Laporkan Masalah

Prinsip Kesantunan Berbahasa dalam Novel Saq al-Bambu Karya Sa‘ud al-San‘usi: Analisis Pragmatik

Neneng Siti Aminah, Dr. Arief Ma`nawi, S.S., M.Hum.

2025 | Skripsi | SASTRA ARAB

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan kesantunan berbahasa, pelanggaran kesantunan berbahasa, dan skala kesantunan berbahasa dalam novel Saq al-Bambu karya Sa‘ud al-San‘usi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pragmatik dan teori prinsip kesantunan berbahasa Leech. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui tiga tahapan penelitian, yaitu tahap penyediaan data dengan teknik simak catat, tahap analisis data dengan metode padan pragmatis, dan tahap penyajian data dengan metode informal. 

Berdasarkan analisis ditemukan adanya enam maksim kesantunan berbahasa, enam maksim pelanggaran kesantunan berbahasa, dan lima bentuk skala kesantunan. Enam maksim kesantunan berbahasa yang ditemukan adalah maksim kebijaksanaan (14,6%), maksim kedermawanan (8,8%), maksim penghargaan (8,8%), maksim kerendahan hati (5,3%), maksim kecocokan (15,2%), dan maksim kesimpatian (8,8%). Kemudian, enam maksim pelanggaran kesantunan berbahasa adalah pelanggaran maksim kebijaksanaan (5,2%), pelanggaran maksim kedermawanan (1,7%), pelanggaran maksim penghargaan (13,4%), pelanggaran maksim kerendahan hati (1,7%), pelanggaran maksim kecocokan (14%), dan pelanggaran maksim kesimpatian (2,3%). Ada pun lima bentuk skala kesantunan adalah skala keuntungan dan kerugian (44,8%), skala pilihan (2,9%), skala ketidaklangsungan (42,9%), skala keotoritasan (5,7%), dan skala jarak sosial (3,8%).

Tokoh yang paling banyak mematuhi kesantunan berbahasa, adalah tokoh yang tumbuh dari keluarga miskin di Filipina yang mencintai pendidikan dan gemar membaca buku. Sedangkan tokoh yang paling banyak melanggar kesantunan berbahasa terlahir dari hubungan antara pembantu dan majikan membuatnya sering menghadapi penolakan dan kebencian.

This study aims to describe the application of politeness in language, violations of politeness in language, and the scales of politeness in language in the novel Saq al-Bambu by Sa‘ud al-San‘usi. The theories used in this research are pragmatics theory and Leech’s politeness principle theory. This study employs a qualitative descriptive method through three research stages: the data collection stage using the observation and note-taking technique, the data analysis stage using the pragmatic matching method, and the data presentation stage using the informal method. 

Based on the analysis, six maxims of politeness, six maxims of politeness violations, and five forms of politeness scales were identified. The six politeness maxims found were the tact maxim (14.6%), the generosity maxim (8.8%), the approbation maxim (8.8%), the modesty maxim (5.3%), the agreement maxim (15.2%), and the sympathy maxim (8.8%). Meanwhile, the six maxims of politeness violations were violations of the tact maxim (5.2%), the generosity maxim (1.7%), the approbation maxim (13.4%), the modesty maxim (1.7%), the agreement maxim (14%), and the sympathy maxim (2.3%). The five forms of politeness scales were the cost-benefit scale (44.8%), the optionality scale (2.9%), the indirectness scale (42.9%), the authority scale (5.7%), and the social distance scale (3.8%). 

The character who most consistently adhered to politeness in language was one who grew up in a poor family in the Philippines, had a love for education, and enjoyed reading books. In contrast, the character who most frequently violated politeness norms was born from a relationship between a maid and her employer, which led to frequent experiences of rejection and resentment.

Kata Kunci : Pragmatik, Prinsip kesantunan berbahasa, Saq al-Bambu

  1. S1-2025-476671-abstract.pdf  
  2. S1-2025-476671-bibliography.pdf  
  3. S1-2025-476671-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2025-476671-title.pdf