Utilisasi Penduduk Lanjut Usia Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional Pada Daerah Tertinggal: Analisis Data Susenas Tahun 2013 dan Tahun 2023

ANTOKALINA SARI VERDIANA, dr. Firdaus Hafidz, MPH, Ph.D, AAK

2024 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar belakang: Pelaksanaan program JKN telah memasuki masa satu dekade dengan jumlah kepesertaan telah mencapai 267,3 juta jiwa (95,75?ri jumlah penduduk). Pada tahun 2020 diperkirakan sebanyak 26,82 juta lanjut usia sekitar 9,92?ri total penduduk Indonesia. Hal ini menjadikan Indonesia masuk ke dalam aging population. Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia mengakibatkan Indonesia menghadapi berbagai tantangan serta dampaknya. Salah satu tantangan utama adalah beban perawatan kesehatan yang terkait dengan populasi yang menua. Di satu sisi yang lain masih banyak wilayah di Indonesia yang masuk ke dalam wilayah tertinggal. Salah satu indikator daerah tertinggal adalah sarana prasarana serta aksesibilitas. Saat ini Pemerintah telah menetapkan sejumlah 62 wilayah Kabupaten yang merupakan daerah tertinggal melalui Perpres 63 Tahun 2020 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024. Masalah ini telah menjadi kekhawatiran terhadap akses pelayanan kesehatan bagi penduduk usia lanjut pada wilayah daerah tertinggal.
Tujuan: Mengidentifikasi dampak kepemilikan jaminan kesehatan terhadap utilisasi pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap bagi penduduk lanjut usia di wilayah daerah terpencil saat sebelum dan sesudah pelaksanaan JKN.
Metode: Penelitian ini menggunakan data Susenas Tahun 2013 dan 2023 Modul Keterangan Pokok Rumah Tangga (KOR) untuk melihat utilisasi pelayanan kesehatan sebelum dan setelah pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dari sumber data dilakukan pemilihan terhadap wilayah kabupaten dan usia di atas sama dengan 60 tahun. Metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan Propensity Score Matching (PSM) dan Difference-in-Difference (DID). Variabel perlakuan adalah kepemilikan jaminan kesehatan dengan variabel dependen utilisasi pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Variabel kovariat yang digunakan mengikuti model Health Belief Andersen.
Hasil: Setelah dilakukan PSM untuk tahun 2013 hasil nilai ATT signifikan untuk rawat jalan tetapi tidak signifikan untuk rawat inap. Sementara untuk tahun 2023 hasil nilai  ATT tidak signifikan baik untuk rawat jalan maupun rawat inap. Secara keseluruhan nilai ATT menunjukkan penurunan efektivitas jaminan kesehatan dalam mendorong penggunaan layanan kesehatan antara tahun 2013 dan 2023 baik untuk rawat jalan maupun rawat inap. Hal ini terlihat oleh nilai DID yang negatif antara kedua tahun tersebut menurun sebesar 6,05%  untuk rawat jalan dan 0,45% untuk rawat inap.
Kesimpulan: Hasil dari PSM dan DID menunjukkan bahwa terjadi penurunan utilisasi rawat jalan dan rawat inap pada penduduk lanjut usia pada saat sebelum dan sesudah pelaksanaan JKN pada wilayah daerah tertinggal. Kepemilikan JKN belum dapat mendorong penggunaan utilisasi rawat jalan dan rawat inap pada lanjut usia di daerah tertinggal setelah pelaksanaan JKN.

Background: The implementation of the National Health Insurance (JKN) program has entered its first decade, with participation reaching 267.3 million people (95.75% of the total population). In 2020, it was estimated that there were 26.82 million elderly people, accounting for approximately 9.92% of Indonesia's total population. This has led Indonesia into a period of aging population. The increase in the elderly population poses various challenges and impacts for Indonesia, with one of the main challenges being the healthcare burden associated with an aging population. Additionally, there are still many regions in Indonesia classified as underdeveloped. One of the indicators of underdeveloped regions is the lack of infrastructure and accessibility. Currently, the government has designated 62 regencies as underdeveloped regions through Presidential Regulation No. 63 of 2020 on the Designation of Underdeveloped Regions for 2020-2024. This issue raises concerns about healthcare access for the elderly population in underdeveloped regions.
Objective: To identify the impact of health insurance ownership on the utilization of outpatient and inpatient healthcare services among the elderly in underdeveloped regions before and after the implementation of the JKN program.
Methods: This study utilizes data from the 2013 and 2023 Susenas (National Socioeconomic Survey) Household Core Modules to examine healthcare utilization before and after the implementation of the National Health Insurance (JKN) program. The data was filtered for regency areas and individuals aged 60 years and older. The study employs a quasi-experimental design using Propensity Score Matching (PSM) and Difference-in-Differences (DID) methods. The treatment variable is health insurance ownership, while the dependent variables are the utilization of outpatient and inpatient services. The covariates used follow the Andersen Health Belief Model.
Results: After applying PSM for the year 2013, the ATT (Average Treatment Effect on the Treated) was found to be significant for outpatient services but not significant for inpatient services. Meanwhile, for the year 2023, the ATT was not significant for both outpatient and inpatient services. Overall, the ATT values indicate a decline in the effectiveness of health insurance in promoting the use of healthcare services between 2013 and 2023, both for outpatient and inpatient services. This is reflected in the negative DID values between the two years, showing a decrease of 6.05% for outpatient services and 0.45% for inpatient services.
Conclusion: The results from the PSM and DID analyses indicate a decline in the utilization of outpatient and inpatient services among the elderly before and after the implementation of the JKN program in underdeveloped regions. The ownership of JKN has not yet succeeded in encouraging the utilization of outpatient and inpatient services among the elderly in underdeveloped regions after the implementation of the JKN program.

Kata Kunci : Utilisasi; lanjut usia; Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ; Propensity Score Matching (PSM); Difference-in-Differences (DID), Utilization; Elderly People; Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ; Propensity Score Matching (PSM); Difference-in-Differences (DI