Laporkan Masalah

Penilaian Integrasi dan Segregasi Konfigurasi Spasial Rumah Tradisional Joglo Studi Kasus: Kotagede, Yogyakarta

Muhammad Rafli Alrizqi, Harry Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D,

2025 | Tesis | S2 Teknik Arsitektur

Rumah bagi masyarakat Jawa merupakan tempat yang terlindungi karena ada kuasa yang jelas di dalamnya dan simbol harkat, martabat dan kesempurnaan sebagai manusia. Ruang-ruang yang saling berhubungan memiliki batas fisik yang jelas tetapi terkadang dalam kehidupan yang dinamis, batasan itu menjadi bias dan integrasi dan segregasi dalam suatu ruang bisa berubah setiap saat. Konfigurasi antar ruang tidak hanya memberikan gambaran tentang hubungan keruangan secara hirarkis melainkan dapat juga menghasilkan pola hubungan sosial tertentu yang terjadi di lingkungan sekitar. Space Syntax memiliki pengertian sebuah teori dan metode dalam memahami dan menganalisis hubungan antar ruang dan porses pembentukannya terhadap lingkungan sekitarnya. Dalam penelitian ini dilakukan di tiga kelurahan di Kotegede dan menggunakan pendekatan mix method dengan metode Space Syntax dengan analisis justified graph dan visual graph. Penelitian ini menemukan bahwa sampel rumah tradisional yang diteliti mengalami perubahan pola aktivitas dan penurunan jumlah penghuni rumah sehingga dapat terlihat kecenderungan terjadinya transformasi spasial, penambahan dan atau pengurangan ruang serta perubahan fungsi ruang seiring dengan kebutuhan penghuni di dalamnya. Berdasarkan analisis justified graph menunjukkan sebelas dari dua belas kasus mengalami bentuk pengurangan dan atau penambahan ruang secara parsial namun konfigurasi spasial secara keseluruhan tetap bertahan atau tidak terlihat berubah secara kontras dan nilai ?RA antar ruang di seluruh kasus rumah tradisional joglo seperti emper, ndalem, senthong tengen, senthong tengah dan senthong kiwa serta dapur menujukkan keberadaan ruang-ruang tersebut tidak tergantikan sehingga masih dipertahankan hingga kini. Pola persebaran nilai ?RA di seluruh sampel rumah tradisional joglo menujukkan bahwa ruang-ruang pada sampel rumah tradisional joglo memiliki kecenderungan lebih terintegrasi dan bersifat publik secara spasial. Selain itu analisis visual graph menujukkan delapan dari duabelas kasus konfigurasi spasial rumah tradisional Joglo yang diteliti menujukkan dominasi ruang-ruang yang cenderung memiliki tingkat integrasi yang rendah dengan persebaran visibilitas yang tinggi pada ruang-ruang yang terbuka sedangkan empat kasus lainnya memiliki ruang-ruang yang mempunyai tingkat integrasi yang tinggi dan persebaran visibilitas yang merata. Sehingga ruang-ruang di sebagian besar kasus rumah tradisional Joglo di Kotagede cenderung memiliki tingkat integrasi yang rendah dan lebih bersifat privat secara visual.

A house for the Javanese community is a protected place because there is clear authority within it and it symbolizes dignity, honour, and the perfection of being human. The interconnected spaces have clear physical boundaries, but sometimes in a dynamic life, those boundaries become blurred, and integration and segregation within a space can change at any moment. The configuration between spaces not only provides an overview of spatial relationships hierarchically but can also generate specific patterns of social relationships occurring in the surrounding environment. Space Syntax refers to a theory and method for understanding and analyzing the relationships between spaces and the processes of their formation in relation to the surrounding environment. In this study, conducted in three villages in Kotegede, a mixed-method approach was used with the Space Syntax method, employing justified graph and visual graph analysis. This study found that the sample of traditional houses examined experienced changes in activity patterns and a decrease in the number of house occupants, leading to a tendency for spatial transformation, the addition and/or reduction of spaces, and changes in room functions in accordance with the needs of the occupants. Based on the justified graph analysis, eleven out of twelve cases experienced partial reductions and/or additions of space, yet the overall spatial configuration remained intact or did not appear to change significantly. The ?RA values between spaces in all cases of traditional joglo houses, such as the emper, ndalem, senthong tengen, senthong tengah, senthong kiwa, and kitchen, indicate that these spaces are irreplaceable and have been preserved to this day. The pattern of ?RA value distribution across all samples of traditional Joglo houses shows that the spaces in the samples of traditional Joglo houses tend to be more integrated and spatially public. In addition, the visual graph analysis shows that eight out of twelve cases of the spatial configuration of the traditional Joglo houses studied exhibit a dominance of spaces that tend to have a low level of integration with a high distribution of visibility in open spaces, while the other four cases have spaces with a high level of integration and an even distribution of visibility. Thus, the spaces in most cases of traditional Joglo houses in Kotagede tend to have low levels of integration and are more visually private.

Kata Kunci : Integrasi, Segregasi, Konfigurasi Spasial, Rumah Tradisional Joglo, Space Syntax

  1. S2-2025-499675-abstract.pdf  
  2. S2-2025-499675-bibliography.pdf  
  3. S2-2025-499675-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2025-499675-title.pdf