Laporkan Masalah

Penerapan possum / p-possum pada pasien trauma abdomen yang dilakukan laparotomi eksplorasi :: Di Instalasi rawat darurat RSUP Dr. Sardjito Jogjakarta Januari 2000 - April 2004

PRAMUGYONO, dr. Kendarto Darmokusumo, Sp.B

2004 | Tesis | PPDS I Ilmu Bedah

Pendahuluan Trauma abdomen penyebab signifikans morbiditas dan mortalitas pasien. Sekitar 75-78% berupa trauma tumpul dengan kematian sekitar 5-9%. Trauma tembus akibat peluru (80-95%) dengan kematian 5%. Kematian berkaitan dengan waktu yaitu triple peak death time ( mendadak, segera, dan lambat ). Penanganan yang cepat dan tepat, kondisi pasien praoperasi dan derajat operasi akan mempengaruhi keluaran pasien. Skoring trauma digunakan untuk memprediksi keluaran pasien. Salah satunya trauma ialah POSSUM/PPOSSUM yang dirancang untuk dokter bedah umum. Di RSUP Dr Sardjito dalam kesehariaannya penanganan trauma pasien belum menggunakan skoring sebagai prediktor mortalitas, morbiditas, dan lama rawat inap . Metode Dilakukan penelitian before after clinical trial pasien trauma abdomen yang menjalani laparotomi eksplorasi antara Januari 2000 – April 2004. Dikumpulkan data fisiologis dan data operatif pasien kemudian dihitung dengan mortalitas menurut POSSUM dan PPOSSUM dan morbiditas menurut POSSUM. Sebagai keluaran dihitung tingkat mortalitas, morbiditas, dan lama rawat inap pasien. Data dianalisa untuk mencari proporsi, resiko relatif dan hubungan antara skoring POSSUM dan P-POSSUM dengan keluaran pasien. Hasil Terdapat 82 kasus trauma abdomen yang dilakukan laparotomi eksplorasi. Laki-laki : perempuan (4,47: 1) dengan puncak pada umur dekade ke-3. Penyebab terbanyak trauma tumpul (83,37%) akibat kecelakaan lalu lintas (71,95%) dan trauma tembus ( 16,33%) akibat tusukan ( 9,8%). Tingkat mortalitas 18,3% meliputi mortalitas akibat trauma tumpul 17,07% dan trauma tembus 1,22% dan morbiditas 31,7% yang semuanya akibat trauma tumpul, dengan rerata LOS 15,96 hari. Nilai prediksi mortalitas POSSUM 62,1% dan P-POSSUM 45,64%. Nilai over predictated P-POSSUM lebih kecil dibanding POSSUM ( 2,5 kali vs 3,4 kali ). Dengan kurva ROC tampak POSSUM dan P-POSSUM mempunyai nilai signifikans dalam penerapan sebagai prediktor mortalitas dan morbiditas. Tidak ada hubungan bermakna antara POSSUM dan P-POSSUM dengan lama rawat inap. Kesimpulan Trauma abdomen yang dilakukan laparotomi ekslorasi di IRD RSUP Dr Sardjito mempunyai angka mortalitas 18,3%, morbiditas 31,7% dengan LOS rerata 15,96 hari. POSSUM dan PPOSSUM memiliki over predictated sebesar 2,5 kali dan 3,4 kali sesungguhnya. POSSUM dan P-POSSUM mempunyai signifikansi dalam penerapan sebagai prediktor mortalitas dan morbiditas. Tidak ada hubungan POSSUM dan P-POSSUM dengan lama rawat inap. PPOSSUM perlu dipertimbangkan untuk digunakan sebagai parameter memperkirakan keluaran pasien di RSUP Dr Sardjito.

Introduction Abdominal traumas are significant factors to patient's morbidity and mortality. About 75-78% are blunt abdominal trauma with mortality rate about 5-9%. Penetrating wound due to bullet (80-95%) with mortality rate 5%. Death correlated with time, they are called triple peak death time ( sudden, immediate and late). Quick and proper management, preoperative general condition and degree of surgery will affect the outcome. Trauma scoring can be used to predict the outcome. One of the scoring system is POSSUM/P-POSSUM which is designed for general surgeon. In Sardjito General Hospital in daily practice, the scoring system has not been used yet as predictor of mortality, morbidity, and length of hospital stay (LOS). Methods A case series research of patients with abdominal trauma who underwent exploratory laparotomy between January 2000 to April 2004. Physiological and intraoperative data were collected, then calculated for mortality according to POSSUM and 13- POSSUM, and morbidity according to POSSUM. A real mortality, morbidity and length of hospital stay calculated as outcome. Data were analyzed as proportion, risk relative and correlation between POSSUM / P-POSSUM scoring with patient outcome. Result Eighty two cases of abdominal trauma were reported by exploratory laparotomy. Male was 4,47 times by female, with peak of the age at third decade. The majority cases are blund abdominal trauma ( 83,37%) due to traffict accident (71,95%) and penetrating wound (16,33%) due to sharp stab wound (9,8%). Mortality rate 18,3% consist of due to blund abdominal trauma 17,07% and penetrating wound 1,22% and morbidity rate 31,7% all of them due to blunt abdominal trauma. Mean LOS 15,96 days. Mortality predictiive value of POSSUM 62,1% and P-POSSUM 45,64%. Over predictated P-POSSUM is less than POSSUM ( 2,5 times vs 3,4 times). By ROC curve showed POSSUM and P-POSSUM have significants value as mortality and morbidity predictors. No correlation between POSSUM/P-POSSUM by LOS. Conclusion Patient with abdominal trauma who underwent exploratory laparotomy in emergency theatre Sardjito General Hospital have mortality rate 18,3%, morbidity 31,7% with mean LOS 15,96 days. POSSUM and P-POSSUM have overpredictated as 2,5 times and 3,4 times of the reality. POSSUM and P-POSSUM have significant values in application as mortality and morbidity predictors, and no correlation with LOS. P-POSSUM should be considered as parameter to predict patient's outcome in Sardjito General Hospital.

Kata Kunci : Operasi Bedah,Trauma Abdomen,Laparotomi Eksplorasi, abdominal trauma, exploratory laparotomy, mortality, morbidity, length of hospitol stay, POSSUM, P-POSSUM


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.