STRATEGI PENGENDALIAN KERUSAKAN TANAH UNTUK PRODUKSI BIOMASSA BERBASIS KEARIFAN MASYARAKAT DI DESA SUMBERBRANTAS KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU
Yenni Febriani, Dr. Langgeng Wahyu Santosa, S.Si., M.Si.;Dr. Rika Harini, S.Si., M.P.
2025 | Tesis | S2 Geografi
Pengolahan lahan untuk produksi biomassa harus selalu
mempertimbangkan daya dukung dan karakteristik tanah, sebab tanah dapat
mengalami kerusakan dan penurunan produktivitas akibat pemanfaatan lahan yang
melebihi daya tampung. Penelitian ini terletak di Desa Sumberbrantas, yang berada
di lereng atas kompleks Gunungapi Arjuno-Welirang. Penelitian ini bertujuan:
(1) mengkaji potensi dan status kerusakan tanah akibat aktivitas pengolahan
tanah untuk produksi biomassa; (2) mengkaji pengaruh pertambahan penduduk
terhadap potensi kerusakan tanah berdasarkan perubahan penggunaan lahan untuk
produksi biomassa; (3) menganalisis teknik pengendalian kerusakan tanah yang
diimplementasikan oleh masyarakat berbasis kearifan lokal dalam pengelolaan
lahan; dan (4) merumuskan strategi pengendalian kerusakan tanah akibat
aktivitas pengolahan tanah untuk produksi biomassa.
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam penentuan titik sampel tanah berdasarkan
satuan lahan. Teknik matching dan scoring digunakan dalam menganalisis
potensi kerusakan tanah (kemiringan lereng, curah hujan, jenis tanah, dan
penggunaan lahan), dan penetapan status kerusakan tanah terhadap sepuluh
kriteria baku kerusakan tanah (solum, kebatuan permukaan, pH, tekstur, berat
isi, permeabilitas, porositas, daya hantar listrik, redoks, dan jumlah
mikroba). Proyeksi penduduk menggunakan persamaan eksponensial dan perubahan
penggunaan lahan menggunakan Plugin MOLUSCE.
Teknik-teknik konservasi tanah oleh masyarakat diperoleh dari hasil wawancara
terhadap 90 responden yang dianalisis secara deskriptif, serta strategi
pengendalian kerusakan tanah dianalisis menggunakan SWOT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) potensi kerusakan tanah di daerah penelitian meliputi potensi kerusakan sedang (54%) dan potensi kerusakan tinggi (46%), dengan faktor pembatas penggunaan lahan dan kemiringan lereng. Untuk status kerusakan tanah tergolong rusak ringan dengan faktor pembatas redoks dan porositas total. (2) hasil proyeksi penduduk menunjukkan peningkatan 1,20% per tahun dan pemodelan proyeksi perubahan penggunaan lahan menunjukkan adanya penyusutan luas lahan kebun dan tegalan menjadi lahan permukiman. (3) berdasarkan hasil wawancara bentuk kearifan masyarakat dalam mengolah lahan berupa penanaman dengan pola terasering, sistem tanam tumpang sari dan larikan jarak teratur, penggunaan pupuk kotoran ternak, dan penggunaan teknologi mekanisasi sederhana seperti cangkul. (4) strategi utama yang dapat diterapkan dengan mengintegrasikan local knowledge masyarakat dengan program konservasi pemerintah, penerapan sistem regulasi drainase yang tepat, dan penetapan peraturan lokal terkait alih fungsi lahan dengan pendekatan budaya setempat.
Land cultivation
for biomass production must always consider the carrying capacity and
characteristics of the soil because the soil can experience damage and
decreased productivity due to land utilization that exceeds its capacity. This
research is located in Sumberbrantas Village, which is on the upper slope of
the Arjuno-Welirang Volcano complex. This research aims to: (1) assess the
potential and status of soil damage due to tillage activities for biomass
production; (2) assess the influence of population growth on the potential for
soil damage based on changes in land use for biomass production; (3) to analyze
soil damage control techniques implemented by the community based on local
wisdom in land management; and (4) to formulate strategies to control soil
damage due to tillage activities for biomass production.
This study used
a purposive sampling method to determine soil sample points based on land
units. Matching and scoring techniques were used to analyze soil damage
potential (slope, rainfall, soil type, and land use), and to determine soil
damage status against ten standard criteria for soil damage (solum, surface
rockiness, pH, texture, content weight, permeability, porosity, electrical
conductivity, redox, and microbial count). Population projection using
exponential equation and land use change using MOLUSCE Plugin. Soil
conservation techniques by the community obtained from interviews with 90
respondents were analyzed descriptively, and soil degradation control strategies
were examined using SWOT.
The results showed that: (1) the potential for soil damage in the study area includes medium damage potential (54%) and high damage potential (46%), with limiting factors of land use and slope. Soil damage status is classified as lightly damaged with limiting factors of redox and total porosity. (2) population projections show an increase of 1.20% per year and modeling of land use change projections shows the shrinkage of garden and moor land into residential land. (3) Based on the results of interviews, the form of community wisdom in cultivating land is in the form of planting with terracing patterns, intercropping systems, and regular spacing, the use of livestock manure fertilizer, and the use of simple mechanization technology such as hoes. (4) The main strategies that can be applied by integrating local knowledge with government conservation programs, implementing appropriate drainage regulation systems, and establishing local regulations related to land conversion with a local cultural approach.
Kata Kunci : Biomassa, Kearifan Masyarakat, Kerusakan Tanah, dan Satuan Lahan