Penerapan Storyteling dalam Komunikasi Kelompok (Studi Kasus Program “Bacarita Kespro” sebagai Edukasi Kesehatan Reproduksi Pada Remaja di SMPN 10 Takari oleh Komunitas Tenggara NTT pada tahun 2024)
Irene Aprilya Meok, Prof. Dr. Phil. Ana Nadhya Abrar, M.E.S
2025 | Tesis | S2 Ilmu Komunikasi
Dalam mengedukasi remaja mengenai kesehatan reproduksi, perlu diterapkan metode komunikasi yang tepat bagi remaja. Namun metode yang digunakan oleh edukator masih seputar ceramah. Di NTT terdapat komunitas Tenggara NTT yang bergerak dalam mengedukasi anak dan remaja terkait kesehatan reproduksi menggunakan bercerita dengan harapan dapat menciptakan ruang aman dan nyaman bagi remaja untuk berkomunikasi terkait kesehatan reproduksi. Untuk itu penelitian ini hadir untuk melihat penerapan storytelling dalam komunikasi kelompok sebagai cara edukasi kesehatan reproduksi pada remaja yang dikemas dalam program Bacarita Kespro di Komunitas Tenggara NTT. Penelitian ini menggunakan teori konvergensi simbolik untuk melihat proses komunikasi dalam kelompok dan teori storytelling/narrative communication untuk melihat aspek cerita dalam kelompok. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan paradigma konstruktivisme studi kasus Sharan Merriam dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dengan observasi jalannya komunikasi dalam kelompok dan wawancara pada remaja dan fasilitator dari Komunitas Tenggara. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa praktik storytelling dalam komunikasi kelompok dilakukan dengan remaja sebagai pencerita dan pendengar secara bergantian. Cerita yang disampaikan dengan tema perubahan pada masa pubertas. Dari aspek pemahaman cerita, cerita yang disampaikan adalah cerita yang berkualitas, relevan dengan budaya dan logis karena berasal dari cerita yang nyata dan disampaikan langsung oleh remaja yang mengalami hal itu. Selain itu, agar dapat memahami cerita remaja membutuhkan gambar untuk bercerita sekaligus memahami cerita yang disampaikan.
To educate the adolescents about reproductive health, it is necessary to apply appropriate method of communication for adolescents. Unfortunately, the educators are often using lectures method to communicate. There is a community in East Nusa Tenggara called “Tenggara Youth Community” that works to educate children and adolescents about reproductive health using a different communication method, namely storytelling. Tenggara Youth community trying to create a safe and comfortable space for those groups to educate about reproductive health. This research is conduct to observe the implementation of storytelling as a method on groups communication as a technique to educate about reproductive health in adolescents on "Bacarita Kespro" as an educational program by Tenggara Youth Community. This research used symbolic convergence theory to observe the communication process in groups and storytelling/narrative communication theory to observe the aspect of the stories in group communications. This study using a descriptive qualitative method, following Sharan Merriam's case study framework within a constructivist paradigm. Data was obtained by observing the course of communication in the group and interviewing the adolescents and the facilitators from Tenggara. The results show that the practice of storytelling in group communication is carried out with adolescents as storytellers and listeners in turn. The story is delivered with the theme of changes during puberty. From the aspect of understanding the story, the story delivered is a quality story that is relevant to culture and logical because it comes from a real story and is delivered directly by adolescents who experience it. In addition, in order to understand the story, teenagers need pictures to tell the story as well as to understand the story being told.
Kata Kunci : Storytelling, Komunikasi Kelompok, Teori Konvergensi Simbolik, Komunitas Tenggara NTT / Storytelling, Group Communication, Symbolic Convergence Theory, Tenggara Youth Community
