antara jenis pekerjaan dengan jenis cedera terkait pekerjaan berdasarkan data HDSS Kabupaten Sleman tahun 2021.
Metode: Penelitian menggunakan desain kuantitatif dengan analisis data sekunder dari HDSS Sleman tahun 2021. Variabel yang dianalisis mencakup jenis pekerjaan, jenis cedera terkait pekerjaan, dan karakteristik sosiodemografi (jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan). Data dianalisis dengan pendekatan univariabel dan bivariabel. Analisis univariabel digunakan untuk menggambarkan distribusi masing-masing variabel, sedangkan analisis bivariabel dilakukan dengan uji Fisher Exact Test untuk mengeksplorasi perbedaan proporsi antara jenis pekerjaan dan jenis cedera.
Hasil: Penelitian ini melibatkan 103 responden yang mengalami cedera terkait pekerjaan. Mayoritas responden berusia 25–54 tahun (57,3%) dengan tingkat pendidikan SLTA/SMK/MA (35,9%). Kelompok pekerjaan terbesar adalah pegawai swasta, wiraswasta, pedagang, dan pelayanan jasa (49,5%). Berdasarkan kategori cedera, cedera ringan mendominasi dengan 45,6?ngan jenis cedera yang paling sering terjadi adalah terkilir/teregang (33,0%) diikuti lecet/lebam/memar (24,3%), dan multi cedera (17,5%). Meskipun hasil uji Fisher's Exact Test menunjukkan tidak ada perbedaan proporsi antara jenis pekerjaan dengan kategori cedera (p = 0,676).
Kesimpulan: Tidak ditemukan perbedaan proporsi antara jenis pekerjaan dan kategori cedera dalam penelitian ini. Hasil ini dipengaruhi oleh keterbatasan data sekunder yang tidak spesifik terhadap kecelakaan kerja dan distribusi data yang tidak merata. Penelitian ini menunjukkan bahwa cedera dapat terjadi di berbagai jenis pekerjaan, sehingga upaya pencegahan perlu dilakukan secara menyeluruh. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan data primer yang lebih rinci dan spesifik untuk mendukung analisis yang lebih mendalam.
Background: Nowadays, the number of workplace accidents worldwide remains high, with more than 250 million cases annually, resulting in 160 million workers sustaining injuries (ILO). In Indonesia, workplace accident cases increased from 221,740 in 2020 to 265,334 in November 2022 (Haworth & Hughes, 2022). In one of Indonesia’s cities, Yogyakarta, 3,296 cases were recorded in 2023, with 53 fatalities (Bappeda DIY, 2023). Most workplace accidents are caused by unsafe behavior (73%), non-standard work environments (24%), and other factors such as natural disasters (3%) (Affidah & Sari, 2020). The impact includes economic losses, the loss of productive resources, and increased poverty (Sholikin & Herawati, 2020). Research on the proportional differences between job types and injury types remains limited, particularly in Sleman Regency. With the potential data from HDSS Sleman, an exploration of the proportional differences between job types and injury types can be conducted as a basis for developing SOPs and preventive measures to reduce workplace accidents in the future.
Objective: This study aims to explore the proportional differences between types of occupations and types of injuries based on HDSS Sleman data for 2021.
Methods: This study used a quantitative design with secondary data analysis from HDSS Sleman 2021. The variables analyzed included types of occupations, types of work-related injuries, and sociodemographic characteristics (gender, age, education level). Univariate analysis was used to describe the distribution of each variable, while bivariate analysis with Fisher’s Exact Test was applied to explore the proportional differences between types of occupations and injuries.
Results: The study involved 103 respondents who experienced work-related injuries. Most respondents were aged 25–54 years (57.3%) and had completed high school education (SLTA/SMK/MA) (35.9%). The largest occupational group was private employees, self-employed individuals, traders, and service workers, comprising 49.5% of respondents. Regarding injury categories, minor injuries were predominant (45.6%), with the most common types of injuries being sprains/strains (33.0%), followed by abrasions/bruises (24.3%) and multiple injuries (17.5%). Although Fisher’s Exact Test results indicated no proportional differences between types of occupations and injury categories (p = 0.676).
Conclusion: No proportional differences were found between types of occupations and injury categories in this study. The findings were influenced by the limitations of secondary data, which were not specifically designed for workplace accident analysis, and the uneven distribution of data. This study highlight that injuries can occur across various occupations, emphasizing the need for comprehensive preventive efforts. Future research is recommended to use more detailed and specific primary data to support in-depth analysis.
Kata Kunci : jenis pekerjaan, jenis cedera, sosiodemografi, kecelakaan kerja, HDSS