Understanding the Impact of Menopause on Pelvic Floor Dysfunction: A Localized Perspective in Ngasem District, Kediri Regency, East Java
Fihimatika Jauhar Magnun, Dr. dr. Shinta Prawitasari, M.Kes, Sp.OG, Subsp.Obginsos; Dr. dr. Muhammad Nurhadi Rahman, Sp.OG, Subsp.Urogin-RE
2025 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER
Latar Belakang: Disfungsi dasar panggul (DPP) merupakan kondisi yang umum terjadi pada wanita menopause, ditandai dengan prolaps organ panggul, inkontinensia urin, dan inkontinensia fekal. Menopause, bersama dengan faktor-faktor seperti indeks massa tubuh (IMT), paritas, dan cara persalinan, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko DPP. Namun, penelitian yang terbatas telah mengeksplorasi hubungan ini pada populasi Indonesia, khususnya di Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, di mana sebagian besar wanita memiliki risiko.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis korelasi antara menopause, IMT, paritas, dan metode persalinan dengan disfungsi dasar panggul pada wanita berusia di atas 50 tahun di Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.
Metode: Penelitian analitik cross-sectional dilakukan pada 361 wanita menopause berusia di atas 50 tahun, yang dipilih melalui purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner terstruktur, termasuk data sosiodemografi dan Pelvic Floor Distress Inventory-20 (PFDI-20) versi Indonesia. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji korelasi peringkat Spearman, Mann-Whitney, dan Kruskal-Wallis dengan tingkat signifikansi p < 0>
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara menopause dan disfungsi dasar panggul (PFD), dengan wanita menopause mengalami skor PFDI-20 yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita non-menopause. Metode persalinan juga menunjukkan hubungan yang signifikan dengan PFD, di mana wanita yang menjalani operasi caesar atau metode persalinan campuran memiliki risiko disfungsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang melahirkan secara spontan per vaginam. Namun, faktor-faktor lain seperti BMI dan paritas tidak menunjukkan dampak yang signifikan secara statistik terhadap kejadian PFD.
Kesimpulan: Menopause dan metode persalinan memainkan peran kunci dalam PFD di antara wanita berusia di atas 50 tahun di Distrik Ngasem. Temuan ini menekankan perlunya deteksi dini, strategi pencegahan, dan program rehabilitasi dasar panggul untuk meningkatkan kesehatan wanita.
Background: Pelvic floor dysfunction (PFD) is a prevalent condition among menopausal women, characterized by pelvic organ prolapse, urinary incontinence, and fecal incontinence. Menopause, along with factors such as body mass index (BMI), parity, and mode of delivery, has been associated with an increased risk of PFD. However, limited studies have explored these relationships in Indonesian populations, particularly in Ngasem District, Kediri Regency, where a significant proportion of women are at risk.
Aim: This study aims to analyze the correlation between menopause, BMI, parity, and mode of delivery with pelvic floor dysfunction in women over the age of 50 in Ngasem District, Kediri Regency.
Method: A cross-sectional analytical study was conducted on 361 menopausal women aged over 50, selected through purposive sampling. Data were collected using structured questionnaires, including sociodemographic data and the Indonesian version of the Pelvic Floor Distress Inventory-20 (PFDI-20). Statistical analysis was performed using Spearman’s rank correlation, Mann-Whitney, and Kruskal-Wallis tests with a significance level of p < 0>
Result: The results of this study indicate a significant correlation between menopause and pelvic floor dysfunction (PFD), with menopausal women experiencing higher PFDI-20 scores compared to non-menopausal women. Mode of delivery also showed a significant association with PFD, where women who underwent cesarean or mixed delivery methods had a higher risk of dysfunction compared to those who had spontaneous vaginal deliveries. However, other factors such as BMI and parity did not demonstrate a statistically significant impact on PFD incidence.
Conclusion: Menopause and mode of delivery play a key role in PFD among women over 50 in Ngasem District. These findings emphasize the need for early detection, preventive strategies, and pelvic floor rehabilitation programs to improve women's health.
Kata Kunci : Menopause, Pelvic Floor Dysfunction, Parity, Body Mass Index, Mode of Delivery