Pengaruh Umur Potong terhadap Morfologi dan Produksi Biomassa pada Tanaman Kacang Sacha Inchi (Plukenetia volubilis L.)
Anisa Zulfi, Prof. Ir. Nafiatul Umami, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.
2025 | Skripsi | ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur potong yang berbeda terhadap
karakteristik morfologi dan produksi biomassa tanaman kacang sacha inchi (Plukenetia
volubilis L.). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga Mei
2024 di kebun percobaan Hijauan Makanan Ternak dan Pastura Fakultas Peternakan
Universitas Gadjah Mada. Analisis kandungan bahan kering (BK) dan bahan organik
(BO) dilakukan di Laboratorium Hijauan Makanan Ternak dan Pastura Fakultas
Peternakan Universitas Gadjah Mada. Materi yang digunakan adalah bibit tanaman kacang
sacha inchi (Plukenetia volubilis L.) dari petani Solo dengan tinggi
berkisar 40 cm dan umur sekitar 3 minggu. Perlakuan umur potong tanaman kacang sacha
inchi (Plukenetia volubilis L.) meliputi umur potong 90, 105, dan 120
hari setelah tanam (HST). Variabel yang diamati adalah morfologi, produksi
biomassa, dan kandungan bahan kering (BK) serta bahan organik (BO). Data yang
diperoleh selama penelitian dianalisis menggunakan analisis variansi (ANOVA)
mengikuti rancangan percobaan pola searah dan dilanjut dengan uji Duncan’s
New Multiple Range Test (DMRT) jika signifikan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semakin tua umur potong akan meningkatkan morfologi, produksi
biomassa, serta kandungan BK dan BO (P<0>Plukenetia volubilis L.) menggunakan munsell color chart
menunjukkan pada umur potong 90 HST memiliki kode warna 6/8 5GY strong
yellow green, sedangkan pada umur potong 105 dan 120 HST memiliki kode
warna 6/8 7.5GY strong yellow green. Berdasarkan penelitian dapat
disimpulkan bahwa tanaman kacang sacha inchi (Plukenetia volubilis L.)
yang dipotong pada umur 120 HST menunjukkan hasil tertinggi.
This
study aims to determine the effect of different cutting ages on the
morphological characteristics and biomass production of inchi sacha bean (Plukenetia
volubilis L.). This research was conducted from January to May 2024 in the
experimental garden of Forage for Animal Food and Pastura, Faculty of Animal
Husbandry, Gadjah Mada University. Analysis of Dry Matter (DM) and Organic
Matter (OM) content was conducted at the Laboratory of Forage for Animal Food
and Pasture, Faculty of Animal Husbandry, Gadjah Mada University. The material
used was inchi sacha bean (Plukenetia volubilis L.) seedlings from Solo
farmers with a height of about 40 cm and an age of about 3 weeks. The treatment
of cutting age of inchi sacha bean (Plukenetia volubilis L.) includes
cutting age of 90, 105, and 120 days after planting (HST). The variables
observed were morphology, measurement of biomass production, and the content of
Dry Matter (DM) and Organic Matter (OM). Data obtained during the study were
analyzed using analysis of variance (ANOVA) unidirectional pattern experimental
design and continued with Duncan's New Multiple Range Test (DMRT) if
significant. The results showed that the older the cutting age will increase
morphology, biomass production, and the content of DM and OM (P<0>Plukenetia
volubilis L.) using the munsell color chart show that at the age of cutting
90 HST has a color code of 6/8 5GY strong yellow green, while at the age of
cutting 105 and 120 HST has a color code of 6/8 7.5GY strong yellow green.
Based on the research, it can be concluded that inchi sacha bean (Plukenetia
volubilis L.) plants cut at the age of 120 HST showed the highest yield.
Kata Kunci : Bahan kering, Bahan organik, Morfologi tanaman, Produksi biomassa, Umur potong.