Hubungan tranfusi plasma dengan perjalanan klinis demam berdarah dengue di Instalasi Kesehatan Anak RS Dr Sardjito Yogyakarta tahun 2001-2003
ANDRIANI, Anastasia, Prof.dr. Tonny Sadjimin, MPH.,MSc.,Ph.D.,Sp.A(K)
2004 | Tesis | PPDS I Ilmu Kesehatan AnakLatar belakang. Sindroma syok dengue memberikan kontribusi terhadap tingginya mortalitas pada penderita infeksi dengue. Penanganan secara dini dan penggantian kebocoran plasma secara efektif dengan cairan pengganti plasma atau dengan cairan dan elektrolit sangat membantu pada sebagian besar kasus. Manfaat plasma darah sebagai bagian dari kelompok koloid untuk memperbaiki perjalanan klinis penting untuk diketahui. Tujuan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pemberian transfusi plasma terhadap durasi syok. Metode. Data retrospektif penderita berusia <15 tahun yang menjalani rawat inap oleh karena demam berdarah dengue antara bulan Januari 2002 – Agustus 2003 diambil dengan daftar isian berstuktur. Rancang bangun penelitian adalah kasuskontrol. Hasil. Diperoleh 46 (40,7%) orang penderita DBD derajat III dan IV dari antara 113 penderita DBD. Penderita yang datang dalam keadaan syok adalah 30 (26,5%), 29 orang yang datang dengan diagnosis DBD derajat I dan II mendapat cairan kristaloid berupa Ringer’s Lactate dan transfusi plasma dan 47 orang mendapat RL, dekstran 40 atau hestastarch, tetapi tidak mendapat transfusi plasma. Status 6 orang penderita tidak lengkap. Durasi syok kelompok yang mendapat plasma (2,9 jam) tidak berbeda bermakna dengan kelompok yang tidak mendapat plasma (t=1,406 df=42 p=0,167). Kesimpulan. Transfusi plasma harus diberikan dengan hatu-hati dengan pertimbangan bahwa durasi syok antara kelompok yang mendapat plasma dan yang tidak mendapat plasma tidak berbeda bermakna.
Background. Dengue shock syndrome has contributed to the high mortality rate in patients with dengue virus infection. Early recognition dan prompt treatment of shock could be helpfull in most of cases. It is important to know wether plasma transfusion administration could contribute a better clinical course of disease. Objective. This study evaluate the corelation between plasma transfusion administration and the duration of shock in DSS. Method. This study is a case-control study wich obtained retrospective data from medical record of DHF patients admitted to the Child Heath Care Instalation during January 2002 to August 2003. Results. There were 46 (40,7%) patients who diagnosed as DHF grade III & IV amongs 113 DHF patients obtained. Thirty patients (26,5%) came in our hospital diagnosed as shock at the time of admission, 29 patients who diagnosed as DHF grade I & II at the time of admission received Ringer’s Lactate and plasma transfusion whereas 47 patients received either RL or RL and dextrans/ hestastarch administration. There were 7 incomplete medical record. The duration of shock of the patients who received plasma administration is not significantly different compared to those who did not receive plasma (t= 1,40 p= 0,17). Conclusion. Plasma transfusion administration should be given carefully because the duration of shock is not significantlly different betwen the patients who recevied plasma and those who did not.
Kata Kunci : Demam Berdarah Dengue,Transfusi Plasma Darah, DHF, plasma transfusion, duration of shock