Laporkan Masalah

Identifikasi potensi dan tekanan pengembangan tanah lempung ekspansif dengan menggunakan alat Oedometer :: Studi kasus jalan Cepu-Ngawi

SYAWAL, Dr.Ir. Hary Christady Hardiyatmo, M.Eng.,DEA

2004 | Tesis | S2 Teknik Sipil

Beberapa tanah memiliki perubahan volume yang siknifikan seiring dengan perubahan kadar airnya. Tanah jenis ini sering disebut sebagai tanah ekspansif. Tanah ekspansif memiliki beberapa karakteristik yaitu lempung yang menunjukkan perubahan volume yang tinggi ketika terjadi pembasahan. Sebagai dampaknya, terjadi perubahan volume yang besar karena mengembang sehingga akan mengakibatkan kerugian dan kerusakan yang luas pada struktur konstruksi, khususnya bangunan ringan dan jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi pengembangan dan tekanan pengembangan tanah ekspansif dari 7 lokasi di jalan Cepu – Ngawi Selain itu diharapkan dapat memberikan informasi tentang penyebab kerusakan struktur jalan. Pengujian pengembangan pada tanah tak terusik menggunakan alat oedometer pada tekanan efektif 6,9 kPa selanjutnya digenangi air dan dibiarkan mengembang hingga seimbang untuk selanjutnya dikonsolidasi. Kadar air awal ditetapkan sebesar 30%, 25% dan 20%. Potensi pengembangan merupakan persentase dari pengembangan pada tekanan efektif 6,9 kPa dan tekanan pengembangan diperoleh dari tekanan yang dibutuhkan untuk mengembalikan sampel ke tinggi semula setelah pengembangan. Hasil pengujian pengembangan diperoleh persen pengembangan untuk kadar air awal 20% antara 1,15% (km 14) sampai dengan 50,81% (km 6) sedangakan tekanan pengembangan antara 39 kPa (km 14) sampai dengan 5400 kPa (km 6). Berdasarkan percobaan, kandungan mineral tanah, observasi dan kriteria dalam mengidentifikasi tanah ekspansif, penyebab kerusakan jalan secara umum adalah tingkat potensi pengembangan yang tinggi.

Some soils have significant volume change based on their moisture content. These soils are known as expansive soils. Expansive soils have several characteristics. They probably contain clay minerals that exhibit high volume change upon wetting. As a result, the large volume change of swelling soils upon wetting may cause extensive damage on construction structure, particularly, light building and road. The purpose of this research is to identify the swell potential and swelling pressure of the expansive soils from seven locations at Cepu – Ngawi road. Besides, the result is expected to give information about the cause of damage of the road construction. Swelling test is performed using odometer on undisturbed samples under vertical stress of 6.9 kPa. The samples are inundated and allowed to swell until reach equilibrium condition before being consolidated. The selected initial water content of the undisturbed specimens is varied of 30%, 25% and 20%. Swell potential is defined as the percentage of swell under a vertical stress of 6.9 kPa and swelling pressure is derived from pressure required to return the specimen back to its original state after swelling. From the result of the swelling test, the swelling percentage ranges from 1,15% (km 14) to 50,81% (km 6) for the initial water content of 20%, whereas swelling pressure ranges from 39 kPa (km 14) to 5400 kPa (km 6) for the initial water content of 20%. Based on the result of the experimental study, mineral content, observation and the available criteria to identify expansive soils, the road damage is generally caused by high swell potential.

Kata Kunci : Teknik Sipil,Tanah Lempung Ekspansif,Potensi dan Tekanan Pengembangan Oedometer


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.